04 Persidangan Kasus Pesantren Kilat

Bab 06-04 Persidangan Kasus Pesantren Kilat

Ketika persidangan kasus Amir Wijaya berlangsung di Jakarta, dimulai pula gelombang persidangan di Malang, Jawa Timur yang berlangsung sejak akhir juli-Oktober 1985. Berita- berita surat kabar sebelum persida-ngan dilakukan masih simpang siur. Tidak diketahui siapa yang akan disidangkan, dan apa tujuannya terhadap yang bersangkutan. Beberapa surat kabar Ketika persidangan kasus Amir Wijaya berlangsung di Jakarta, dimulai pula gelombang persidangan di Malang, Jawa Timur yang berlangsung sejak akhir juli-Oktober 1985. Berita- berita surat kabar sebelum persida-ngan dilakukan masih simpang siur. Tidak diketahui siapa yang akan disidangkan, dan apa tujuannya terhadap yang bersangkutan. Beberapa surat kabar

1. Nama : Faesal Basri. Umur

: 21 tahun.

2. Nama : Marjoko. Umur

: 26 tahun. Keterangan

: Ditangkap 24 Desember 1984. Kedua orang ini dituduh mengebom gereja Katholik , Santo Budaya dan gereja Protestan St. Isabella di Malang. Kedua- nya juga dituduh menyebarkan bulletin gelap.

3. Nama : Andi Sukisno. Umur

: 21 tahun. Keterangan

: Ditangkap 29 Januari 1985.

4. Nama : Sugeng Budiono. Umur

: 20 tahun. Keterangan

: Ditangkap, 22 Januari 1985. Kedua orang ini dinya-takan bersalah karena

keterlibatannya dalam penge-boman Candi Borobudur.

Ahmad Muladawilah, seorang yang kesaksiannya di depan penga-dilan sangat mendiskreditkan para terdakwa. Akan tetapi setelah dia sendiri disidangkan kasusnya, dia dikenakan dakwaan yang sama. Pada-hal tidak ada bukti-bukti materiel yang bisa dikenakan terhadap keempat orang tersebut sebagai pelaku pengeboman. Akan tetapi, ketika di dalam persidangan-persidangan yang digelar, mereka tampil berapi-api dalam menyampaikan pembelaannya, maka terbukalah jalan untuk mengenakan tuduhan-tuduhan baru terhadap orang- orang yang terlibat di dalam jaringan operasi Komando Jihad dengan cara-cara yang sangat sederhana. Gerakan ini mempunyai nama sandi: L.B.3K menggunakan alfabet Inggris. Jaksa penuntut umum tidak mengira, bahwa gerakan L.B.3K adalah gerakan illegal. Namun sebaliknya, jaksa mengatakan bahwa taktik gerakan ini adalah hendak mengkoordinasikan orang-orang L.B.3K dalam kegiatan komando strategi dan target-terget teror. Jaksa menuduh bahwa Lembaga ini menyiapkan anggota-anggotanya dengan latihan militer, terampil menggunakan senjata sebagai persiapan mendi-rikan negara Islam di Indonesia. Daftar tuduhan terhadap empat orang ini, berisikan catatan semua cabang Komando Jihad di Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa Barat. Jaksa menuduh, bahwa Marjoko adalah pemimpin lembaga ini. Tim pembela dari LBPHKAI yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendampingi keempat orang tersebut, sebenarnya berada di bawah pengaruh rezim. Masing-masing terdakwa divonis dengan hukuman penjara 8 tahun. Persidangan mereka dilakukan dalam waktu yang sama, tapi ruangannya terpisah. Jaksa penuntut tidak puas dengan hukuman terhadap terdakwa, dan mengajukan banding, sehing-ga Marjoko kemudian dijatuhi 9 tahun; sedangkan Andi Sukisno dijatuhi hukuman 10 tahun. Adapun dua terdakwa lainnya vonisnya tetap.

Persidangan-persidangan kasus ini berusaha untuk membuktikan adanya kaitan antara empat terdakwa dengan dua terdakwa lainnya, yang perkaranya disidangkan di pengadilan negeri Surabaya dengan tuduhan yang sama tentang kasus Komando Jihad. Dua orang itu adalah:

1. Nama : Sampoang Abdul Malik. Umur

: 54 tahun. Pekerjaan

: Muballigh dan ketua lembaga pendidikan Islam di Surabaya. Keterangan

: Dituduh melakukan tindak pidana subversi dan dihukum 20 tahun penjara.

