Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial

367 5. Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral. 6. Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif I. DIAGNOSIS BANDING Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut : a. Abses intraserebral b. Epidural hematom c. Hipertensi intrakranial benigna d. Meningitis kronik.

J. THERAPITINDAKAN

1. Pembedahan Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis histologik dan untuk mengurangi efek akibat massa tumor. Kecuali pada tipe-tipe tumor tertentu yang tidak dapat direseksi. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembedahan tumor otak yakni: diagnosis yang tepat, rinci dan seksama, perencanaan dan persiapan pra bedah yang lengkap, teknik neuroanastesi yang baik, kecermatan dan keterampilan dalam pengangkatan tumor, serta perawatan pasca bedah yang baik, Berbagai cara dan teknik operasi dengan menggunakan kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator, bipolar coagulator, realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf mengeluarkan massa tumor otak dengan aman.

2. Radiotherapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal.Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan. 3. Chemotherapy Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran 368 darah.Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

4. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase 5. Terapi Steroid Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial, namun tidak berefek langsung terhadap tumor. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Data Demografi Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, sukubangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya. Riwayat Sakit dan Kesehatan 1. Keluhan utama Biasanya klien mengeluh nyeri kepala 2. Riwayat penyakit saat ini Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan tingkat kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatan double, ketidakmampuan sensasi parathesia atau anasthesia, hilangnya ketajaman atau diplopia. 3. Riwayat penyakit dahulu Klien pernah mengalami pembedahan kepala 4. Riwayat penyakit keluarga Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan tumor kepala. 5. Pengkajian psiko-sosio-spirituab Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran. Pemeriksaan Fisik ROS : Review of System Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 breathing, B2 Blood, B3 Brain, B4 Bladder, B5 Bowel, dan B6 Bone. 1. Pernafasan B1 breath a. Bentuk dada : normal 369 b. Pola napas : tidak teratur c. Suara napas : normal d. Sesak napas : ya e. Batuk : tidak f. Retraksi otot bantu napas ; ya g. Alat bantu pernapasan : ya O2 2 lpm 2. Kardiovaskular B2 blood a. Irama jantung : irregular b. Nyeri dada : tidak c. Bunyi jantung ; normal d. Akral : hangat e. Nadi : Bradikardi f. Tekanana darah Meningkat 3. Persyarafan B3 brain a. Penglihatan mata : penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau diplopia. b. Pendengaran telinga : terganggu bila mengenai lobus temporal c. Penciuman hidung : mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal d. Pengecapan lidah :ketidakmampuan sensasi parathesia atau anasthesia e. Afasia :kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif, maupun kombinasi dari keduanya. f. Ekstremitas :kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflex tendon. g. GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat score dengan rentang angka 1- 6 tergantung responnya yaitu : Eye respon membuka mata 4 : Spontan 3 : Dengan rangsang suara suruh pasien membuka mata. 2 : Dengan rangsang nyeri berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari 1 : Tidak ada respon Verbal respon verbal 5 : Orientasi baik 4 : Bingung, berbicara mengacau sering bertanya berulang-ulang disorientasi tempat dan waktu.