PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS VII DAN VIII PROGRAM LEADER CLASS (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 CILACAP).
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
oleh
Ika Rahmawati Dewi
12201244035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
(2)
ii
Skripsi yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Menulis di Kelas VII dan VIII Program Leader Class (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Cilacap) ini telah disetujui pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, Desember 2016 Pembimbing,
Dr. MamanSuryaman, M.Pd.
(3)
(4)
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
nama : Ika Rahmawati Dewi
NIM : 12201244035
program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 16 Desember 2016
Penulis,
Ika Rahmawati Dewi NIM 12201244035
(5)
v
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
(QS. Al-Fatihah:1)
Hidup ini seperti seni, jalani saja dengan ikhlas, maka kita akan bahagia.
(6)
vi
PERSEMBAHAN
Tulisan ini saya persembahkan dengan tanpa alasan untuk kedua orang tua saya, Bapak Slamet Hariyadi dan Ibu Jemirah, serta kepada dua adik saya, Nuke Tyas Dwi Riyanti dan Rahayu Tri Larasati. Terima kasih atas semua doa dan cinta.
(7)
vii
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah swt, berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada penulis.
Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing yaitu Bapak Dr. Maman Suryaman, M.Pd. yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan di sela-sela kesibukannya. Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Kastam, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Cilacap, dan Ibu Sukarni S.Pd. serta Ibu Retno Srimurtini, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII Leader Class yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
Rasa sayang dan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibunda tercinta Jemirah, Ayahanda tercinta Slamet Hariyadi, dan kedua adik tersayang Nuke Tyas Dwi Riyanti dan Rahayu Tri Larasati atas segala kasih sayang, dukungan, doa, dan motivasi yang tidak henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen-dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. Kepada teman-teman Teater Cermin, Kelas C PBSI UNY 2012. Khususnya Esti, Eria, Eriana, Ndot, Tria, Iis, Ame, Furika, Dani, Epong, dan Romi yang telah menemani dan memberikan semangat lebih kepada penulis selama proses perkuliahan. Kepada teman-teman, kakak, dan adik di kos Seruni
(8)
viii
Kak Yoha yang selalu memberikan bantuan dan support selama proses perkuliahan. Semua keluarga dan teman-teman yang telah mengajarkan, membimbing dan mengingatkan penulis untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas dukungan dan doa selama ini.
Yogyakarta, 16 Desember 2016
Penulis,
(9)
ix
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
G. Batasan Istilah ... 10
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Deskripsi Teori ... 11
1. Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah ... 11
a. Kegiatan Belajar Keterampilan Menulis ... 12
(10)
x
a. Hakikat Tujuan Pembelajaran ... 16
b. Taksonomi Tujuan Pembelajaran ... 18
3. Materi Pembelajaran Menulis ... 19
a. Materi Menulis Berdasarkan Tahap Perkembangan Siswa ... 20
b. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran ... 22
4. Metode Pembelajaran Menulis ... 24
5. Media Pembelajaran ... 27
a. Manfaat Media Pembelajaran ... 28
b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 28
6. Evaluasi Pembelajaran Menulis ... 29
a. Teknik Penilaian ... 30
B. Penelitian yang Relevan ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Desain Penelitian ... 35
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ... 38
D. Instrumen Penelitian ... 40
E. Teknik Kredibilitas Penelitian ... 43
F. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47
A. Hasil Penelitian... 47
B. Pembahasan ... 65
1. Tujuan Pembelajaran Menulis Kelas VII dan VIII Leader Class ... 66
a. Tujuan Pembelajaran Menulis Kelas VII Leader Class ... 66
b. Tujuan Pembelajaran Menulis Kelas VIII Leader Class ... 71
2. Materi Pembelajaran Menulis Kelas VII dan VIII Leader Class .... 75
a. Materi Pembelajaran Menulis Kelas VII Leader Class ... 75
b. Materi Pembelajaran Menulis Kelas VIII Leader Class ... 81
3. Metode Pembelajaran Menulis Kelas VII dan VIII Leader Class... 86
(11)
xi
b. Media Pembelajaran Menulis Kelas VIII Leader Class... 100
5. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kelas VII dan VIII Leader Class. 102 a. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kelas VII Leader Class ... 102
b. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kelas VIII Leader Class ... 107
BAB V PENUTUP ... 109
A. Simpulan ... 111
B. Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 116
(12)
xii
Tabel 1: Pedoman Observasi Kegiatan Pembelajaran... .. 41
Tabel 2: Kisi-Kisi dan Indikator Wawancara Guru Leader Class ... 42
Tabel 3: Kisi-Kisi dan Indikator Wawancara Siswa Leader Class ... 43
Tabel 4: Tujuan Pembelajaran Kelas VII Leader Class ... 50
Tabel 5: Tujuan Pembelajaran Kelas VIII Leader Class ... 52
Tabel 6: Materi Pembelajaran Kelas VII Leader Class ... 54
Tabel 7: Materi Pembelajaran Kelas VIII Leader Class ... 55
Tabel 8: Metode Pembelajaran Kelas VII Leader Class ... 57
Tabel 9: Metode Pembelajaran Kelas VIII Leader Class ... 59
Tabel 10: Media Pembelajaran Kelas VII Leader Class ... 60
Tabel 11: Media Pembelajaran Kelas VIII Leader Class ... 62
Tabel 12: Evaluasi Pembelajaran Kelas VII Leader Class ... 63
Tabel 13: Evaluasi Pembelajaran Kelas VIII Leader Class ... 65
Tabel 14: Observasi Kegiatan Pembelajaran 1 Kelas VII Leader Class ... 87
Tabel 15: Observasi Kegiatan Pembelajaran 2 Kelas VII Leader Class ... 87
Tabel 16: Observasi Kegiatan Pembelajaran 3 Kelas VII Leader Class ... 88
Tabel 17: Observasi Kegiatan Pembelajaran 4 Kelas VII Leader Class ... 88
Tabel 18: Observasi Kegiatan Pembelajaran 1 Kelas VIII Leader Class ... 92
Tabel 19: Observasi Kegiatan Pembelajaran 2 Kelas VIII Leader Class ... 93
Tabel 20: Observasi Kegiatan Pembelajaran 3 Kelas VIII Leader Class ... 93
Tabel 21: Observasi Kegiatan Pembelajaran 4 Kelas VIII Leader Class. ... 93
Tabel 22: Rubrik Penilaian Pengetahuan Kelas VII Leader Class... 104
Tabel 23: Rubrik Penilaian Keterampilan Kelas VII Leader Class ... 104
Tabel 24: Hasil Evaluasi Siswa Kelas VII Leader Class ... 105
(13)
xiii
(14)
xiv
Lampiran I: Tabel Induk Hasil Penelitian... ... 119
Lampiran II: Pedoman dan Hasil Observasi... ... 122
Lampiran III: Pedoman dan Hasil Catatan Lapangan... ... 146
Lampiran IV: Indikator, Pedoman, dan Hasil Wawancara Guru... ... 158
Lampiran V: Indikator, Pedoman, dan Hasil Wawancara Siswa... ... 181
Lampiran VI: Silabus dan RPP... ... 197
Lampiran VII: Daftar Nilai Siswa... ... 236
Lampiran VIII: Contoh Hasil Teks Siswa... ... 239
Lampiran IX: Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran... 248
(15)
xv
12201244035 Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII Program Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap. Deskripsi pelaksanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII Leader Class.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitan adalah guru dan siswa kelas VII dan VIII Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap. Objek penelitian fokus pada pelaksanaan pembelajaran menulis. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis melalui beberapa tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII Leader Class berjalan dengan baik. Tujuan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VII dan VIII Leader Class sesuai dengan RPP dan silabus. Tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP diaplikasikan secara nyata dalam kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII Leader Class diperoleh dari buku ajar. Materi yang diberikan dalam pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII Leader Class sudah mencakup tiga aspek jenis materi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Metode pembelajaran yang sering diterapkan dalam pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII Leader Class
yaitu metode diskusi, pemodelan, dan ceramah. Media yang digunakan dalam pembelajaran di kelas VII Leader Class yaitu media cetak, visual, dan audio-visual. Media yang digunakan di kelas VIII Leader Class, yaitu media cetak. Evaluasi pembelajaran di kelas VII dan VIII Leader Class menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik nontes yang dilakukan yaitu berupa pengamatan terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Teknik tes yang dilakukan yaitu ulangan harian. Beberapa siswa yang belum mencapai KKM diberikan remidial dan siswa yang sudah mencapai KKM diberikan pengayaan oleh guru.
(16)
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan pembelajaran
terintegrasi. Bahasa Indonesia dibagi menjadi empat komponen keterampilan,
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, 2008: 1). Keempat
keterampilan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Salah satu
keterampilan yang dijadikan acuan dalam pembelajaran bahasa adalah menulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan lanjutan yang dipelajari setelah
keterampilan berbahasa lainnya.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang digunakan untuk
berkomunikasi. Keproduktifitasan seseorang dalam menulis dapat dilihat dari
hasil tulisan mereka. Menulis memerlukan latihan yang panjang dan konsekuen
untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik.
