DEFENISI Keperawatan Medikal Bedah

108 3. Manifestasi Klinis Osteoporosis dimanifestasikan dengan : a. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. b. Nyeri timbul mendadak. c. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang. d. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur. e. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan aktivitas. f. Deformitas vertebra thorakalis  Penurunan tinggi badan

4. Patofisiologi

Kartilago hialin adalah jaringan elastis yang 95 terdiri dari air dan matrik ekstra selular, 5 sel konrosit. Fungsinya sebagai penyangga juga pelumas sehingga tidak menimbulkan nyeri pada saat pergerakan sendi. Apabila kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari kemampuannya untuk memperbaiki diri, maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada sendi lutut. Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut berubah. 5. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan radiologik Dilakukan untuk menilai densitas massa tulang sangat tidak sensitif. Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen.Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra yang memberikan gambaran picture-frame vertebra. b. Pemeriksaan densitas massa tulang Densitometri Densitometri tulang merupakan pemeriksaan yang akurat dan untuk menilai densitas massa tulang, seseorang dikatakan menderita osteoporosis apabila nilai BMD Bone Mineral Density berada dibawah -2,5 dan dikatakan mengalami osteopenia mulai menurunnya kepadatan tulang bila nilai BMD berada antara -2,5 dan -1 dan normal apabila nilai BMD berada diatas nilai -1. Beberapa metode yang digunakan untuk menilai densitas massa tulang: 1 Single-Photon Absortiometry SPA 2 Pada SPA digunakan unsur radioisotop I yang mempunyai energi photon rendah guna menghasilkan berkas radiasi kolimasi tinggi. SPA digunakan hanya untuk bagian tulang yang mempunyai jaringan lunak yang tidak tebalseperti distal radius dan kalkaneus. 3 Dual-Photon Absorptiometry DPA 4 Metode ini mempunyai cara yang sama dengan SPA. Perbedaannya berupa sumber energi yang mempunyai photon dengan 2 tingkat energi yang berbeda guna mengatasi tulang dan jaringan lunak yang cukup tebal sehingga dapat dipakai untuk evaluasi bagian-bagian tubuh dan tulang yang mempunyai struktur geometri komplek seperti pada daerah leher femur dan vetrebrata.