Manifestasi klinis Penatalaksanaan ETIOLOGI

172 6 Reproduksisexualitas Rabbas vagina jika terjadi infeksi, keputihan, impotensi pada pria, dan sulit orgasme pada wanita 7 Muskulo skeletal Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon menurun kesemuatanrasa berat pada tungkai. 8 Integumen Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran tiroid, demam, diaforesis keringat banyak, kulit rusak, lesiulserasiulkus. e. Aspek psikososial 1 Stress, anxientas, depresi 2 Peka rangsangan 3 Tergantung pada orang lain f. Pemeriksaan diagnostik 1 Gula darah meningkat 200 mgdl 2 Aseton plasma aseton : positif secara mencolok 3 Osmolaritas serum : meningkat tapi 330 m osmlt 4 Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 asidosis metabolik 5 Alkalosis respiratorik 6 Trombosit darah : mungkin meningkat dehidrasi, leukositosis, hemokonsentrasi, menunjukkan respon terhadap stressinfeksi. 7 Ureumkreatinin : mungkin meningkatnormal lochidrasipenurunan fungsi ginjal. 8 Amilase darah : mungkin meningkat pankacatitis akut. 9 Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada pada tipe I, normal sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi insulin. 10 Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin. 11 Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat. 12 Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pada luka.

2. Diagnosa keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik, kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas. b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan insulin penurunan masukan oral, status hipermetabolisme. c. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi. 173 d. Resti perubahan sensori perseptual berhubungan dengan perubahan kimia endogen ketidak seimbangan glukosainsulin dan elektrolit. e. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, penyakit jangka panjang. f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. 3. Intervensi a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas. Data yang mungkin muncul : buruk. Hasil yang diharapkan : Tanda vital stabil, turgor kulit baik, haluaran urin normal, kadar elektrolit dalam batas normal. intervensi Rasional Mandiri 1 Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai dengan hipotensi dan takikardi. 2 Kaij suhu, warna kulit dan kelembaban. Demam, kulit kemerahan, kering sebagai cerminan dari dehidrasi. 3 Pantau masukan dan pengeluaran, catat bj urin Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairanpengganti, fungsi ginjal dan keefektifan terapi. 4 Ukur BB setiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dan status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti. 5 asukan secara oral sudah dapat diberikan. Mempertahankan hidrasivolume sirkulasi 6 Tingkatkan lingkungan yang nyaman selimuti dengan selimut tipis Menghindari pemanasan yang berlebihan pada pasien yang akan menimbulkan kehilangan cairan. 7 Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah, distensi lambung. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang sering menimbulkan muntah sehingga terjadi kekurangan cairan atau elektrolit. 8 Kolaborasi 9 Berikan terapi cairan sesuai indikasi 10 Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.