DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA KEPERAWATAN

357 a. Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0 – 4 untuk melakukan ADL. Rasional : membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individu. b. Hindari apa yang tidak dapat di lakukan oleh klien dan bantu bila perlu. Rasional : klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini di lakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri klien. c. Menyadarkan tingkah laku atau sugesti tindakan pada perlindungan kelemahan. Pertahankan dukungan pola pikir dan izinkan klien melakukan tugas, beri umpan balik yang positif untuk usahanya. Rasional : klien memerlukan empati, tetapi perlu mengetahui perawatan yang konsisten dalam menangani klien, skaligus meningkatkan harga diri klien, memandirikan klien, dan menganjurkan klie untuk terus mencoba. d. Rencanakan tindakan untuk deficit pengelihatan dan seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat, dekatkan tempat tidur ke dinding. Rasional : klien mampu melihat dan memakan makanan, akan mampu melihat kelaurmasuk orang ke ruangan. 6. Gangguan eliminasi alvi konstipasi berhubunagn dengan imobilisasi dan asupan cairan yang tidak adekuat. Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selam 2x24 jam gangguan eliminasi fecal konstipasi tidak terjadi lagi. Kriteria hasil : klien BAB lancer,konsistensi feces encer, Tidak terjadi konstipasi lagi. Intervensi : a. Kaji pola eliminasi BAB Rasional : untuk mengetahui frekuensi BAB klien, mengidentifikasi masalah BAB pada klien . b. Anjurkan untuk mengosumsi buah dan sayur kaya serat. Rasional : untuk mempelancar BAB. c. Anjurkan klien untuk banyak minum air putih, kurang lebih 18 gelashari, Rasional : mengencerkan feces dan mempermudah pengeluaran feces. d. Berikan latihan ROM pasif Rasional : untuk meningkatkan defikasi. e. Kolaborasi pemberian obat pencahar. Rasional : untuk membantu pelunakkan dan pengeluaran feces 7. Gangguan eliminasi urin inkontinensia urin berhubungan dengan lesi pada UMN. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, selama ...x24 jam. Kriteria hasil : gangguan eliminasi urin tidak terjadi lagi, pola eliminasi BAK normal. Intervensi : a. Kaji pola eliminasi urin. Rasional : mengetahui masalah dalm pola berkemih. 358 b. Kaji multifaktoral yang menyebabkan inkontensia. Rasional : untuk menentukan tindakan yang akan di lakukan. c. Membatasi intake cairan 2-3 jam sebelum tidur. Rasional : untuk mengatur supaya tidak terjadi kepenuhan pada kandung kemih. d. Batasi intake makanan yang menyebabkan iritasi kandung kemih. Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi pada kandung kemih. e. Kaji kemampuan berkemih. Rasonal : untuk menentukan piñata laksanaan tindak lanjut jika klien tidak bisa berkemih. f. Modifikasi pakaian dan lingkungan. Rasional : untuk mempermudah kebutuhan eliminasi. g. Kolaborasi pemasangaan kateter. Rasional : mempermudah klien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi urin. Latihan Setelah Anda mempelajari Kegiatan belajar 1 ini, silahkan Anda mencoba bermain peran dengan teman Anda seakan akan sedang merawat pasien dengan penyakit Stroke dan buatlah dokumentasi asuhan keperawatan tersebut. Ringkasan Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Menurut WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah makin lambat atau cepat pada gangguan lokal thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler atau oleh karena gangguan umum hipoksia karena gangguan paru dan jantung. Atherosklerotik seringcenderung sebagai faktor penting terhadap otak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan ; 1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan. 2. Edema dan kongesti disekitar area. 359 Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Tes 3 1 Di bawah ini benar tentang Stroke, kecuali : A. Merupakan suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak B. Bisa menyebabkan kematian C. Ada dua jenis stroke, yaitu hemoragik dan non hemoragik D. Hanya terjadi pada usia dewasa E. Bisa karena adanya trombus di otak 2 Manifestasi klinis Stroke adalah : A. Kehilanganmenurunnya kemampuan motorik. B. Kehilanganmenurunnya kemampuan komunikasi. C. Gangguan persepsi. D. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik. E. Semua benar 3 Pencegahan Stroke, kecuali : A. Hindari merokok, kopi, dan alkohol. B. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal cegah kegemukan. C. Batasi intake gula bagi penderita hipertensi. D. Batasi makanan berkolesterol dan lemak daging, durian, alpukat, keju, dan lainnya. E. Pertahankan diet dengan gizi seimbang banyak makan buah dan sayuran 4 Komplikasi Stroke, kecuali : A. Gagal jantung B. Hipoksia serebral C. Penurunan aliran darah serebral D. Embolisme serebral E. Pneumonia aspirasi 360 5 Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien Miastenia Gravis, kecuali : A. Resiko tinggi cedera bd fungsi indra penglihatan tidak optimal B. Perubahan perpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebral, oklusi otak, vasospasme, dan edema otak. C. Gangguan eliminasi alvi konstipasi berhubunagn dengan imobilisasi dan asupan cairan yang tidak adekuat. D. Defisist perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, menurunya kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot atau koordinasi di tandai oleh kelemahan untuk ADL, seperti makan, mandi dll. E. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama. 361 Topik 4 Asuhan Keperawatan Pasien Tumor Otak

A. DEFINISI PENGERTIAN

 Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak benigna ataupun ganas maligna membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala intra cranial atau di sumsum tulang belakang medulla spinalis. Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain metastase seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak benigna ataupun ganas maligna, membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala intra cranial atau di sumsum tulang belakang medulla spinalis. Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain metastase seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder. B. PENYEBAB Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu : 1. Herediter Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma. 2. Sisa-sisa Sel Embrional Embryonic Cell Rest Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma. 3. Radiasi Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi. 362 4. Virus Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat. 5. Substansi-substansi Karsinogenik Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso- ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan. 6. Trauma Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma neoplasma selaput otak. Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.

C. KLASIFIKASI

1. Berdasarkan jenis tumor a. Jinak  Acoustic neurom  Meningioma  Pituitary adenoma  Astrocytoma grade I b. Malignant  Astrocytomagrade2,3,4  Oligodendroglioma  Apendymoma 2. Berdasarkan lokasi a. Tumor intradural 1 Ekstramedular  Cleurofibroma  Meningioma 2 Intramedula  Apendymoma  Astrocytoma  Oligodendroglioma  Hemangioblastoma b. Tumor ekstradura Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru –paru, ginjal dan lambung. 363 D. PATOFISIOLOGI Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal. Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik pelebaran tekanan nadi, dan gangguan pernafasan. E. GEJALA KLINIK Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan eragukan tapi umumnya berjalan progresif. Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa: 364 Gejala serebral umum Dapat berupa perubahan mental yang ringan Psikomotor asthenia, yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 23 kasus

1. Nyeri Kepala

Diperkirakan 1 penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30 gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70 kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

2. Muntah

Terdapat pada 30 kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.

3. Kejang

Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25 kasus, dan lebih dari 35 kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2 penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:  Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun  Mengalami post iktal paralisis  Mengalami status epilepsi  Resisten terhadap obat-obat epilepsi  Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain  Bangkitan kejang ditemui pada 70 tumor otak dikorteks, 50 pasen dengan astrositoma, 40 pada pasen meningioma, dan 25 pada glioblastoma.

4. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial

Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan enurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor- tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi: