PENGOBATAN KONSERVATIF Keperawatan Medikal Bedah

353 c. Eliminasi Pada pasien stroke hemoragik biasanya didapatkan pola eliminasi BAB yaitu konstipasi karena adanya gangguan dalam mobilisasi, bagaimana eliminasi BAK apakah ada kesulitan, warna, bau, berapa jumlahnya, karena pada klien stroke mungkn mengalami inkotinensia urine sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural. 6. Pemeriksaan fisik a. Kepala Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat operasi. b. Mata Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus nervus II, gangguan dalam mengangkat bola mata nervus III, gangguan dalam memotar bola mata nervus IV dan gangguan dalam menggerakkan bola mata kelateral nervus VI. c. Hidung Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfaktorius nervus I. d. Mulut Adanya gangguan pengecapan lidah akibat kerusakan nervus vagus, adanya kesulitan dalam menelan. e. Dada o Inspeksi : Bentuk simetris o Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan. o Perkusi : Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup. o Auskultasi : Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara jantung I dan II murmur atau gallop. f. Abdomen o Inspeksi : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada. o Auskultasi : Bisisng usus agak lemah. o Perkusi : Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada g. Ekstremitas Pada pasien dengan stroke hemoragik biasnya ditemukan hemiplegi paralisa atau hemiparase, mengalami kelemahan otot dan perlu juga dilkukan pengukuran kekuatan otot, normal : 5 Pengukuran kekuatan otot menurut Arif mutaqqin,2008 1 Nilai 0 : Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali. 2 Nilai 1 : Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi. 3 Nilai 2 : Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi. 4 Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan pemeriksaan. 354 5 Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya berkurang. 6 Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA KEPERAWATAN

1. Perubahan perpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebral, oklusi otak, vasospasme, dan edema otak. Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan ...x24 jam perpusi jarinagn tercapai secara optimal kriteria hasil : a. klien tidak gelisah b. tidak ada keluhan nyeri kepala c. mual dan kejang d. GCS 4, 5, 6 e. pupil isokor f. refleks cahaya + g. TTV normal. Intervensi : a. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan TAK dan akibatnaya. Rasional : keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan. b. Baringkan klie bed rest total dengan posisi tidur telentang tanpa bantal. Rasional : monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS. c. Monitor tanda-tanda vital. Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien. d. Bantu pasien untuk membtasi muntah, batuk,anjurkan klien menarik nafas apabila bergerak atau berbalik dari tempat tidur. Rasional : aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan intracranial dan intraabdoment dan dapat melindungi diri diri dari valsava. e. Ajarkan klien untuk mengindari batuk dan mengejan berlebihan. Rasional : Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intrkranial dan poteensial terjadi perdarahan ulang. f. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung. Rasional : rangsangan aktivitas dapat meningktkan tekanan intracranial. g. Kolaborasi : pemberian terapi sesuai intruksi dokter,seperti :steroid, aminofel, antibiotika. Rasional : tujuan yang di berikan dengan tujuan: menurunkan premeabilitas kapiler,menurunkan edema serebri,menurunkan metabolic sel dan kejang.