Pemeriksaan Diagnostik Komplikasi ETIOLOGI

173 d. Resti perubahan sensori perseptual berhubungan dengan perubahan kimia endogen ketidak seimbangan glukosainsulin dan elektrolit. e. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, penyakit jangka panjang. f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. 3. Intervensi a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas. Data yang mungkin muncul : buruk. Hasil yang diharapkan : Tanda vital stabil, turgor kulit baik, haluaran urin normal, kadar elektrolit dalam batas normal. intervensi Rasional Mandiri 1 Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai dengan hipotensi dan takikardi. 2 Kaij suhu, warna kulit dan kelembaban. Demam, kulit kemerahan, kering sebagai cerminan dari dehidrasi. 3 Pantau masukan dan pengeluaran, catat bj urin Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairanpengganti, fungsi ginjal dan keefektifan terapi. 4 Ukur BB setiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dan status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti. 5 asukan secara oral sudah dapat diberikan. Mempertahankan hidrasivolume sirkulasi 6 Tingkatkan lingkungan yang nyaman selimuti dengan selimut tipis Menghindari pemanasan yang berlebihan pada pasien yang akan menimbulkan kehilangan cairan. 7 Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah, distensi lambung. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang sering menimbulkan muntah sehingga terjadi kekurangan cairan atau elektrolit. 8 Kolaborasi 9 Berikan terapi cairan sesuai indikasi 10 Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual. 174 11 Pasang selang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi. Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah. b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, hipermetabolisme Data : Masukan mak tonus otot buruk, diare. Kriteria Hasil : Mencerna jumlah nutrien yang tepat, menunjukkan tingkat energi Intervensi Rasional Mandiri 1 Timbang BB setiap hari Mengkaji pemasukan makananyang adekuat termasuk absorpsi. 2 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan pasien. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan. 3 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri, abdomen, mual, muntah. Hiperglikemi dapat menurunkan motilitas fungsi lambung distensi atau ileus paralitik yang akan mempengaruhi pilihan intervensi. 4 Identifikasi makanan yang disukai. Jika makanan yang disukai dapat dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang. 5 Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi. Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien. 6 Kolaborasi dengan ahli diet Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan pasien. c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi lekositperubahan sirkulasi. Data : – Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi Intervensi Rasional Mandiri 1 Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi nasokomial. 2 Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang yangberhubungan dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri. Mencegah timbulnya infeksi nasokomial. 3 Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman. 175 4 Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah yang tertekan. Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya iritasi kulit dan infeksi. 5 Bantu pasien melakukan oral higiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut. 6 Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi. 7 Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis. Latihan Setelah Anda mempelajari Topik 1 ini, silahkan Anda mencoba bermain peran dengan teman Anda seakan akan sedang merawat pasien dengan penyakit Diabetes Mellitus dan buatlah dokumentasi asuhan keperawatan tersebut. Ringkasan Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis. Tanda dan gejala penderita yang mengalami diabetes mellitu adalah : Poliuria,Polidipsi, Polipagia, Penurunan berat badan, Kelemahan, keletihan dan mengantuk, Malaise, Kesemutan pada ekstremitas, Infeksi kulit dan pruritus, Timbul gejala ketoasidosis samnolen bila berat Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah : a. Komplikasi metabolik : Ketoasidosis diabetik, HHNK Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik; b. Komplikasi : Mikrovaskular kronis penyakit ginjal dan mata dan Neuropati, Makrovaskular MCl, Stroke, penyakit vaskular perifer.