Kegiatan menulis mulai dibudayakan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Peserta didik dilatih untuk produktif menulis sejak usia dini. Akan tetapi, tujuan
tersebut menghadapi banyak kendala, salah satunya yaitu pandangan siswa
terhadap kegiatan menulis. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syamsi
(2012) kegiatan menulis di SMP masih membosankan bagi siswa. Guru hanya
memberikan tugas menulis untuk memenuhi kompetensi dasar yang disusun
dalam kurikulum. Kegiatan menulis hanya ditekankan pada hasil menulis saja,
(17)
Banyak siswa seringkali merasa kesulitan dalam kegiatan menulis. Jauhari
(2013: 14) berpendapat bahwa keterampilan berbahasa yang dianggap paling
sukar dan membosankan ialah menulis. Hal ini terjadi karena kegitan menulis
masih dianggap sebagai keterampilan yang jarang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran sebagai hasil dari
ketiga keterampilan lainnya. Proses menulis merupakan proses panjang dari hasil
gagasan-gagasan yang disusun secara logis, dituangkan dengan jelas dan ditata
secara menarik dalam bentuk sebuah tulisan. Materi menulis untuk siswa SMP
adalah menulis berbagai macam hal yang ada dalam lingkungan sekitar mereka.
Adanya kegiatan tersebut, diharapkan siswa mampu berlatih menulis sejak dini
sekaligus mampu mengenal lingkungan sekitar mereka dengan lebih baik. Selain
itu, pembelajaran keterampilan menulis diajarkan sejak dini kepada siswa dengan
tujuan memberikan pengalaman menulis yang terstruktur dan terprogram.
Pendidikan yang terstruktur dan terprogram, diharapkan mampu meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Cilacap menjawab tantangan pemerintah pusat
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dengan mengadakan program
Leader Class. Program Leader Class adalah sebuah program pendidikan yang
dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Cilacap. Program Leader Class
merupakan sebuah program yang ditujukan untuk siswa berprestasi di Kabupaten
Cilacap. Kabupaten Cilacap memiliki 24 kecamatan. Beberapa kecamatan
lokasinya cukup jauh dari pusat kota. Fasilitas pendidikan yang terdapat di
(18)
yang berasal dari daerah-daerah tersebut. Pemerintah Kabupaten Cilacap dengan
serius memfasilitasi pendidikan anak-anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa
tersebut melalui program Leader Class.
Program Leader Class merupakan program Bupati Cilacap yang
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten
Cilacap. Program tersebut merupakan implementasi dari program Bangga
Mbangun Desa yang dicanangkan oleh Bupati Cilacap. Hal tersebut telah diatur
dalam Peraturan Bupati Cilacap Nomor 76 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pelaksaan Gerakan Bangga Mbangun Desa. Program Gerakan Bangga Mbangun
Desa mempunyai empat pilar pokok sebagai target pembangunan, salah satunya
yaitu pilar pendidikan. Implementasi program Bangga Mbangun Desa dalam pilar
pendidikan yaitu program Leader Class.
Tujuan program Leader Class adalah pemerataan pendidikan agar semua
siswa di Kabupaten Cilacap memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan bakat dan potensinya dalam bidang akademik maupun
nonakademik. Kebijakan pemerintah Kabupaten Cilacap tersebut sejalan dengan
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 Ayat 1
yaitu pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Perekrutan siswa pada program Leader Class dilakukan secara sistematis
melibatkan 24 kecamatan di seluruh Kabupaten Cilacap. Siswa Program Leader
(19)
kecamatan tempat tinggalnya. Anak-anak tersebut kemudian diseleksi menjadi 30
anak saja. Anak-anak yang lulus seleksi program Leader Class mendapatkan
living cost sebesar satu juta rupiah per anak per bulan dari pemerintah daerah
Kabupaten Cilacap. Living cost yang diberikan pemerintah digunakan untuk biaya
kos dan biaya makan mereka selama bersekolah di kota dan jauh dari orang tua.
Pembiayaan program Leader Class sepenuhnya dialokasikan dari APBD
Kabupaten Cilacap.
Pembelajaran yang dilakukan di kelas Leader Class merupakan
pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Tidak ada perbedaan materi pembelajaran
kelas Leader Class dengan kelas reguler. Perbedaan yang nampak terdapat pada
segi pendidikan karakter yang diberikan. Selain wajib belajar di kelas, anak-anak
Leader Class juga wajib mengikuti beberapa ekstrakurikuler yang berkaitan
dengan kepemimpinan. Tidak hanya ekstrakurikuler, anak-anak juga wajib
mengikuti berbagai diklat kepemimpinan yang diadakan oleh pemerintah
Kabupaten Cilacap. Satu hal yang paling unik adalah adanya pendidikan semapta
yang harus dijalani anak-anak Leader Class setelah lulus seleksi. Pendidikan
semapta ini dipimpin langsung oleh kepala Kodim Kabupaten Cilacap.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar siswa program Leader Class
tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga menjadi pribadi yang
disiplin dan berpegang teguh pada Pancasila dan NKRI.
Sekolah jenjang SMP yang dijadikan sebagai tempat dilaksanakannya
Program Leader Class adalah SMP Negeri 1 Cilacap. Alasan dipilihnya SMP
(20)
di Kabupaten Cilacap. SMP Negeri 1 Cilacap selalu mengasilkan output siswa
yang berkualitas. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase kelulusan SMP
Negeri 1 Cilacap yang selalu sempurna, yaitu 100%. SMP Negeri 1 Cilacap
sebagai sekolah favorit diberikan wewenang untuk melaksanakan program Leader
Class pada jenjang SMP. Program Leader Class yang dilaksanakan di sekolah
favorit menarik untuk diteliti. Penelitian difokuskan pada pelaksanaan
pembelajaran keterampilan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan di program Leader Class.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi. Beberapa masalah tersebut, yaitu
sebagai berikut.
1. Pembelajaran keterampilan menulis sering dianggap sulit oleh siswa.
2. Siswa sering merasa kesulitan saat menuangkan ide dalam bentuk bahasa
tulis.
3. Banyak siswa daerah berprestasi tidak terfasilitasi dengan baik oleh sekolah
di daerahnya.
4. Pemerintah Kabupaten Cilacap memfasilitasi bakat dan potensi siswa
dengan serius.
5. Program Leader Class merupakan program pemerintah Kabupaten Cilacap
yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa berprestasi
(21)
6. Pembelajaran di kelas Leader Class ditekankan pada pendidikan
kepemimpinan.
7. SMP Negeri 1 Cilacap merupakan satu-satunya sekolah menengah pertama
yang ditugaskan sebagai sekolah pelaksana program Leader Class jenjang
SMP.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, terdapat beberapa
masalah yang muncul. Penelitian lebih terarah, perlu adanya batasan masalah.
Pembatasan masalah bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan lebih fokus
sehingga hasil yang diperoleh lebih mendalam. Dengan demikian, penelitian ini
hanya akan membahas beberapa masalah yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap.
2. Materi pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap.
3. Metode pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap.
4. Media pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap.
5. Evaluasi pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa
(22)
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan, rumusan masalah
yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tujuan pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1
Cilacap?
2. Bagaimana materi pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1
Cilacap?
3. Bagaimana metode yang diterapkan dalam pembelajaran keterampilan
menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program
Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap?
4. Bagaimana media yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan
menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program
Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap?
5. Bagaimana evaluasi pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1
(23)
E. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Tujuan penelitian
yang dilakukan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan tujuan pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1
Cilacap.
2. Mendeskripsikan materi pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1
Cilacap.
3. Mendeskripsikan metode yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan
menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program
Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap.
4. Mendeskripsikan media yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan
menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program
Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap.
5. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran keterampilan menulis mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII dan VIII program Leader Class SMP
(24)
F. Manfaat penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teortis dan manfaat secara praktis.
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pandangan
mengenai pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas Leader Class. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian
yang memperkaya khasanah dalam dunia pendidikan di Indonesia.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi
guru, bagi sekolah, dan bagi masyarakat.
1. Bagi Guru
Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat dijadikan sebagai
gambaran bagi guru dalam pelaksaan pembelajaran keterampilan menulis di
program Leader Class. Gambaran yang diperoleh dapat dikembangkan menjadi
inovasi dalam meningkatkan pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Bagi Sekolah
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dijadikan pertimbangan guna
upaya peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran
(25)
3. Bagi Masyarakat
Penelitian yang dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai
pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas
Leader Class. Gambaran tersebut dapat digunakan sebagai wawasan tambahan
mengenai program Leader Class yang terdapat di Kabupaten Cilacap.
G. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap istilah-istilah yang terdapat
dalam penelitian ini, perlu adanya batasan istilah. Berikut batasan istilah yang
terdapat dalam penelitian ini.
1. Pembelajaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh siswa yang
didampingi guru dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang
sebuah subjek atau keterampilan.
2. Menulis adalah sebuah pikiran atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk
lambang atau tulisan dalam kegiatan berkomunikasi.
3. Program Leader Class merupakan program pendidikan yang dicanangkan
oleh pemerintah Kabupaten Cilacap guna meningkatkan kualitas pendidikan
(26)
11
KAJIAN TEORI
Bab ini memuat tentang deskripsi teori dan penelitian yang relevan.
Deskripsi teori akan menguraikan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Penelitian ini mempunyai kedekatan kajian dengan penelitian sebelumnya. Oleh
sebab itu, bab ini juga memuat penelitian yang relevan sebagai gambaran adanya
keterkaitan kajian antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
A. Deskripsi Teori
Teori yang diuraikan yaitu teori pembelajaran menulis di sekolah, teori
tujuan pembelajaran, teori materi pembelajaran, teori metode pembelajaran, teori
media pembelajaran dan teori evaluasi pembelajaran. Sub bab pembelajaran
keterampilan menulis di sekolah memuat teori tentang kegiatan belajar
keterampilan menulis di kelas.
1. Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah
Pembelajaran keterampilan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh guru. Menurut Brown (2008: 8) pembelajaran adalah penguasaan atau
pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan
belajar, pengalaman, dan instruksi. Pembelajaran diartikan sebagai sebuah proses.
Para pembelajar terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran bahasa dan
bukan cuma sekedar mengulang dan meniru apa yang mereka dengar (Ghazali,
(27)
mempunyai tujuan memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap sebuah
subjek atau keterampilan. Siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan menggali
pengetahuan dan pengalaman menulis. Pembelajaran keterampilan menulis untuk
siswa menitikberatkan pada pemberian pengalaman dan pengetahuan dasar
mengenai kegiatan menulis di sekolah.
a. Kegiatan Belajar Keterampilan Menulis
Kegiatan belajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori (Sudjana,
2000: 120), yaitu (1) tipe kegiatan belajar keterampilan; (2) tipe kegiatan belajar
pengetahuan; (3) tipe kegiatan belajar sikap; dan (4) tipe kegiatan belajar
pemecahan masalah. Keempat tipe kegiatan belajar tersebut terintegrasi menjadi
satu kesatuan sistem pembelajaran di sekolah. Tipe kegiatan belajar keterampilan
menitikberatkan pada pembelajaran kemampuan atau skills.
Tipe kegiatan belajar keterampilan berfokus pada pengalaman belajar di
dalam dan melalui gerak yang dilakukan peserta didik (Sudjana, 2000: 120). Tipe
belajar keterampilan fokus dalam upaya melatih siswa menanggapi stimulus
dengan respon berupa gerak. Stimulus yang diberikan oleh guru akan direspon
oleh siswa. Respon tersebut kemudian menjadi acuan untuk stimulus selanjutnya.
Pelatihan pemberian stimulus tersebut dilakukan berulang dengan tujuan
memantapkan gerak yang diberikan siswa. Gerak yang diberikan siswa akan
membentuk pola perilaku siswa saat mendapatkan stimulus yang sama. Gerak
yang dimiliki siswa berkaitan erat dengan pola pertumbuhan biologisnya. Siswa
mulai melakukan gerak sejak lahir, kemudian diteruskan melalui pertumbuhan
(28)
Kegiatan belajar keterampilan menulis memerlukan stimulus-respon yang
kontinu dalam prosesnya. Guru memberikan stimulus melalui ucapan tentang
langkah-langkah menulis, kemudian siswa akan merespon dengan gerak. Gerak
yang dilakukan siswa saat menulis adalah hasil koordinasi antara otak sebagai
pembuat ide dengan otot-otot tangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan
berulang-ulang agar siswa mampu mempertajam koordinasi otak dan otot tangan.
Kegiatan belajar keterampilan yang tepat hanya akan terjadi apabila terdapat
pemahaman peserta didik terhadap tugas dan tujuan yang ingin dicapai melalui
kegiatan belajar keterampilan, serta dalam kondisi tertentu semua peserta didik
merupakan fasilitator bagi peserta didik lainnya dalam kegiatan belajar
keterampilan (Sudjana, 2000: 123). Guru memberikan pengetahuan kepada siswa
tentang tujuan kegiatan menulis yang akan dilakukan agar siswa dapat fokus
mencapai tujuan tersebut. Dalam proses menulis, tidak tertutup kemungkinan
bahwa siswa akan saling bertukar pendapat mengenai hambatan-hambatan yang
mereka temui. Kegiatan bertukar pendapat mampu memperkuat koordinasi otak
dan otot tangan saat menulis. Oleh sebab itu, kegiatan bertukar pendapat penting
dalam proses menulis.
b. Pembelajaran Menulis di Kelas
Kegiatan menulis biasanya dianggap sebagai keterampilan sekunder setelah
keterampilan berbahasa lainnya. Anggapan tersebut menimbulkan pemikiran
bahwa kegiatan menulis tidak terlalu penting untuk dipelajari. Sampai sekarang,
kegiatan menulis lebih banyak digunakan sebagai cara untuk mempraktikkan
(29)
personal bagi siswa (Ghazali, 2010: 295). Menulis tidak dapat diperoleh begitu
saja tanpa latihan. Kegiatan menulis memerlukan pemahaman tentang cara
menggabungkan komponen-komponen linguistik agar dapat menghasilkan teks.
Komponen-komponen linguistik yang dimaksud yaitu pemahaman tentang
kosakata, tatabahasa, ortografi, dan struktur genre.
Berdasarkan permasalahan tersebut, guru dituntut untuk berperan aktif
dalam pembelajaran keterampilan menulis di kelas. Perlu adanya treatment
khusus dalam menangani siswa agar mau melakukan praktik menulis. Menurut
Ghazali (2010: 295) praktik menulis sangat penting artinya, namun perlu
diperhatikan bahwa siswa harus diberi tugas yang bermakna dengan
mempertimbangkan masalah tujuan, isi, aspek-aspek linguistik dan jenis
pembacanya. Guru harus membimbing siswa dalam kegiatan menulis agar siswa
mampu berpikir secara terstruktur dan terencana. Kegiatan tersebut penting
dilakukan untuk memperkecil kesulitan siswa dalam membangun konsep
tulisannya.
Hedge dalam Ghazali (2010: 295-296) mengungkapkan ada tujuh asumsi
yang perlu digunakan dalam membuat kerangka pengajaran menulis, yaitu.
1. Tugas menulis dalam kelas harus diarahkan untuk mencapai tujuan menulis.
Tujuan menulis yang dimaksud ialah kegiatan menulis untuk membuat
siswa mampu menulis teks secara utuh yang dapat membentuk komunikasi
(30)
2. Siswa diminta untuk mempraktikkan berbagai bentuk dan fungsi menulis.
Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan dapat mengembangkan berbagai
jenis keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan tulisan yang baik.
3. Tugas-tugas menulis dalam kelas harus dirancang sedemikian rupa agar
siswa mampu melakukan kegiatan menulis dengan baik. Guru harus
mengarahkan siswa untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, dan revisi dalam kegiatan menulis.
4. Guru perlu menyebutkan jenis pembaca yang akan dituju oleh siswa dalam
kegiatan menulis. Hal tersebut dilakukan agar tulisan yang diproduksi siswa
dapat memenuhi tujuan komunikatif tertentu sehingga mereka mampu
menulis secara efektif.
5. Perlu adanya perubahan dalam penilaian kegiatan menulis. Koreksi
kesalahan yang dilakukan oleh guru dapat diubah dengan melibatkan siswa
di dalam prosesnya sehingga koreksi dapat menjadi bagian integral dari
proses menulis.
6. Siswa harus diberi waktu yang cukup dalam proses menulis. Guru berperan
sebagai perancang kegiatan yang dapat menunjang kegiatan tersebut.
7. Kegiatan menulis kolaboratif perlu dilakukan agar siswa mempunyai
kesempatan berdiskusi yang dapat membantu efektivitas menulis.
Permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran menulis memang sangat
mendasar. Siswa menganggap kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sulit
dan membosankan. Pemikiran siswa terhadap kegiatan menulis perlu dirubah agar
(31)
mind set siswa tersebut. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam merubah
pandangan siswa, yaitu dengan cara memberikan tugas-tugas menulis yang kreatif
dan tidak membosankan. Perencanaan pengajaran menulis harus dilakukan
dengan matang agar siswa tidak merasa bosan. Selain meberikan tugas menulis,
guru juga harus memperhatikan materi menulis agar tetap mengandung
aspek-aspek linguistik yang ada. Aspek linguistik yang dimaksud adalah pemahaman
tentang kosakata, tatabahasa, struktur genre teks, dan lain sebagainya.
2. Tujuan Pembelajaran Menulis
Tujuan pembelajaran merupakan aspek penting yang harus dicapai dalam
kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran memuat tujuan umum dan tujuan
khusus.
a. Hakikat Tujuan Pembelajaran
Yaumi (2013: 86) mengungkapkan bahwa tujuan interaksional umum
adalah pernyataan umum yang jelas tentang hasil belajar peserta didik yang
berkaitan dengan masalah dan penilaian kebutuhan yang diidentifikasi, dan dapat
dicapai melalui pembelajaran bukan dengan cara yang lebih efisien seperti
meningkatkan motivasi karyawan. Sedangkan tujuan khusus diungkapkan sebagai
tujuan yang merujuk pada deskripsi perinci tentang kinerja yang mencakup
pernyataan tentang hasil pengetahuan, keterampilan, dan sikap berdasarkan
standar tertentu yang hendak dicapai (Yaumi, 2013: 150). Tujuan-tujuan menulis
yang dimaksud adalah tujuan penugasan, tujuan estetis, tujuan penerangan, tujuan
(32)
Tujuan umum merupakan tujuan yang sangat luas dan menggunakan kata
kerja yang sulit untuk diukur hasilnya. Biasanya tujuan umum ditandai dengan
kata-kata “memahami”, “waspada” (terhadap suatu peristiwa), dan sebagainya (Harjanto, 2011: 144). Kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat yang sulit
untuk diukur hasil capaiannya. Tujuan umum mencakup pengetahuan yang luas.
Menurut Gafur (2012: 43), tujuan pembelajaran umum merupakan pernyataan
umum mengenai hasil belajar yang diharapkan dicapai siswa setelah mengikuti
pembelajaran. Pernyataan umum yang dimaksud ditunjukkan dengan kata kerja
yang bersifat umum seperti “memahami dan menyadari”. Kalimat yang digunakan dalam tujuan pembelajaran umum merupakan deskripsi umum mengenai maksud
suatu program pembelajaran (Ely via Gafur, 2012: 44).
Tujuan pembelajaran umum dapat dirinci lagi menjadi tujuan pembelajaran
khusus. Perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dengan tujuan pembelajaran
khusus terdapat pada spesifik atau tidaknya kata kerja yang terdapat di dalamnya
(Ely via Gafur, 2012: 49). Pada tujuan pembelajaran umum kalimat yang muncul
yaitu menjelaskan tentang kemampuan, keterampilan, atau pengetahuan umum
yang bersifat luas. Pada tujuan pembelajaran khusus kalimat yang muncul, yaitu
menjelaskan tentang perilaku yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar.
Perilaku yang dimaksud harus dideskripsikan dengan kata kerja yang spesifik.
Pada tujuan pembelajaran khusus kata kerja yang digunakan merupakan kata kerja
yang dapat diukur. Tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan yang
berorientasi pada siswa, bukan pada guru. Deskripsi dalam tujuan pembelajaran
(33)
yang dikerjakan oleh guru. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat
dimiliki oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar (Gafur, 2012: 50).
Pendapat Gafur dan Yaumi tersebut senada dengan pendapat Hamalik
(2008: 109) yang menyatakan bahwa tujuan pengajaran adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pengajaran. Tujuan pengajaran memuat deskripsi tingkah laku yang harus dicapai
siswa setelah kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menitikberatkan pada
perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan
merupakan dasar yang digunakan guru untuk mengukur hasil pengajaran, isi
materi, metode pengajaran, dan media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mempunyai beberapa domain. Domain yang dimaksud
yaitu ranah atau cakupan dari isi tujuan pembelajaran. Menurut Bloom via Gafur
(2012: 51), Harjanto (2011: 150), dan Hamalik (2008: 114), tujuan pembelajaran
meliputi tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Masing-masing
domain memiliki taksonomi yang lebih rinci.
1) Aspek Kognitif
Aspek kognitif merupakan aspek yang dikandung dalam tujuan
pembelajaran. Aspek kognitif tercermin dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya
menambah pengetahuan, contohnya yaitu apabila kita mempelajari informasi,
(34)
merinci dimensi proses kognitif menjadi enam yaitu menghafal, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Menghafal atau
mengingat muncul dalam kegiatan mengenal dan menghafal. Memahami muncul
dalam kegiatan menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasi, meringkas,
inferensi, membandingkan, dan menjelaskan. Mengaplikasikan muncul dalam
kegiatan menerapkan rumus dan mengimplementasikan. Menganalisis muncul
dalam kegiatan membedakan, mengorganisasikan, dan mengkarakterisasi.
Mengevaluasi muncul dalam kegiatan mengecek dan mengkritik. Menciptakan
muncul dalam kegiatan menghasilkan, merencanakan, dan memproduksi.
2) Aspek Afektif
Aspek afektif merupakan aspek yang berkaitan dengan sikap atau nilai.
Aspek afektif dirinci menjadi pemberian respon, menerima, mengorganisasikan,
menilai, dan internalisasi (Gafur, 2012: 52).
3) Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor merupakan aspek yang berkaitan dengan gerak dan
keterampilan. Aspek psikomotor meliputi gerakan awal, semi rutin, dan gerakan
rutin (Gafur, 2012: 52).
3. Materi Pembelajaran Menulis
Materi dalam pembelajaran keterampilan menulis di sekolah merupakan
implementasi dari kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum. Materi
pembelajaran keterampilan menulis ada pada buku teks yang penyusunannya
(35)
a. Materi Menulis Berdasarkan Tahap Perkembangan Siswa
Keterampilan menulis merupakan sebuah proses, maka dari itu keterampilan
menulis diajarkan secara bertahap. Materi yang diberikan dalam pembelajaran
menulis selalu disesuaikan dengan tahapan level kemampuan siswa. Emig via
Ghazali (2010: 303) berpendapat bahwa keterampilan menulis dipelajari dalam
beberapa tahap yang dapat diprediksi, hal itu sama seperti seorang anak belajar
berbicara dan menulis. Tahap awal yaitu tahap menulis ekspresif, yaitu kegiatan
menulis yang sangat mengandalkan bahasa lisan, kemudian berkembang menjadi
penulisan secara transaksional yang lebih memperhatikan siapa pembacanya.
Tahap selanjutnya adalah tahap menulis secara puitik. Tahap ini penulis fokus
pada bahasa itu sendiri dimana penulis menyampaikan pesan melalui teks yang ia
gunakan (Emig via Ghazali, 2010: 303).
Materi pembelajaran menulis disesuaikan dengan urutan perkembangan
menulis siswa. Untuk siswa yang masih berada pada tahap awal, materi menulis
yang dapat diberikan adalah materi yang mirip dengan bahasa lisan. Contohnya
adalah materi menulis buku harian, menulis dialog, dan lain sebagainya. Hal ini
bertujuan agar siswa fokus pada bentuk makna, bukan pada bentuk bahasa
sehingga siswa mampu menguasai bahasa tulis dengan profisiensi lisan mereka.
Pada siswa yang berada di tahap menengah, materi pembelajaran menulis, yaitu
mengajarkan teks-teks yang lebih jelas tujuannya seperti deskripsi, penjelasan,
persuasi, dan lain sebagainya. Materi seperti ini juga bertujuan agar siswa mampu
memahami struktur wacana. Siswa diberi latihan membuat rencana, draf, dan
(36)
dengan gaya mereka sendiri. Menulis ini memerlukan keahlian yang tinggi karena
siswa menulis untuk tujuan, pembaca, dan konteks tertentu sesuai dengan
pemikiran mereka. Menulis tahap akhir ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa
(Dvorak via Ghazali, 2010: 310-311).
Tahap-tahap keterampilan menulis tersebut diterapkan sepenuhnya dalam
pembelajaran keterampilan menulis di sekolah. Materi menulis pada tahap
perkembangan awal diberikan kepada siswa sekolah dasar. Siswa sekolah dasar
hanya diberikan pelatihan awal tentang kegiatan menulis dengan tujuan
menciptakan rasa senang dalam kegiatan menulis. Kemudian siswa pada tahap
perkembangan menulis menengah atau madya adalah siswa sekolah menengah,
baik menengah pertama maupun menengah atas. Pada siswa menengah pertama,
materi menulis sudah merupakan materi tentang berbagai macam genre teks.
Tahap yang dilakukan pada siswa sekolah menengah pertama, yaitu
memperkenalkan berbagai jenis genre teks. Pelatihan yang diberikan pada siswa
menengah pertama berupa kegiatan menulis dengan materi yang terdapat di dalam
buku pegangan siswa. Selain materi yang terdapat dalam buku pegangan siswa,
mereka juga diminta untuk mencari materi teks dari berbagai sumber lain.
Sumber-sumber tersebut dapat berupa teks yang diperoleh dari internet ataupun
dalam media cetak yaitu pamflet atau koran. Sedangkan pada sekolah menengah
atas, pembelajaran menulis sudah lebih kompleks. Siswa dituntut lebih berperan
(37)
b. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang akan dicapai dalam
kegiatan pembelajaran. Materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran harus
memuat substansi yang terkandung dalam KI-KD dan indikator yang sudah
ditetapkan. Terdapat berbagai macam materi pembelajaran yang dapat diajarkan
kepada siswa. Pembedaan materi tersebut bertujuan untuk memudahkan guru
dalam mengajarkan materi. Hamalik (2009: 139) mengungkapkan bahwa untuk
mengajarkan jenis materi tertentu memerlukan strategi instruksional tertentu pula.
Materi yang berbeda memerlukan metode yang berbeda. Maka dari itu perlu
dilakukan pemetaan terhadap materi pembelajaran agar guru mampu menentukan
metode yang akan digunakan.
Pembedaan materi pembelajaran dijadikan acuan oleh guru untuk
menentukan bahan yang akan disajikan dalam perencanaan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Sebagai kerangka acuan, bahan pengajaran umumnya
diklasifikasikan dalam tiga bidang, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan afektif
(Hamalik, 2008: 139). Adapun pengetahuan sendiri masih dapat dibedakan mejadi
empat ketegori, yaitu fakta, prosedur, konsep, dan prinsip. Pengklasifikasian
materi ini penting dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
sempurna. Berikut konsep kedudukan materi pembelajaran dalam sistem
(38)
Tujuan Pembelajaran Prosedur Pengajaran Evaluasi
Gambar 1: Kedudukan Materi Pengajaran dalam Sistem Instruksional Sumber: Hamalik (2008: 140)
Senada dengan Hamalik, Suryaman (2012: 220) berpendapat bahwa materi
pembelajaran dapat dibedakan berdasarkan cakupannya, yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Apabila dilihat berdasarkan isi dapat dibedakan berupa
fakta, konsep, prinsip, atau prosedur. Secara tidak sadar pengindentifikasian
materi tersebut sebenarnya sudah dilakukan saat menurunkan KD ke dalam
indikator. Namun, perlu dilakukan pengelompokkan jenis materi yang jelas agar
guru mampu menentukan metode dengan tepat.
Berdasarkan pendapat Hamalik dan Suryaman dapat disimpulkan bahwa
materi pembelajaran perlu dibedakan berdasarkan jenisnya. Hal tersebut bertujuan
agar guru mampu mengidentifikasi isi materi. Hasil identifikasi materi tersebut
kemudian dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan strategi pengajaran.
Materi pembelajaran berdasarkan jenis isinya dibedakan menjadi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Sedangkan pengetahuan sendiri masih mempunyai
beberapa kategori isi yaitu berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
1. Kognitif 2. Psikomotor 3. Afektif Materi Pengajaran A. Pengetahuan (skema pengetahuan) B. Keterampilan (skema keterampilan) C. Sikap dan nilai
(skema afektif) SBM Strategi Belajar Mengajar Tes prestasi Tes tindakan Skala sikap Balikan dan Perbaikan
(39)
4. Metode Pembelajaran Menulis
Metode tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya pendekatan terlebih dahulu.
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling
berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran (Suyono dan Hariyanto, 2011:
18). Asumsi-asumsi dikumpulkan dan disatukan untuk menetapkan metode.
Pendekatan dilakukan agar pendidik mampu memahami karakteristik peserta
didik, sehingga pendidik mampu menentukan jenis metode yang tepat untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Setelah dilaksanakannya pendekatan
pembelajaran kemudian dipilihlah metode.
Suyono dan Hariyanto (2011: 19) mengungkapkan bahwa metode
pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah
kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilakukan.
Senada dengan Suyono dan Hariyanto, Sanjaya (2006: 127) mengungkapkan
bahwa metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Pemilihan metode merupakan proses penting penentu keberhasilan pembelajaran.
Dengan perencanaan dan langkah-langkah yang baik diharapkan peserta didik
mampu memahami materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan.
Terdapat banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Metode-metode tersebut merupakan metode yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis.
(40)
pembelajaran menulis. Menurut Suryaman (2012: 85) terdapat empat metode yang
dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling populer dalam dunia
pendidikan. Banyak guru yang senang menggunakan metode ceramah. Metode
ceramah merupakan sebuah metode pembelajaran yang diterapkan dengan cara
menjelaskan secara langsung materi pembelajaran. Materi pembelajaran disajikan
dengan cara guru menjelaskan secara langsung kepada siswa. Dengan metode ini,
kelas lebih mudah untuk dikondisikan sehingga siswa lebih konsentrasi menerima
materi yang dijelaskan. Namun, metode ceramah hanya bersifat satu arah
sehingga menimbulkan kepasifan siswa. Hal tersebut adalah salah satu sisi negatif
metode ceramah yang sedang disoroti.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan sebuah langkah untuk menyampaikan materi
dengan cara mengajak siswa untuk berdiskusi menyelesaikan masalah.
Masalah-masalah yang didiskusikan merupakan Masalah-masalah aktual yang mempunyai hubungan
dengan materi pembelajaran. Masalah-masalah tersebut sudah dianalisis terlebih
dahulu oleh guru. Guru menenuntukan apakah masalah tersebut cocok untuk
didiskusikan oleh siswa.
Metode diskusi diterapkan tidak untuk mengadu argumentasi, namun hanya
untuk bertukar pengalaman dan pikiran. Dari kegiatan bertukar pikiran tersebut
diharapkan dapat mencapai sebuah kesepakatan. Menurut Killen (dalam
(41)
masalah, 2) menjawab pertanyaan yang bersifat problematis, 3) memperluas
wawasan dan pengetahuan siswa akan pengetahuan, dan 4) membuat keputusan.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan sebuah cara penyampaian materi dengan
meragakan atau mempertunjukan materi tersebut. Metode ini sering digunakan
oleh guru untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran. Metode
demontarasi sering digunakan dalam pembelajaran membaca dan berbicara,
namun tidak menutup kemungkinan metode demontsrasi ini diterapkan dalam
pembelajaran menulis. Diperlukan sedikit inovasi agar metode ini cocok
digunakan dalam pembelajaran menulis. Inovasi-inovasi terebut sifatnya tidak
dapat ditentukan. Inovasi disesuaikan dengan kondisi siswa. Maka dari itu perlu
kreatifitas guru saat menggunakan metode ini untuk pembelajaran menulis di
kelas.
d. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan salah satu metode yang cara penyampaian
materinya menggunakan situasi tiruan. Situasi tiruan yang dimaksud adalah situasi
yang dihadirkan menirukan situasi sebenarnya yang biasanya terjadi. Metode
simulasi banyak digunakan dalam pembelajaran membaca, menyimak, dan
berbicara. Namun, tidak menutup kemungkinan metode simulasi digunakan untuk
pembelajaran menulis. Seperti halnya metode demonstrasi, hanya perlu sedikit
inovasi agar metode ini cocok digunakan dalam pembelajaran menulis. Metode
simulasi dapat menggali kreatifitas guru dan siswa sehingga dapat menciptakan
(42)
5. Media Pembelajaran Menulis
Media memiliki berbagai pengertian yang telah banyak diungkapkan. Media
merupakan pengantar atau perantara yang penggunaannya berdasarkan suatu
tujuan. Manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap adalah
pengertian media menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011: 3).
Pengertian media juga dikemukakan oleh AECT (Association of Education
and Communication Technology). Media diartikan sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Pesan atau
informasi disalurkan melalui sebuah media yang digunakan sebagai perantara,
AECT dalam Arysad (2011: 3).
Pengertian media yang lain telah diungkapkan oleh banyak ahli, namun
semua pengertian memiliki inti yang sama bahwa media merupakan alat, sarana,
atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi.Sedangkan media pendidikan yaitu media yang digunakan sebagai alat
dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010: 5). Media diartikan sebagai
alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran
digunakan dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan pembelajaran agar
pembelajaran lebih variatif. Adanya pembelajaran yang variatif inilah diharapkan
(43)
a. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (via Arsyad,
2011: 24-25) dalam proses belajar siswa ada empat, yaitu.
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktif mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2011: 29) jenis media pembelajaran dapat dikelompokkan
ke dalam empat kelompok, yaitu.
1. Media Hasil Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menyampaikan materi seperti tulisan,
buku, gambar, dan materi visual statis lainnya. Media hasil teknologi cetak
biasanya digunakan sebagai acuan saat guru memberikan materi pembeljaran
kepada siswa.
2. Teknologi Audio-Visual
Teknologi audio-visual adalah cara menyampaikan materi dengan
mesin-mesin elektronik seperti audio dan visual. Beberapa contoh media audio-visual ini
(44)
3. Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi berbasis komputer adalah cara menyampikan materi dengan
menggunakan alat mikro-prosesor. Teknologi jenis ini menghasilkan materi yang
ditampilkan dengan tampilan digital.
4. Teknologi Gabungan
Teknologi gabungan adalah cara menyampikan materi dengan
mengendalikan beberapa bentuk media memggunakan komputer.
