PENDAHULUAN Keperawatan Medikal Bedah

89 c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

7. Penatalaksanaan

a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula. b. Imobilisasi fraktur a. Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna c. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi a Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan b Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri c Status neurovaskuler misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan dipantau d Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah

8. Komplikasi

a. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya. b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal. c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

9. Pengkajian

a. Pengkajian primer 1 Airway Adanya sumbatanobstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk 2 Breathing Kelemahan menelan batuk melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi aspirasi 3 Circulation TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut b. Pengkajian sekunder 1 Aktivitasistirahat  kehilangan fungsi pada bagian yangterkena  Keterbatasan mobilitas 2 Sirkulasi  Hipertensi kadang terlihat sebagai respon nyeriansietas  Hipotensi respon terhadap kehilangan darah  Tachikardi 90  Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera  Cailary refil melambat  Pucat pada bagian yang terkena  Masa hematoma pada sisi cedera 3 Neurosensori  Kesemutan  Deformitas, krepitasi, pemendekan  kelemahan 4 Kenyamanan  nyeri tiba-tiba saat cidera  spasme kram otot 5 Keamanan  laserasi kulit  perdarahan  perubahan warna  pembengkakan lokal

10. Diagnosis keperawatan dan Intervensi

a. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler Tujuan: kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatan Kriteria hasil: 1 Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin 2 Mempertahankan posisi fungsinal 3 Meningkaatkan kekuatan fungsi yang sakit 4 Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas Intervensi: 1 Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan 2 Tinggikan ekstrimutas yang sakit 3 Instruksikan klienbantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit 4 Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak 5 Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas 6 Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan da eri a tua sesuai ke utuha A asi tea a daraaah, adi de ga melakukan aktivitas 7 Ubah psisi secara periodik 8 Kolabirasi fisioteraiokuasi terapi b. Nyeri berhubungan dengan spasme otot , pergeseran fragmen tulang