83
5 Hasil wawancara kepada pasien merupakan data
…. A.
Subyektif B.
Obyektif C.
Planning D.
Assesment E.
Salah semua
84
Kunci Jawaban Tes
Tes 1 1
B 2
C 3
E 4
D 5
E Tes 2
1 C
2 E
3 C
4 D
5 D
Tes 3 1
E 2
B 3
A 4
B 5
A
85
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Jual 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC. Penyakit. Jakarta: EGC.
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC. Reeves, Charlene, et al. 1999. Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi
I. Jakarta: Salemba Medika. “a isto , Da id C. 99 . Buku Ajar Bedah“a isto s Esse sials “urger , Alih ahasa Petrus
Andrianto. Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanna C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart.
Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8. Jakarta: EGC. Sjaifoellah Noer,H.M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. Susan, Martyn Tucker et al. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Tambunan, Eviana; Kasim, Deswani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
86
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang memberikan dukungan dan stabilitas bagi tubuh dan memungkinkan untuk bergerak secara terkoordinasi. Apabila sistem ini
terganggu atau ada masalah, maka akan mempengaruhi sistem gerak tubuh manusia. Bab 3 ini akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.
Sebagai perawat profesional pemula, lulusan D-III Keperawatan yang nantinya menjadi perawat pelaksana di tatanan pelayanan kesehatan, dimana kemungkinan besar
akan menjumpai kasus atau merawat pasien dengan masalah muskuloskeletal, maka Anda harus menguasai konsep teori asuhan keperawatan sistem muskuloskeletal. Oleh sebab itu
Anda harus mempelajari Bab 3 ini yang menguraikan tentang teori asuhan keperawatan sistem muskuloskeletal.
Setelah Anda mempelajari materi dalam Bab 3. ini dengan sungguh-sungguh, di akhir proses pembelajaran, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan: Bagaimana melaksanakan
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Agar Anda dapat memahami modul ini dengan mudah, maka modul ini dibagi menjadi
tiga 3 Topik, yaitu : Topik 1 : Asuhan Keperawatan Pasien Fraktur
Topik 2 : Asuhan Keperawatan Pasien Osteoartritis Topik 3 : Asuhan Keperawatan Pasien Osteoporosis
87
Topik 1 Asuhan Keperawatan Pasien Fraktur
Nah sekarang mari kita pelajari Topik 1 yang akan menguraikan tentang bagaimana
asuhan keperawatan pasien fraktur. Pelajari dengan sungguh sumgguh agar Anda dapat mengetahui asuhan keperawatan pasien fraktur dengan baik.
A. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN FRAKTUR
1.
Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan.
Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.
2. Jenis Fraktur
a. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran. b.
Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang c.
Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit d.
Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya
membengkak. f.
Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang g.
Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen h.
Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam i.
Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi terjadi pada tulang belakang j.
Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.
3. Etiologi
a. Trauma
b. Gerakan pintir mendadak
c. Kontraksi otot ekstem
d. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
88 4.
Pohon Masalah
Trauma langsung trauma tidak langsung
kondisi patologis
FRAKTUR Diskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang
Perub jaringan sekitar
kerusakan frakmen tulang Pergeseran frag Tlg laserasi kulit : spasme otot tek Ssm tlg tinggi dr kapiler
deformitas peningk tek kapiler reaksi stres klien putus venaarteri
gg. fungsi pelepasan histamin melepaskan katekolamin perdarahan
Protein plasma hilang Memobilisasi asam lemak kehilangan volume cairan
edema bergab dgn trombosit
penekn pem. drh emboli penurunan perfusi jar menyumbat pemb drh
5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi,
hematoma, dan edema b.
Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah c.
Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
d. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
Gg mobilitas
Shock hipivolemik
Kerusakan integritas
kulit
gg.perfusi jar nyeri
89
c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
7. Penatalaksanaan
a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang
yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula. b.
Imobilisasi fraktur a.
Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna c.
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi a
Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan b
Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri c
Status neurovaskuler misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan dipantau d
Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah
8. Komplikasi
a. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang
lebih lambat dari keadaan normal. c.
Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
9. Pengkajian
a. Pengkajian primer
1 Airway
Adanya sumbatanobstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
2 Breathing
Kelemahan menelan batuk melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi aspirasi
3 Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian sekunder
1 Aktivitasistirahat
kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
Keterbatasan mobilitas
2 Sirkulasi
Hipertensi kadang terlihat sebagai respon nyeriansietas
Hipotensi respon terhadap kehilangan darah
Tachikardi