6. Evaluasi Pembelajaran Menulis
Secara harafiah, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian
dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan (Sudijono, 2012: 1). Sudijono (2012: 2) sendiri mengartikan evalusi
pendidikan sebagai kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga
dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Evaluasi merupakan kegiatan yang wajib dilakukan setelah dilaksanakannya
kegiatan pembelajaran. Evaluasi dilakukan agar pendidik mampu mengetahui
ketercapaian peserta didik dalam proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Selain digunakan sebagai tolok ukur hasil pembelajaran, ketercapaian peserta
didik tersebut digunakan sebagai acuan pendidik untuk menentukan kembali
strategi, pendekatan, dan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya.
(45)
a. Teknik Penilaian
Teknik penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi kegiatan
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia sama dengan mata pelajaran
lainnya. Terdapat dua jenis penilaian, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknik
tes yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik. Sedangkan teknik nontes yaitu
pengamatan, penugasan, portofolio, jurnal penilaian diri, dan penilaaian antar
teman (Suryaman, 2012: 158). Teknik tes tes dan teknik nontes digunakan dalam
mengevaluasi pembelajaran menulis di sekolah. Kedua bentuk teknik penilaian
tersebut dinilai efektif digunakan dalam evaluasi pembelajaran.
Selain teknik tes dan nontes, ada pula teknik penilaian autentik. Penilaian
autentik bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan siswa di dalam konteks dunia
nyata (Suryaman, 2012: 159). Penilaian autentik difokuskan pada penilaian
keterampilan dalam tugas-tugas yang autentik. Hal tersebut bertujuan agar guru
mampu mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap pembelajaran
menulis. Penilaian autentik dapat dijadikan pedoman untuk pengambilan
keputusan karena dapat mengukur kompetensi siswa pada waktu tertentu.
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan yang akan
menjadi rujukan bagi penelitian ini. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Evi Handayani (2013) dengan judul Pelaksanaan Pembelajaran
Keterampilan Menulis Kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta. Penelitian tersebut
(46)
menulis di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari
komponen pembelajaran utama yaitu materi pembelajaran menulis, metode
pembelajaran menulis, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran keterampilan
menulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis
sudah sesuai dengan kompetensi dasar menulis yang terdapat dalam kurikulum
KTSP 2006. Metode yang digunakan oleh guru dalam pembeljaran keterampilan
menulis adalah metode ceramah, inkuiri, maping, dan penugasan. Teknik evaluasi
yang digunakan oleh guru adalah teknik evaluasi penugasan individu dan praktik.
Evaluasi dilakukan saat siswa melakukan kegiatan proses menulis.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
terdapat pada subjek dan jenis penelitian. Subjek pada penelitian tersebut adalah
guru kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta, sedangkan subjek pada penelitian yang
dilakukan adalah guru kelas 7 dan 8 program Leader Class SMP Negeri 1
Cilacap. Jenis penelitian pada penelitian tersebut adalah kualitatif deskriptif,
sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan desain penelitian
studi kasus.
Penelitian yang selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Harda
Yunindasari (2013) yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan
Menulis di Kelas VIII SMP Negeri 8 Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis di kelas VIII
(47)
beberapa komponen utama pembelajaran yaitu materi, metode, dan evaluasi
pembelajaran keterampilan menulis di kelas VIII SMP Negeri 8 Yogyakarta.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa materi
pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 8 Yogyakarta sesuai dengan silabus
semester genap dan RPP yang terdiri dari tiga KD yaitu menulis rangkuman isi
buku ilmu pengetahuan populer, menulis teks berita secara singkat, padat, dan
jelas, dan menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan
kalimat yang bervariasi. Sumber materi yang digunakan yaitu buku teks karya
Dawud, dkk., buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia karya Nurhadi, dkk., buku
sekolah elektronik, dan sumber belajar yang lain. Metode pembelajaran oleh guru
adalah ,etode ceramah, inkuiri, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Pelaksanaan
pembelajaran menulis di kelas sesuai dengan RPP yang disusun oleh guru.
Evaluasi pembelajaran dilaksanakan di akhir pembelajaran. bentuk instrumen
yang digunakan berupa soal uraian sesuai dengan RPP. Hasil evaluasi yang
diperoleh menunjukkan bahwa semua siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Yogyakarta
sudah mencapai KKM.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian tersebut
terdapat pada objek penelitian. Objek yang diteliti yaitu pelaksanaan pembelajaran
menulis. Perbedaan terdapat pada subyek dan jenis penelitian. Subjek yang diteliti
dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa kelas VII dan VIII Leader Class SMP
Negeri 1 Cilacap. Jenis penelitian ini juga bukan merupakan penelitian deskriptif,
(48)
Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Syamsi
(2012) yang berjudul Model Perangkat Pembelajaran Menulis Berdasarkan
Pendekatan Proses Genre Bagi Siswa SMP. Penelitian tersebut merupakan
penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan model perangkat
pembelajaran berdasarkan pendekatan proses genre untuk siswa SMP/MTs.
Prosedur penelitian tersebut mengikuti model R2D2 yang terdiri atas tiga tahap.
Tahap-tahap tersebut yaitu pendefinisian, perencanaan dan pengembangan, dan
penyebarluasan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model perangkat
pembelajaran yang dikembangkan sangat layak untuk diterapkan kegiatan
pembelajaran. Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan terbukti dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa SMP Negeri 1 Kalasan sebagai subyek
penelitian. Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu silabus,
RPP, buku ajar, instrumen evaluasi, dan panduan pembelajaran menulis
berdasarkan pendekatan proses genre bagi siswa SMP/MTs. Kelima model
perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan pandangan
konstruktivistik.
Penelitian yang selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Syahraini
dkk (2014) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui
Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 4 Tambang Kabupaten Tampar. Penelitian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas yang
(49)
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita. Sebelum dilakukan tindakan terdapat 12 siswa
yang belum mencapai KKM. Setelah dilakukan tindakan siklus I, terdapat 10
siswa yang belum mencapai KKM. Hasil evaluasi tersebut mendasari
dilaksanakannya siklus II. Setelah dilakukan tindakan siklus II, semua siswa kelas
VIII H SMP Negeri 4 Tambang sudah mampu mencapai KKM. Hasil evaluasi
tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran
(50)
35
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian studi kasus. Studi kasus
merupakan penelitian yang menggunakan data untuk tujuan melihat realitas sosial
sebuah kelompok. Kelompok tersebut dapat berupa sebuah keluarga, kelompok
sosial, institusi sosial, atau komunitas (Best, 1981: 108). Kelompok yang diteliti
pada penelitian ini adalah kelompok belajar kelas Leader Class. Data yang
diperoleh merupakan data konkret yang diperoleh dari pengamatan panjang
terhadap sebuah objek. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis.
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian yang dilakukan adalah guru dan siswa kelas VII dan
VIII Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap. Guru dan siswa kelas 9 Leader Class
tidak digunakan sebagai subjek penelitian karena akan menghadapi Ujian
Nasional. Siswa kelas VII yang digunakan sebagai subjek penelitian, yaitu 8
orang siswa laki-laki dan 22 orang siswi perempuan. Siswa kelas VIII yang
digunakan sebagai subjek penelitian, yaitu 12 orang siswa laki-laki dan 18 orang
siswi perempuan. Guru yang dijadikan subjek penelitian yaitu Ibu Retno
(51)
VIII Leader Class dan Ibu Sukarni, S.Pd. sebagai pengampu mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII Leader Class.
Ibu Sukarni, S.Pd. merupakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
cukup senior di SMP Negeri 1 Cilacap. Beliau sudah mengajar selama kurang
lebih 34 tahun. Beliau merupakan lulusan D1 UNS dengan jurusan pendidikan
Bahasa Indonesia dan melanjutkan pendidikan sampai S1 di UT. Selain
mengampu pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas, Ibu Sukarni,
S.Pd. juga mengampu ekstrakurikuler jurnalistik di sekolah SMP Negeri 1
Cilacap. Beliau aktif menulis berita, jurnal, maupun portofolio yang kemudian
dimuat di majalah sekolah. Beliau juga sering mengikuti workshop jurnalistik
tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Pengalaman yang dimiliki Ibu Sukarni,
S.Pd. tersebut mampu membawa tim jurnalistik SMP Negeri 1 Cilacap mengikuti
final lomba jurnalistik tingkat nasional pada tahun 2014.
