322 Infeksi bronkhopulmonal dapat dikendalikan untuk menghilangkan edema inflamasi
dan memungkinkanpenyembuhan aksi siliaris normal. Infeksi pernapasan minor yang tidak memberikan dampak pada individu yang memilikiparu-paru normal, dapat
berbahaya bagi klien dengan PPOM
- Kriteria hasil :
Frekuensi nafas 16-20 xmenit, frekuensi nadi 70-90xmenit
Kemampuan batuk efektif dapat optimal
Tidak ada tanda peningkatan suhu tubuh
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji kemampuan klien
dalam melakukan aktivitas
Menjadi data dasar dalam melakukan intervensi selanjutnya
1. Atur cara beraktivitas
klien sesuai kemampuan
Sasaran klien adalah memperbaiki kekuatandan daya tahan. Menjadi partisipan dalampengobatan,
klien harus belajar tentangfakta-faakta dasar mengenai agen-agenantikolinesterase-kerja,
waktu, penyesuaiandosis, gejala-gejala kelebihan dosis, danefek toksik. Dan yang penting
padapengguaan medikasi dengan tepat waktuadalah ketegasan.
1. Evaluasi Kemampuan
aktivitas motorik
Menilai singkat keberhasilan dari terapi yang boleh diberikan
5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia,gangguan pengucapan
kata, gangguan neuromuskular, kehilangankontrol tonus otot fasial atau oral - Tujuan
Klien dapat menunjukkan pengertian terhadap masalah komunikasi, mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menggunakan bahasa isyarat
- Kriteria hasil :
Terciptanya suatu komunikasi di mana kebutuhan klien dapat dipenuhi
Klien mampu merespons setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat.
323 Intervensi
Rasionalisasi
1. Kaji komunikasi verbal
klien.
Kelemahan otot-otot bicara klien krisis miastenia gravis dapat berakibat pada komunikasi
1. Lakukan metode
komunikasi yang idealsesuai dengan
kondisiklien
Teknik untuk meningkatkan komunikasimeliputi mendengarkan klien, mengulangiapa yang mereka
coba komunikasikan dengan jelas dan membuktikan yang diinformasikan, berbicara dengan klienterhadap
kedipan mata mereka dan ataugoyangkan jari-jari tangan atau kaki untukmenjawab yatidak. Setelah
periode krisis klien selalu mampu mengenal kebutuhan mereka.
1. Beri peringatan
bahwaklien di ruang inimengalami
gangguanberbicara, sediakan bel khusus
bila perlu
Untuk kenyamanan yang berhubungan dengan ketidakmampuan komunikasi
1. Antisipasi dan bantu
kebutuhan klien
Membantu menurunkan frustasi oleh karenaketergantungan atau
ketidakmampuanberkomunikasi 1.
Ucapkan langsung kepada klien dengan
berbicara pelan dan tenang,gunakan
pertanyaan de ga ja a a a
atau tidak da perhatikanrespon
klien
Mengurangi kebingungan atau kecemasanterhadap banyaknya informasi. Memajukanstimulasi
komunikasi ingatan dan kata-kata.
1. Kolaborasi: konsultasi
ke ahli terapi bicara
Mengkaji kemampuan verbal individual,sensorik, dan motorik, serta fungsi kognitif untuk mengidentifikasi
defisit dankebutuhan terapi
324
6. Gangguan citra diri berhubungan dengan ptosis, ketidakmampuan komunikasi verbal
- Tujuan Citra diri klien meningkat
- Kriteria hasil :
Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yangsedang terjadi
Mampu menyatakan penerimaan diriterhadap situasi
Mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam kosep diri dengan cara yang
akurat tanpa harga diri yang negatif.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji perubahan
darigangguan persepsi danhubungan dengan
derajat ketidakmampuan
Menentukan bantuan individual dalammenyusun rencana perawatan
ataupemilihan intervensi.
1. Identifikasi arti dari
Kehilangan atau disfungsi pada klien.
Beberapa klien dapat menerima danmengatur beberapa fungsi secara efektifdengan sedikit
penyesuaian diri, sedangkanyang lain mempunyai kesulitanmembandingkan
mengenal dan mengaturkekurangan. 1.
Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan
memperbaiki kebiasaan
Membantu meningkatkan perasaan hargadiri dan mengontrol lebih dari satu areakehidupan
1. Anjurkan orang yang
Terdekat untuk mengizinkan klien
melakukan hal untuk dirinya sebanyak-
banyaknya
Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu perkembanganharga diri serta
mempengaruhi prosesrehabilitasi
1. Kolaborasi: rujuk pada ahli
neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.
Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan
325
Latihan
Setelah Anda mempelajari Kegiatan belajar 1 ini, silahkan Anda mencoba bermain peran dengan teman Anda seakan akan sedang merawat pasien dengan penyakit Miastenia
Gravis dan buatlah dokumentasi asuhan keperawatan tersebut.
Ringkasan
Miastenia gravis merupakan bagian dari penyakit neuromuskular. Miastenia gravis adalah gangguan yang mempengaruhi transmisi neuromuskular pada otot tubuh yang
kerjanya di bawah kesadaran seseorang volunter. Miastenia gravis merupakan kelemahan otot yang parah dan satu-satunya penyakit neuromuskular dengan gabungan antara
cepatnya terjadi kelelahan otot-otot volunter dan lambatnya pemulihan dapat memakan waktu 10-20 kali lebih lama dari normal.
Etiologi Miastenia Gravis adalah : 1 Autoimun : direct mediated antibody, 2 Virus, 3 Pembedahan, 4 Stres, 5 Alkohol, 6 Tumor mediastinum, 7 Obat-obatan : - Antibiotik
Aminoglycosides, ciprofloxacin, ampicillin, erythromycin, - B-blocker propranolol, - Lithium, - Magnesium
Tes 1
1 Di bawah ini benar tentang Miastenia Gravis, kecuali :
A. Merupakan kelemahan otot yang parah
B. Gangguan yang mempengaruhi transmisi neuromuskular pada otot
C. Menyerang semua golongan umur
D. Hanya terjadi pada usia dewasa
E. Terjadi kelemahan otot anggota gerak
2 Manifestasi klinis Miastenia gravis adalah :
A. Kelemahan otot mata dan wajah
B. Kelemahan otot bulbar
C. Kelemahan otot anggota gerak
D. Kelemahan otot pernafasan
E. Semua benar
3 Etiologi Miastenia Gravis, kecuali :
A. Autoimun : direct mediated antibody
B. Virus
C. Pembedahan
D. Stres
E. Semua benar
326
4 Komplikasi Miastenia Gravis, kecuali :
A. Gagal nafas
B. Disfagia
C. Krisis miastenik
D. Hemoragic
E. Krisis cholinergic
5 Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien Miastenia Gravis, kecuali :
A. Resiko tinggi cedera bd fungsi indra penglihatan tidak optimal
B. Gangguan aktivitas hidup sehari-hari yang berhubungan dengan kelemahan fisik
umum, keletihan C.
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia,gangguan pengucapan kata, gangguan neuromuskular, kehilangankontrol tonus otot fasial
atau oral D.
Gangguan citra diri berhubungan dengan ptosis, ketidakmampuan komunikasi verbal
E. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
327
Topik 2 Asuhan Keperawatan Pasien HNP dan Trauma Kepala
A. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HNP 1.
Pengertian Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan
diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga
langsung ke kanalis vertebralis. HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis
pada diskus intervertebralis diskogenik. HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian
menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek. 2.
Etiologi HNP terjadi karena proses degeneratif diskus intervetebralis.
3.
Patofisiologi Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan
degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di
anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela trauma jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan maupun
tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap
sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam
bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena pada
tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
328 4.
Manifestasi Klinis Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai otot-otot
sekitar lesi dan nyeri tekan.Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal jarang atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan
perkembangan akut atau kronik dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang kambuh.
5.
Klasifikasi Hernia Nukleus Pulposus HNP terbagi atas:
a. Hernia Nukleus Pulposus HNP sentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine. b.
Hernia Nukleus Pulposus HNP lateral Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan betis,
belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler negatif. Pada HNP lateral L 4-5 rasa
nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan
refleks patela negatif. Sensibilitas [ada dermatom yang sdesuai dengan radiks yang terkena menurun. Pada percobaan lasegue atau test mengangkat tungkai yang lurus
straigh leg raising yaitu mengangkat tungkai secara lurus dengan fleksi di sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian belakang tanda lasefue positif.
Valsava dab nafsinger akan memberikan hasil positif.
6. Insidensi
Angka kejadian dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya HNP didahului oleh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat terutama
mendadak mendorong barang berat. Laki – laki lebih banyak dari pada wanita.
7.
Penatalaksanaan
a. Terapi konservatif
1 Tirah baring
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana tungkai dalam sikap fleksi
pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegasper dengan demikina tempat tidur harus dari papan yang larus dan diutu[ dengan lembar
busa tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita.
Pada HNP memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah berbaring dianggap cukup maka dilakukan latihan dipasang korset untuk mencegah terjadinya kontraktur dan
mengembalikan lagi fungsi-fungsi otot.
329
2 Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, sedatif, dan relaksan otot. 3
Medikamentosa a
Symtomatik Analgetik salisilat, parasetamol, kortikosteroid prednison, prednisolon, anti-
inflamasi non-steroid AINS seperti piroksikan, antidepresan trisiklik amitriptilin, obat penenang minor diasepam, klordiasepoksid.
b Kausal
Kolagenese. 3
Fisioterapi Biasanya dalam bentuk diatermy pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih
dalam untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis. 4
Traksi Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan
beban. b.
Terapi operatif Pembedahan Terapi operatif Pembedahan dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak
memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologik. Tujuan dari pembedahan ini adalah untuk mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk
mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik. Macam :
1 Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral
2 Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis
spinalis, memungkinkan
ahli bedah
untuk menginspeksi
kanalis spinalis,
mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks
3 Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
4 Disektomi dengan peleburan.
c. Rehabilitasi
1 Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula
2 Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakukan kegiatan sehari-hari
the activity of daily living 3
Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kencing dan sebagainya.
330 8.
Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1 Identitas
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan pekerjaan atau aktivitas berat mengangkat baran berat atau mendorong benda
berat.
2 Keluhan Utama
Nyeri pada punggung bawah P, trauma mengangkat atau mendorong benda berat.
Q, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena api, nyeri tumpul atau kemeng yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah bersifat
nyeri radikular atau nyeri acuan referred fain. Nyeri tadi bersifat menetap, atau hilang timbul, makin lama makin nyeri .
R, letak atau lokasi nyeri menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga letak nyeri dapat diketahui dengan cermat.
S, Pengaruh posisi tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas tubuh, posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat nyeri.
Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti berjalan, turun tangga, menyapu, gerakan yang mendesak. Obat-obatan yang ssedang diminum seperti
analgetik, berapa lama diminumkan.
T Sifanya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilang timbul, makin lama makin nyeri.
3 Riwayat Keperawatan
a Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan mieloma
multipleks, metabolik osteoporosis. b
Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bisa menimbulkan nyeri punggung bawah.
4 Pemeriksaan
a Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan jantung, paru-paru,
perut. 1
Inspeksi Inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi dan
gerakan untuk evalusi neurogenik Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal,adanya angulus,
pelvis yang miringasimitris, muskulatur paravertebral atau pantat yang asimetris, postur tungkai yang abnormal.
Hambatan pada pegerakan punggung , pelvis dan tungkai selama begerak.
Klien dapat menegenakan pakaian secara wajartidak