PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Keperawatan Medikal Bedah

242 hasilnya juga cepat ditunjukkan. Hasil positif ditunjukkan dengan dua warna merah yang lebih tipis bila dibandingkan dengan kontrol. Jika antibodi HSV-II tidak ada, maka hanya tampak satu warna merah. Jika hanya mengandung antibodi HSV-I maka hanya akan ada satu tanda merah. Jika tidak terdapat tanda merah maka tes tersebut tidak valid dan harus diulang.

H. PENATALAKSAAN HERPES.

Penatalaksanaan Herpes zoster 1. Pengobatan a. Pengobatan topical 1 Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2 atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah 2 Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit 3 Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik basitrasin polysporin untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 x sehari. b. Pengobatan sistemik 1 Drug of choice- nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis virus dan replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yang kecil terhadap postherpetic neuralgia. 2 Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine Ara – A, Vira – A dapat diberikan lewat infus intravena atau salep mata. 3 Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan dan menekan respon immune. 4 Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk menyembuhkan priritus. 2. Penderita dengan keluhan mata Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang menunjukan hubungan dengan cabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan 243 3. Neuralgia Pasca Herpes zoster a. Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat diberikan anti depresan trisiklik misalnya : amitriptilin 10 – 75 mghari b. Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian terpenting perawatan c. bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak teratasi. http:perawatpskiatri.blogspot.com200904herpes-zoster-atau- dampa.html . Pada prinsipnya, penanganan dari infeksi Herpes Simpleks Virus HSV ada 2 macam, yaitu: 1. Terapi Spesifik; a. Infeksi primer 1 Topikal : Penciclovir krim 1 tiap 2 jam selama 4 hari atau Acyclovir krim 5 tiap 3 jam selama 4 hari. Idealnya, krim ini digunakan 1 jam setelah munculnya gejala, meskipun juga pemberian yang terlambat juga dilaporkan masih efektif dalam mengurangi gejala serta membatasi perluasan daerah lesi. Rekomendasi FDA IHMF 2 Sistemik : Valacyclovir tablet 2 gr sekali minum dalam 1 hari yang diberikan begitu gejala muncul, diulang pada 12 jam kemudian, atau Acyclovir tablet 400 mg 5 kali sehari selama 5 hari, atau Famciclovir 1500 mg dosis tunggal yang diminum 1 jam setelah munculnya gejala prodromal. b. Infeksi Rekuren Terapi rekuren ditujukan untuk mengurangi angka kekambuhan dari herpes genitalis, dimana tingkat kekambuhan berbeda pada tiap individu, bervariasi dari 2 kalitahun hingga lebih dari 6 kalitahun. Terdapat 2 macam terapi dalam mengobati infeksi rekuren, yaitu terapi episodik dan terapi supresif. 1 Terapi Episodik: a Acycovir, 400 mg p.o 3 xhr, 5 hr, atau 800 mg 2 xhr, 5 hr, atau 800 mg p.o 3 xhr,3 hr b Valacyclovir, 500 mg p.o 2 xhr 3 hr, atau 1 gr p.o 1xhr, 5 hr c Famciclovir, 125 mg p.o 2 xhr,5 hr, atau 1 gr p.o 2 xhr,1 hr 2 Terapi Supresif: a Acyclovir 400 mg p.o 2 xhr selama 6 th, atau b Famciclovir 250 mg p.o 2 xhr selama 1 th, atau c Valacyclovir 500 mg p.o 1xhr selama 1 th, atau d Valacyclovir 1 gr p.o 1xhr selama 1 th 244 2. Terapi Non-Spesifik; Pengobatan non-spesifik ditujukan untuk memperingan gejala yang timbul berupa nyeri dan rasa gatal. Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi, sehingga pemberian analgetik, antipiretik dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Zat-zat pengering yang bersifat antiseptic juga dibutuhkan untuk lesi yang basah berupa jodium povidon secara topical untuk mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder dan mempercepat waktu penyembuhan. Selain itu pemberian antibiotic atau kotrimoksasol dapat pula diberikan untuk mencegah infeksi sekunder Tujuan dari terapi tersebut masing-masing adalah untuk mempercepat proses penyembuhan, meringankan gejala prodromal, dan menurunkan angka penularan 245 Asuhan Keperawatan Herpes

A. PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Identitas Pasien Di dalam identitas hal-hal yang perlu di kaji antara lain nama pasien, alamat pasien, umur pasien biasnya kejadian ini mencakup semua usia antara anak-anak sampai dewasa, tanggal masuk ruma sakit penting untuk di kaji untuk melihat perkembangan dari pengobatan, penanggung jawab pasien agar pengobatan dapat di lakukan dengan persetujuan dari pihak pasien dan petugas kesehatan. 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul dan gatal-gatal pada daerah yang terkena pada fase-fase awal baik pada herpes zoster maupun simpleks. b. Riwayat penyakit Sekarang Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit yang mengalami peradangan berat dan vesikulasi yang hebat, selain itu juga terdapat lesivesikel perkelompok dan penderita juga mengalami demam. c. Riwayat penyakit keluarga Tanyakan kepada penderita ada atau tidak anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini. d. Riwayat penyakit dahulu Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simplek atau memiliki riwayat penyakit seperti ini e. Riwayat psikososial. Kaji respon pasien terhadap penyakit byang diderita serta peran dalam keluarga dan masyarakat, respon dalam keluarga maupun masyarakat.

3. Pola Kehidupan

a. Aktivitas dan Istirahat Apakah pasien mengeluh merasa cemas, tidak bisa tidur karena nyeri, dan gatal. b. Pola Nutrisi dan Metabolik Bagaimana pola nutrisi pasien, apakah terjadi penurunan nafsu makan, anoreksia.