Ibu Retno Srimurtini, S.Pd. merupakan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang sudah mengajar selama kurang lebih 32 tahun. Beliau diangkat
menjadi CPNS pada tahun 1984. Pada awal karirnya, beliau ditugaskan di SMP
Negeri 1 Kawunganten, kemudian pada tahun 1989 dipindahkan ke SMP Negeri 1
Cilacap. Beliau tidak mengampu ekstrakurikurer yang ada di SMP Negeri 1
Cilacap. Beliau belum pernah mengikuti workshop yang berkaitan dengan
menulis. Beliau hanya mengikuti workshop yang berkaitan dengan pembelajaran
(52)
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII dan VIII Leader Class SMP Negeri
1 Cilacap. Penelitian dilakukan di dalam dan di luar kelas. Penelitian yang
dilakukan di dalam kelas meliputi pengamatan dan observasi tentang kegiatan
pembelajaran keterampilan menulis. Penelitian yang dilakukan di luar kelas
meliputi wawancara dengan guru dan beberapa perwakilan siswa dari
masing-masing kelas. Penelitian yang dilakukan di luar kelas juga meliputi pengambilan
gambar lingkungan sekolah sebagai data pendukung penelitian. Penelitian
dilakukan pada tanggal 17 Mei 2016 sampai tanggal 31 Agustus 2016.
Fasilitas yang ada di ruang kelas Leader Class berbeda dengan ruang kelas
di kelas reguler. Kelas Leader Class dilengkapi dengan pendingin ruangan dan
proyektor di setiap ruangnya. Meja dan kursi yang digunakan di kelas VII dan
VIII Leader Class pun berbeda. Meja kursi di kelas VII merupakan satu kesatuan
yang terbuat dari kombinasi kayu dan besi sehingga mudah untuk dipindahkan.
Meja kursi di kelas VIII terbuat dari plastik dan dilengkapi karet pada bagian
kaki-kakinya sehingga mudah dipindahkan. Kelas VII Leader Class juga memiliki
loker yang terbuat dari kayu. Loker tersebut berjumlah 32 buah. Loker digunakan
siswa untuk menyimpan buku dan barang keperluan kelas lainnya.
Fasilitas-fasilitas tersebut tidak ditemukan di kelas reguler.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data utama dan data
tambahan. Sumber data utama didapat dari kata-kata, tindakan, dan dokumen
(53)
Sumber data utama diperoleh melalui wawancara dengan guru tentang
pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas meliputi tujuan, materi, metode,
media, dan evaluasi. Adapun wawancara yang dilakukan dengan siswa, yaitu
wawancara yang meliputi kesan mereka terhadap program Leader Class dan
tanggapan tentang komponen pembelajaran berupa tujuan, materi, metode, media,
dan evaluasi. Sumber data utama juga diperoleh dari tindakan guru dan siswa
selama proses pembelajaran yang dicatat dalam catatan lapangan dan hasil
observasi kegiatan pembelajaran. Sumber data dokumen diperoleh dari arsip guru
seperti silabus, RPP, daftar nilai siswa, dan hasil kerja siswa. Foto kegiatan juga
ditambahkan menjadi sumber data tambahan untuk mendukung penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan
data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Berikut penjabaran teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian.
Observasi dalam penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan pengamatan
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa di kelas. Pengamatan jenis ini
dinamanakan sebagai pengamatan yang pengamatnya tidak berperanserta. Pada
pengamatan tanpa peran serta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu
(54)
kegiatan pembelajaran seperti biasa. Pengamat hanya mengamati dan mencatat
kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Wawancara yang dilakukan dalam pengambilan data adalah wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara
yang pertanyaannya sudah disiapkan terlebih dahulu. Wawancara tidak terstruktur
merupakan wawancara yang pertanyaannya tidak disiapkan sehingga dilakukan
seperti percakapan sehari-hari. Wawancara dilakukan dengan guru kelas VII dan
kelas VIII Leader Class serta beberapa siswa sebagai perwakilan siswa dari
masing-masing kelas.
Analisis dokumen dalam penelitian adalah kegiatan menganalisis dokumen
yang sudah dikumpulkan selama proses pengambilan data. Dokumen biasanya
dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2010: 217).
Dokumen-dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu dokumen resmi dan
dokumen pribadi. Dokumen resmi berupa RPP dan silabus pembelajaran,
sedangkan dokumen pribadi berupa berkas soal ulangan harian, daftar nilai siswa
dan berkas tugas siswa. Dokumen resmi berupa RPP dan silabus serta dokumen
pribadi berupa berkas soal ulangan harian, daftar nilai siswa dan berkas tugas
siswa kemudian dikelompokkan dan dianalisis untuk mendapatkan data yang
(55)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian yang dilaksanakan adalah penulis sendiri.
Penulis menjadi perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis, penafsir
data, dan sekaligus menjadi pelapor hasil penelitian. Penulis sebagai peneliti
utama memiliki peran sebagai narasumber. Penulis bertugas mencari dan
menafsirkan data. Data yang ditafsirkan adalah data yang diperoleh dari proses
penelitian yang dilakukan. Selain sebagai instrumen utama, penulis menggunakan
pula catatan hasil observasi, transkrip wawancara, dokumen dari guru berupa
RPP, sliabus, daftar nilai siswa, dan hasil kerja siswa sebagai instrumen
tambahan. Instrumen tambahan juga digunakan sebagai acuan dalam menganalis
dan merumuskan hasil penelitian yang dilakukan.
Catatan hasil observasi berisi catatan observasi kegiatan pembelajaran guru
dan siswa di dalam kelas. Pedoman observasi disusun terlebih dahulu sebelum
observasi dilakukan. Pedoman observasi disusun dalam bentuk tabel yang berisi
aspek-aspek yang diamati. Aspek yang diamati dikelompokkan menjadi dua, yaitu
guru dan siswa. Aspek guru dibagi menjadi dua, yaitu perangkat berupa silabus
dan RPP dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang harus
diamati, yaitu pembuka, tujuan, materi, metode, media, evaluasi, pengelolaan
kelas, teknik bertanya, dan penutup pembelajaran. Berikut adalah cuplikan tabel
(56)
Tabel 1: Pedoman Observasi Kegiatan Pembelajaran
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Perangkat Pembelajaran a. Silabus
b. RPP
2. Pelaksanaan Pembelajaran a. Pembukaan
b. Tujuan Pembelajaran c. Materi pembelajaran d. Penyajian Materi
Pembelajaran e. Metode Pembelajaran f. Pelaksanaan Metode
Pembelajaran g. Kendala Metode
Pembelajaran h. Media Pembelajaran i. Evaluasi Pembelajaran j. Pengelolaan Kelas k. Teknik Bertanya l. Penutup Pembelajaran 3. Observasi Kegiatan Siswa
a. Ketenangan
b. Respon siswa terhadap materi
c. Respon siswa terhadap media
d. ... e. ...
Selain observasi, wawancara juga digunakan dalam pengambilan data.
Wawancara dilakukan dengan guru dan beberapa siswa kelas VII dan VIII Leader
Class. Wawancara yang dilakukan dengan guru meliputi tujuan, materi, metode,
media, dan evaluasi pembelajaran menulis di kelas. Wawancara yang dilakukan
dengan siswa meliputi minat siswa, proses pelaksanaan pembelajaran, kesan siswa
terhadap tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran menulis di
kelas. Berikut kisi-kisi wawancara guru dan siswa. Instrumen selengkapnya dapat
(57)
Tabel 2: Kisi dan Indikator Wawancara Guru
No. Aspek Indikator No.
Butir
Jumlah Butir 1. Tujuan
Pembelajaran Menulis
a. Tujuan pembelajaran menulis b. Relevansi antara tujuan pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari siswa c. Hasil capaian tujuan pembelajaran
menulis di kelas
1 2
3, 4, 5
5
2. Materi dan Bahan Ajar Pembelajaran Menulis
a. Materi pembelajaran menulis b. Relevansi antara materi pembelajaran
menulis dengan kehidupan sehari-hari siswa
c. Pemilihan bahan ajar pembelajaran menulis
d. Cara pemilihan bahan ajar pembelajaran menulis 6, 7 8, 9 10 11, 12 7
3. Metode Pembelajaran Menulis
a. Metode pembelajaran menulis di kelas b. Pemilihan metode pembelajaran menulis
di kelas
c. Pelaksanaan metode dalam pembelajaran menulis di kelas
d. Hambatan dalam pelaksanaan metode pembelajaran menulis di kelas e. Indikator keberhasilan metode
pembelajaran menulis 13 14 15 16 17, 18, 19 7
4. Media Pembelajaran Menulis
a. Media pembelajaran menulis di kelas b. Pemilihan media pembelajaran menulis di
kelas
c. Pelaksanaan media dalam pembelajaran menulis di kelas
d. Hambatan dalam pelaksanaan media pembelajaran menulis di kelas e. Indikator keberhasilan media
pembelajaran menulis 20 21 22 23 24 5
5. Evaluasi Pembelajaran Menulis
a. Evaluasi pembelajaran menulis di kelas b. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran
menulis di kelas
c. Mekanisme pemberian remidial dan pengayaan untuk siswa
d. Hasil pelaksanaan evaluasi yang selama ini diterapkan 25, 26 27, 28 29 30 6
(58)
Tabel 3: Kisi-kisi dan Indikator Wawancara Siswa
No. Aspek Indikator No. Butir Jumlah
Butir 1. Minat Siswa a. Kesan awal siswa terhadap
Leader Class
b. Kendala siswa dalam pembelajaran
1, 2, 3
4
4
2. Proses Pembelajaran Menulis
a. Kesan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis
b. Kendala siswa dalam pembelajaran menulis
5, 6
7
3
3. Tujuan Pembelajaran Menulis
a. Tujuan pembelajaran menulis b. Kesan siswa terhadap tujuan
pembelajaran menulis
8 9
2
4. Materi Pembelajaran Menulis
a. Materi pembelajaran menulis b. Kendala siswa dalam
memahami materi pembelajaran menulis
10, 11, 12 13
4
5. Metode Pembelajaran Menulis
a. Metode pembelajaran menulis b. Kesan siswa terhadap metode
pembelajaran menulis
14 15, 16
3
6. Media Pembelajaran Menulis
a. Media pembelajaran menulis b. Kesan siswa terhadap media
pembelajaran menulis
17 18
2
7. Evaluasi Pembelajaran Menulis
a. Teknik evaluasi pembelajaran menulis
b. Kesan siswa terhadap evaluasi pembelajaran menulis
19
20
2
Jumlah 20
E. Teknik Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas data perlu dilakukan untuk menetapkan keabsahan data yang
diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan. Kredibilitas data yang dilakukan
dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan agar peneliti mendapatkan data tentang
pola pembelajaran keterampilan menulis di sekolah. Ketekunan pengamatan
dilaksanakan secara bertahap dan kontinu. Pengamatan dilakukan dengan tertib
(59)
Pengamatan mulai dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei 2016.