2. Nama : Anderi Harto. Umur

: 25 tahun. Pekerjaan

: Mahasiswa Univ. Muhammadiyah dan mahasiswa LB.3K.

Keterangan : Didakwa mengedarkan bulletin gelap dan dijatuhi hukuman penjara 12 tahun.

Dua saksi utama yang menguntungkan jaksa penuntut umum, adalah Mohammad David Frans dan Mohammad Akhwan. Keterangan kedua orang ini sangat memojokkan posisi empat terdakwa di Malang. Keduanya menganggap ada hubungan antara LB.3K, dengan semakin meningkatnya kegiatan subversi dan peledakan bom di Jakarta. Keduanya mengingatkan adanya pertemuan yang telah berlangsung di Jakarta yang dihadiri oleh aktivis gerakan Pesantren Kilat dan HM. Sanusi. Pertemuan ini membicarakan taktik dan tipu daya Soeharto. Hal ini merupakan petunjuk awal adanya komplotan besar yang menjadikan semua ter-dakwa lain, tersangkut ke dalamnya. Dengan demikian, LB.3K berubah menjadi sangat populer karena disebut-sebut dalam setiap persidangan di Malang dan Surabaya. Berita-berita surat kabar tentang persidangan kasus Malang sangat sedikit. Ada beberapa surat kabar yang memuat kesaksian tertulis Mursalin Dahlan, sebagai pendiri pesantren kilat serta Syahirul Alim sebagai cendekiawan muslim serta dosen. Kedua orang ini berada dalam tahanan di Jakarta. Kesaksian tertulisnya ini disampaikan dalam Dua saksi utama yang menguntungkan jaksa penuntut umum, adalah Mohammad David Frans dan Mohammad Akhwan. Keterangan kedua orang ini sangat memojokkan posisi empat terdakwa di Malang. Keduanya menganggap ada hubungan antara LB.3K, dengan semakin meningkatnya kegiatan subversi dan peledakan bom di Jakarta. Keduanya mengingatkan adanya pertemuan yang telah berlangsung di Jakarta yang dihadiri oleh aktivis gerakan Pesantren Kilat dan HM. Sanusi. Pertemuan ini membicarakan taktik dan tipu daya Soeharto. Hal ini merupakan petunjuk awal adanya komplotan besar yang menjadikan semua ter-dakwa lain, tersangkut ke dalamnya. Dengan demikian, LB.3K berubah menjadi sangat populer karena disebut-sebut dalam setiap persidangan di Malang dan Surabaya. Berita-berita surat kabar tentang persidangan kasus Malang sangat sedikit. Ada beberapa surat kabar yang memuat kesaksian tertulis Mursalin Dahlan, sebagai pendiri pesantren kilat serta Syahirul Alim sebagai cendekiawan muslim serta dosen. Kedua orang ini berada dalam tahanan di Jakarta. Kesaksian tertulisnya ini disampaikan dalam

Masih ada orang kelima, yaitu Ir. Bahwal Wiyoto, dia seharusnya diadili di Malang tapi tidak pernah terlihat batang hidungnya. Namun dikemudian hari dia diketahui opname di RS karena mengalami retak tulang setelah dia ditangkap. Dia tidak mengatakan, penyebab terjadinya keretakan tulang.

Sebagaimana persidangan-persidangan di Jakarta, dimana para terdakwa mencabut pengakuannya, maka di Malang pun terjadi hal serupa. Di dalam persidangan, Marjoko mengatakan,”Penyidik mengan-cam, jika dia tidak mengikuti kemauan penyidik, ibunya akan disiksa”. Pencabutan keterangan di pengadilan sama sekali tidak berpe-ngaruh terhadap jalannya persidangan, dan mereka tetap menjalankan skenario yang sudah dibuat. Persidangan kasus Pesantren Kilat semata-mata untuk membuktikan bahwa pesantren-pesantren tersebut punya kaitan dengan peledakan bom.