GERAKAN USRAH DI JAWA TENGAH
Bab 07 GERAKAN USRAH DI JAWA TENGAH
Kata Usrah berarti keluarga. Dari persidangan di pengadilan dan beberapa dokumen gerakan ini diketahui, bahwa pusat gerakan Usrah ini bermarkas di Jawa Tengah bagian selatan, dan beberapa daerah di pantai Utara Jawa. Masyratakat Islam di Jawa dibagi ke dalam kelompok santri dan Abangan. Kelompok santri ini lebih banyak tinggal di Jawa bagian Utara daripada bagian selatan.
Beberapa hari sebelum tahun 1965, daerah selatan Jawa Tengah merupakan basis PKI terkuat di Indonesia. Mayoritas penduduknya mendukung PKI, tetapi di beberapa bagian lain, Islam lebih banyak pengikutnya.
Basis-basis PKI inilah yang menjadi sasaran pertama pembantaian tahun 1965 dan 1966 yang kemudian mengantarkan Soeharto memegang tampuk kekuasaan. Berbeda dengan Jawa Timur, pihak militer dengan bantuan pemuda-pemuda Islam melakukan pembunuhan terhadap pen- dukung-pendukung PKI di desa, dan di daerah-daerah kantong gerakan Usrah seperti Klaten, Boyolali, Brebes, dan Surakarta. Pembantain-pembantaian sadis di daerah-daerah ini meninggalkan bekas traumatis pada masyarakat, sehingga rasa permusuhan antara abangan dan santri tidak akan dapat diobati, untuk beberapa generasi yang akan datang.
Para penguasa militer menganggap daerah miskin di Jawa tengah sebagai daerah yang rawan gangguan. Daerah ini merupakan lahan subur bagi perkembangan PKI disebabkan kemiskinan rakyat. Penguasa militer juga mencurigai gerakan kiri yang berkedok Islam di daerah-daerah ini.
Gerakan Usrah sepanjang yang kami ketahui, sama sekali berbeda dengan gerakan-gerakan Islam lainnya di Indonesia. Gerakan ini dijiwai semangat reformasi dan mengajak kembali kepada niali-nilai dasar Islam. Sekalipun gerakan ini sifatnya reformatif, namun berbeda dengan gerakan Muhamdiyah yang sama-sama lahir di wilayah ini.
Gerakan Usrah diilhami oleh ajaran Hassan Al-Banna , seorang pemikir muslim Mesir serta pembangun gerakan Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang mengadakan pengajian mingguan untuk membina semangat anggotanya menjalani hidup sesuai tuntunan Al-Qur’an. Kelompok-kelompok tersebut merupakan bagian dari gerakan lebih besar Gerakan Usrah diilhami oleh ajaran Hassan Al-Banna , seorang pemikir muslim Mesir serta pembangun gerakan Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang mengadakan pengajian mingguan untuk membina semangat anggotanya menjalani hidup sesuai tuntunan Al-Qur’an. Kelompok-kelompok tersebut merupakan bagian dari gerakan lebih besar
Tidak di ketahui secara pasti sejak kapan kelompok-kelompok ini melakukan kegiatannya dan seberapa luas penyebarannya serta berapa jumlah pengikutnya. Jendaral Harsudiono Hartas pernah mengumumkan bahwa gerakan usroh ini berawal dari Solo lalu berkembang keenam masjid yang bertebaran di kota Semarang. Gerakan ini mempunyai pengikut sekitar sepuluh ribu orang. Karena itu tokoh-tokoh Islam khawatir kalau pihak militer nantinya secara membabi-buta menganggap semua masjid sebagai tempat berlindung yang aman bagi aktivis-aktivis Usrah.
Anggota setiap kelompok gerakan Usrah jumlahnya terbatas, antara tujuh hingga lima belas orang. Dengan sistem ini maka terbentuklah ikatan individual yang kuat, sehingga para anggotanya dapat saling membantu kawannya di saat-saat sulit. Kelompok Usrah ini juga mengumpulkan infaq untuk membantu para anggotanya, membiayai keperluan kawin, pemeliharaan anak yatim dan lain-lain. Para anggota Usrah tidak hanya di tuntut keahlian di bidang angama, tapi juga harus meluangkan waktu untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di lingkungannya masing-masing. Gerakan ini mendorong para anggotanya untuk men- jalani kehidupan sesuai ajaran Islam yang benar, meninggalkan minuman keras, perjudian, rokok, dan membiasakan hidup berjama’ah serta kegiatan-kegiatan keagamaan. Para anggotanya juga di ajak menjauhkan diri dari organisasi-organisasi non Islam serta menolak setiap bentuk ideologi yang bertentangan dengan Islam.
Walaupun mereka tidak pernah membicarakan masalah-masalah politik praktis, tetapi tidaklah sulit untuk diduga, bahwa mereka menolak asas tunggal yang diwajibkan pemerintah. Sikap gerakan ini terhadap asas tunggal yang terjabarkan di dalam pancasila tidaklah secara frontal, tetapi berupaya menciptakan kondisi politik, dan sosial berdasarkan semangat Islam.
Para anggota gerakan Usrah menganggap rendah mereka yang bekerja dalam birokrasi pemerintah. Sikap semacam ini dianggap sebagai alasan terhadap rezim yang sangat otoriter dan suka kepada simbol-simbol. Bagi rezim, ancaman Usrah itu dirasakan karena sifat gerakannya yang berakar pada pembinaan keluarga dan pola pengembangan organi-sasinya.
Tidak adanya perhatian gerakan Usrah terhadap masalah-masalah politik nasional sejalan dengan ketidakpeduliannya kepada negara dan semua peraturannya. Adanya tuduhan bahwa gerakan ini secara rahasia mendukung perjuangan mendirikan negara Islam nampaknya berla- wanan dengan keyakinan keagamaan gerakan ini. Sebab tujuan pokok gerakan Usrah adalah menyebarluaskan da’wah di kalangan kaum muslimin yang telah meninggalkan tuntunan agamanya, agar kembali kepada Islam serta mengajak kaum muslimin bertaqwa. Hal yang menarik dari gerakan ini adalah karena ia ternyata tersebar di daerah-daerah abangan dimana orang-orangnya kuat berpegang pada aliran kebatinan, tetapi secara formal mengaku Islam.