Diculik Ketika Sedang Melaksanakan Shalat Tarawih

51. Diculik Ketika Sedang Melaksanakan Shalat Tarawih

Lima orang janda dari Kecamatan Peureulak dan satu dari Kecamatan Nurusalam (Idi Cut), Aceh Timur, mendatangi DPRD Tk II Aceh Timur. Para janda ini mengadukan tentang suami dan anak mereka yang hilang pada tahun 1991 lalu. Di antara yang hilang itu tercatat seorang remaja berusia 18 tahun. Jumlah orang hilang yang dilaporkan, sebanyak 14 kasus. Para janda yang didampingi para mahasiswa itu, diterima tiga anggota Komisi A DPRD setempat, masing-masing Teungku Abdul Rasyid (FPP), Adi Raja (FKP ) dan Mawardi Nur (FPP). Turut hadir mendengarkan penjelasan dari keluarga orang hilang itu, dua staf Kantor Sospol, masing-masing Syaiful Azhar BA dan Fadli SH. Ketua DPRD Tk II Aceh Timur, Achmad Dadang, ketika diminta tanggapannya tentang masuknya laporan orang hilang tersebut, mengatakan, sebagai wakil rakyat, pihaknya tetap menampung segala aspirasi dan keluhan dari masyarakat. Begitu juga mengenai orang hilang ini, tidak tertutup kemungkinan akan masuk lagi pengaduan-pengaduan dari masyarakat. Karena itu, untuk sementara ini, pihaknya akan menampung dan menca-tat semua masukan tentang kasus orang hilang. “Selanjutnya, kasus tersebut akan diserahkan kepada pihak yang berwenang menangani-nya,” katanya. Para wanita yang mengadukan kasus orang hilang ke dewan itu, berasal dari Kecamatan Peureulak, masing-masing, Aminah (40), Hafsah M Ali (43), Asiah Abdul Rahman (49), Khadijah Abdullah (47), Ti Hawa. Sedangkan dari Idi Cut, Nurakikah. Keenam wanita desa ini, melaporkan tentang keluarganya yang hilang pada bulan Ramadhan tahun 1991. Sebagian besar orang-orang hilang

itu diambil ketika sedang melaksanakan shalat tarawih. 27 Usai mendapatkan laporan orang hilang itu, anggota Dewan Mawardi Nur dan salah seorang mahasiswa yang menjadi mediator para janda itu, mengatakan, dari pengaduan tentang orang hilang, yang diterima dewan baru 14 kasus. Empat di antara orang hilang itu, ditemukan beberapa hari kemudian, sesudah menjadi mayat. Sedangkan yang lainnya masih belum diketahui rimbanya. Ke-empat orang hilang yang ditemukan telah menjadi mayat itu, Marhaban Bardan (55) suami Aminah, warga Desa Hutan Dama Kecamatan Peureulak. Mayatnya ditemukan di Masjid Pasi Puteh, setelah diman-dikan warga setempat. Armiah Ismail (38), suami Hapsah M Ali. Korban yang karyawan PT PPP Blang Simpo itu, diambil orang tak dikenal, pada 4 Maret 1991 sekitar pukul 10.00 WIB di Kedai Alur Nireh. Ditemukan mayatnya pada 6 Maret 1991 terapung di sungai Matang Arun (Sungai Peureulak). Mahmud M Hasbi (18), anak dari Khadijah Abdullah. Mayat-nya ditemukan di pinggir jalan Krueng Tuan, setelah tiga hari kemudian, tepatnya pada 21 Ramadhan. Sedangkan korban lainnya, Abdullah, warga Idi Cut. Mayat suami Nurakikah ini, ditemukan di depan rumah- nya sendiri, dalam kondisi yang sangat mengenaskan. “Suami saya lehernya tembus peluru,” ungkap Nurakikah sambil menyeka air mata-nya. Sedangkan 10 kasus orang hilang, tapi hingga kini belum ditemukan, masing-masing: M Yakob Abdulah (suami Asiah Abdul Rahman), warga Desa Babah Krueng, Peureulak; Zamzami (suami Ti Hawa), warga Desa Tualang, Peureulak; Armiya Amin (35), warga Desa Buket Pala, Peureulak; Abdul Rani (45), warga Desa Buket Pala, Peureulak; Adni Rani (22), warga Desa Buket Pala, Peureulak; Kasim (22), warga Desa Buket Pala, Peureulak; Sukri(22), warga Desa Buket Pala, Peureulak; Usman (22), warga Desa Buket Pala, Peureulak; Mariah, remaja berusia 18 tahun, warga Desa Buket Pala, Peureulak; Sa’id Sulaiman (50), warga Desa Buket Pala, Peureulak; Menurut Armin Ali, Kades Buket Pala tahun 1991, kepada pihak Dewan, Armiya Amin, Sa’id Sulaiman dan dirinya sendiri, sempat ditahan di Ranto Peureulak. Namun, setelah diproses ia dilepaskan kembali. Sedangkan Armiya Amin dan Sa’id Sulaiman, tidak diketahui kemana dibawa.