Pengamatan yang dilakukan pada waktu tersebut yaitu wawancara yang dilakukan
dengan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII dan VIII
Leader Class. Pengamatan yang dilakukan juga bertujuan untuk melihat
kemungkinan penelitian dilakukan di sekolah tersebut. Pengamatan dilanjutkan
dengan wawancara secara mendalam dengan guru terkait pembelajaran menulis di
kelas.
Setelah melaksanakan pengamatan di luar kelas dengan wawancara,
pengamatan selanjutnya, yaitu pengamatan yang dilakukan di dalam kelas berupa
pengamatan kegiatan pembelajaran menulis. Pengamatan di luar kelas juga tetap
dilakukan diantaranya wawancara dengan siswa dan wawancara yang kembali
dilakukan dengan guru. Pengamatan yang dilakukan di dalam kelas memakan
waktu selama satu bulan, sedangkan pengamatan di luar kelas memerlukan waktu
lebih lama. Hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa perubahan konsep
pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti kembali melakukan pengamatan sampai
dengan akhir bulan Agustus 2016.
Perpanjangan keikutsertaan menjadi teknik yang dipilih untuk uji keabsahan
data penelitian. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan dengan memperpanjang
masa penelitian dengan tujuan agar data yang diperoleh selama pengamatan
merupakan data sesuai dengan kenyataan. Hal tersebut dilakukan agar data yang
diperoleh dapat menggambarkan proses kegiatan pembelajaran yang
sebenar-benarnya. Perpanjangan keikutsertaan juga dimanfaatkan untuk memperoleh data
(60)
2. Triangulasi
Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
menggunakan sumber lain. Trianggulasi dengan cara menggabungkan beberapa
data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang lain. Hal tersebut
bertujuan agar data yang dikumpulkan menjadi komprehensif dengan analisisnya
sehingga memiliki validitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan yang dilakukan dalam trianggulasi yaitu membandingkan data
hasil pengamatan berupa catatan hasil observasi dan catatan lapangan dengan
hasil wawancara yang dilakukan dengan guru. Setelah membandingkan hasil
catatan observasi dan catatan lapangan dengan hasil wawancara, kegiatan
selanjutnya yaitu membandingkan perkataan guru di dalam kegiatan pembelajaran
dengan data hasil wawancara dengan guru. Kegiatan yang terakhir yaitu
membandingkan hasil wawancara guru dengan isi dokumen tertulis yang
merupakan perangkat pembelajaran seperti RPP, silabus, daftar nilai siswa, dan
hasil kerja siswa.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik induktif sebagai teknik analisis data.
Teknik induktif diawali dengan cara mengelompokkan dan mengategorisasikan
data sesuai tujuan penelitian. Selanjutnya, data yang sudah dikelompokkan
kemudian diinterpretasi. Setelah data diinterpretasi, kemudian peneliti melaporkan
(61)
peristiwa. Proses analisis data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan pengambilan data berupa pengamatan.
Setelah pengamatan kemudian dilakukan wawancara dengan guru sebagai subyek
penelitian dan dilakukan analisis dokumen berupa RPP, silabus, daftar nilai, dan
hasil kerja siswa.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan, dan
transformasi data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses yang dilakukan setelah reduksi data. Data
yang sudah dikumpulkan dan dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk kalimat.
Kalimat yang disusun dan disajikan dapat membentuk pola hubungan sehingga
pembaca dapat memahami kondisi lapangan yang sebenarnya.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memahami
pola kegiatan pelaksanaan pembelajaran menulis. Analisis data kualitatif
dilakukan untuk mengetahui fakta di lapangan tentang tujuan, materi, metode,
media, dan evaluasi pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII Leader Class.
Hasil analisis data kualitatif kemudian disimpulkan berdasarkan rumusan masalah
(62)
47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan. Bagian hasil
penelitian merupakan uraian berbentuk kalimat deskriptif yang diperoleh selama
masa penelitian dan dikumpulkan dengan cara melakukan observasi kegiatan
pembelajaran di kelas, catatan lapangan, catatan hasil wawancara dan
dokumentasi kegiatan pembelajaran menulis di kelas VII dan VIII program
Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Pada
bagian pembahasan akan disajikan bahasan hasil penelitian yang sudah dilakukan
di kelas VII dan VIII program Leader Class SMP Negeri 1 Cilacap.
A. Hasil Penelitian
Bagian hasil penelitian ini akan mendeskripsikan hasil penelitian yang
sudah dilakukan sesuai dengan rumusan masalah pada bab 1, yaitu tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, khususnya pada
pembelajaran menulis. Penelitian dilakukan di kelas VII dan VIII program Leader
Class SMP Negeri 1 Cilacap pada tanggal 17 Mei 2016 sampai dengan 31
Agustus 2016.
Data yang disajikan pada bab ini diperoleh dari pengamatan terhadap
(63)
pembelajaran, catatan lapangan, catatan hasil wawancara, analisis dokumen,dan
dokumentasi kegiatan pembelajaran.
1. Tujuan Pembelajaran Menulis Kelas VII dan VIII Leader Class a. Tujuan Pembelajaran Menulis Kelas VII Leader Class
Tujuan pembelajaran menulis di kelas VII Leader Class disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam silabus dan RPP. Tujuan pembelajaran
menulis teks deskripsi,yaitu siswa mampu menentukan ciri teks deskripsi,
menunjukkan ciri umum teks deskripsi, memetakan isi teks deskripsi, menjawab
pertanyaan isi teks, merinci dan mengidentifikasi bagian-bagian struktur teks,
menentukan variasi pola pengembangan teks, menelaah bagian struktur,
memperbaiki kesalahan penggunaan ciri kebahasaan teks, menyusun kerangka
teks, menulis teks deskripsi, dan menyajikan secara lisan teks deskripsi.
Berdasarkan analisis cakupan isi tujuan pembelajaran, tujuan yang tercantum
dalam RPP sudah memenuhi tiga aspek tujuan yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Tujuan pembelajaran menulis teks deskripsi mempunyai indikator-indikator
yang harus dicapai. Indikator tersebut dibuat agar pembelajaran dapat berjalan
dengan baik. Indikator ketercapaian kegiatan pembelajaran dibuat oleh guru dan
dicantumkan di dalam RPP. Sebagian besar indikator dapat dicapai dengan baik,
namun terdapat dua indikator yang sulit untuk dicapai. Berdasarkan wawancara
dengan guru, indikator yang sulit dicapai, yaitumemetakan teks deskripsi dan
memproduksi teks deskripsi. Siswa kesulitan dalam kegiatan memetakan teks
(1)
A. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Kelas VII Leader Class
Guru Menyampaikan Materi Majas Menggunakan Metode Ceramah
Siswa Membuat Teks Deskripsi di Papan Tulis
Siswa Membuat Teks Deskripsi di Papan Tulis
Siswa Mengerjakan Soal Ulangan Harian Teks Deskripsi
(2)
B. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Kelas VIII Leader Class
Siswa Melakukan Kegiatan Diskusi
Siswa Melakukan Kegiatan Presentasi Siswa Melakukan Kegiatan Diskusi dengan
Menggunakan Media Slogan yang Diberikan oleh Guru
(3)
LAMPIRAN X
Surat PerizinanA. Surat Pengantar Penelitian dari Fakultas Bahasa dan Seni UNY B. Surat Pengantar Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
DIY
(4)
(5)
(6)