Bukit Seuntang dan Bukit Tengkorak Lainnya Belum habis warga Aceh Utara digemparkan dengan penemuan ladang pembantaian “Bukit

47. Bukit Seuntang dan Bukit Tengkorak Lainnya Belum habis warga Aceh Utara digemparkan dengan penemuan ladang pembantaian “Bukit

Tengkorak” di Blok-C Seureukee, Kecamatan Tanah Jambo Aye, kini muncul informasi baru lokasi pembantaian di Bukit Seuntang. 24 Kalau Bukit Tengkorak disebut-sebut mencapai 200 korban, Bukit Seuntang pun tidak kalah seramnya, mungkin lebih dari itu, ujar beberapa penduduk di sana. Suasana di lokasi Bukit Seuntang tampak biasa-biasa saja dipenuhi semak. Di dataran datar yang terlihat luas itu nampak beberapa lokasi lekukan tanah seperti bekas galian yang telah tertimbun. Di dekat sebuah bukit kecil yang belum ditumbuhi rumput nampak ada bekas galian. Di lokasi ini di duga banyak mayat ditanam.

Sebelumnya, di tempat itu pernah ada perkantoran PT Sak Nusantara (Sakna), kontraktor Jakarta yang kala itu membangun saluran irigasi teknis. Namun, sekitar tahun 1989-1993 bangunan itu dipakai sebagai kamp aparat keamanan menjalani bertugas memburu kelompok penga-cau liar. Lokasi Bukit Seuntang ini meski siang hari sudah nampak suasana mengerikan, menegakkan bulu kuduk bagi orang yang melihatnya.Sebab utmanya kawasan itu tampak sepi sekali. Tak ada penduduk yang berani ke lokasi itu, kecuali jika ada keperluan yang penting harus melewatinya. Malam hari kata penduduk setempat, suasana bagaikan mati. Hutan belukar penuh sepanjang jalan menuju lokasi itu menjadi kubangan babi di tengah jalan masuk ke sana. Rumah penduduk terdekat berjarak sekitar 500 meter dari lokasi Bukit Sentang. Ada sekitar delapan warga yang sempat ditemui dan mereka tidak mau bicara akibat rasa takut. Misalnya, seorang penduduk Bukit Seuntang, berkali-kali minta maaf kalau bicara tentang Bukit Seuntang itu. Meski pun beberapa warga setempat mau mengatakan pernah melihat beberapa mayat dikuburkan di lokasi itu.

Penduduk sekitar lokasi mengaku, dulu malam hari sering mendengar letusan senjata diiringi jeritan dan raungan suara manusia. Bahkan kadang-kadang bertubi-tubi setiap malam ada letusan senjata dan jeritan manusia dari arah lokasi Bukit Seuntang itu. Orang-orang di kantor perusahaan Penduduk sekitar lokasi mengaku, dulu malam hari sering mendengar letusan senjata diiringi jeritan dan raungan suara manusia. Bahkan kadang-kadang bertubi-tubi setiap malam ada letusan senjata dan jeritan manusia dari arah lokasi Bukit Seuntang itu. Orang-orang di kantor perusahaan

Para korban sebagian besar bukan penduduk Lhoksukon, seperti pernah ditemukan mayatnya oleh masyarakat. Mereka berasal dari Idi Aceh Timur, dari Aceh Pidie, dari Bireun dan Jeunieb. Sebelum dibunuh, mereka lebih awal disiksa di kamp tersebut dan ada pula dilempar dalam lobang galian hidup-hidup dan kemudian diberondong peluru lalu ditutup dengan timbunan tanah menggunakan becho. Sekitar 10 Km dengan Lokasi Bukit Seuntang, terdapat bekas gudang penyimpanan dinamit bahan peledak yang digunakan untuk survai minyak dan gas milik Mobil Oil tahun 1990. dilokasi inipun menurut cerita penduduk setempat pernah terjadi peristiwa mengerikan seperti yang terjadi di Bukit Seuntang. di kawasan Gudang Dinamit inipun banyak lobang-lobang dan onggokan tanah yang diduga keras tempat penguburan. Kondisi jalan menuju Gudang dinamik yang terletak di Desa Leubok Dalam, masih dalam Kecamatan Lhoksukon nyaris tidak dapat dilalui karena sudah tumbuh rumput ilalang (rumput padang). Tidak satu pun terdapat rumah penduduk sekitar itu, di lokasi bekas gudang dinamit terdapat satu bangunan piket di pintu gerbang yang terlihat masih bertengger. Beberapa penduduk Desa Leubok, mengatakan di lokasi itu juga pernah tinggal aparat keamanan beberapa tahun lalu. Di sekitar lokasi itu dulu sering ditemukan mayat orang yang dibuang.

M. Harun seorang warga desa itu mengatakan dulu pernah ada mayat seorang lelaki yang dikenal penduduk bernama Syamsyuddin, penduduk Desa Blang Kulam Idi Cut Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur. Selain itu juga masih ada beberapa mayat orang tidak dikenal ikut dikuburkan oleh masyarakat setempat. Bahkan ada satu mayat yang setelah ditanam di lokasi itu, diambil lagi oleh tentera dan POM ABRI. Jenazah laki-laki asal Kota Lhokseumawe itu, ditanam di kawasan Gudang Dinamit dan sebagian tubuh korban terjungkal ke luar lobang. Korban itu adalah seorang famili dekat sebuah keluarga aparat keamanan di Lhokseumawe yang ditemukan terbunuh di Gudang Dinamit. Pelaku pembunuhan terungkap dan oleh POM dan kemudian menyuruh meng-gali kembali kuburan itu. Penduduk sempat menyaksikan peritiwa itu.

Dari cerita penduduk lokasi-lokasi tersebut sekarang menjadi angker dan jarang ada penduduk yang berani datang ke sana kalau tidak penting betul. Akibatnya, tempat itu menjadi lokasi kosong yang mengerikan dan oleh penduduk menyebutkan ada hantu yang melolong setiap malam di lokasi itu. Pernah pula, penduduk, di kawasan itu mendengar suara-suara seperti suara orang berbicara, namun ketika dilihat tidak tampak seorang pun di jalan. Sampai dimana kebenaran temuan mayat di lokasi itu dulu, hanya penduduk setempat yang paling tahu karena mereka bisa mendengar dan menyaksikannya dari dekat ketika peristiwa terjadi.