Nur Hidayat

6. Nur Hidayat

Nur Hidayat Assegaf lahir di Kuningan Cirebon Jawa Barat tanggal 26 Maret 1959. Nurhidayat yang dikenal sebagai pimpinan (amir musyafir) Front Komando Mujahidin (FKM) dalam peristiwa Talangsari ini. Dulu ia pernah bekerja pada kantor Bea dan Cukai di Riau. Ia berhenti kerja dan kembali ke Jakarta. Selama menganggur ia aktif dalam kegiatan di suatu LSM, dan sambil memperdalam pemahaman keislaman, ia kemudi-an mengikuti jamaah pengajian yang mengarah pada upaya hijrah ke Lampung. Pada tahun 1983 Nurhidayat diangkat sebagai Panglima Selatan.

Dalam sidang lanjutan perkara subversi yang dipimpin Majelis Hakim yang diketuai Yoesoef SH saksi Nurhidayat —yang juga terdakwa pada sidang lainnya ini— menegaskan “jangankan orang lain keluarga sendiri sekalipun akan dibunuhnya jika menentang rencananya.” 36 Nurhidayat —yang juga dikenal sebagai karateka nasional ini— dalam keterangannya menguraikan penggunaan senjata panah yang dibuat sebagai persiapan mengadakan aksi keonaran dan pembakaran di pusat-pusat dan pompa bensin di Jakarta. Kebanyakan aktivis muslim pada masa itu, mereka selalu menerjemahkan makna jihad dengan tindakan-tindakan kekerasan yang seringkali berbentuk kriminal. Padahal tindakan kriminal bertenta-ngan dengan semangat Piagam Madinah bagian 13 yang pernah diterap-kan Nabi Muhammad SAW.

Ia juga menguraikan sekitar rencananya membajak pesawat terbang, pembunuhan terhadap dua tokoh Islam yakni Kiyai Haji Hasan Basri (Ketua MUI) dan Haji Jeilani Naro (ketua umum PPP). Ia juga mcnjelaskan peranan “kelompok 4” yang terdiri dari Fauzi Isman, Sudarsono, Wahidin dan Nur Hidayat sendiri.

Khusus mengenai pembunuhan dua tokoh Islam tadi menurut Nur Hidayat baru sampai pada tahap kasak-kusuk sesama jema’ah pada setiap pertemuan yang diadakan di Jakarta—setelah peristiwa GPK Warsidi di Lampung meledak tanggal 6 Februari 1989. Menurut pendapat Nurhida-yat, peraturan yang diberlakukan pemerintah Republik Indonesia seka-rang adalah pembuatan manusia yang bertentangan dengan perintah Allah dalam Al Quran. Dalam Al Quran, yang berhak mengatur bumi dan langit adalah Allah. Oleh sebab itu, “Saya tidak mentaati peraturan yang dibuat manusia yang penuh dengan kedzoliman.” Sebu-ah sikap konsisten yang sangat radikal. “Untuk itulah,” kata “Nurhidayat ia bermaksud mendirikan Negara Islam sekaligus berniat memisahkan diri dari Republik Indonesia tanpa merasa takut akan konsekwensinya.” Pergulatan Islam dan negara memang tidak pernah pupus di tangan-tangan para pejuang seperti ini. “Selama tidak dibenci dan tidak menen-tang Allah saya tidak takut kcpada siapapun,” demikian Media Indonesia mengutip keterangan Nur Hidayat ketika duduk di kursi terdakwa di pengadilan Jakarta.

Mengenai rencana yang akhirnya berbuah kegagalan untuk memba-jak pesawat terbang, Nurhidayat mengatakan ketika tantangan itu disampaikan kepada jama’ahnya ternyata ditolak dengan alasan tidak ada yang bisa berbahasa Inggris. Ternyata, menguasai “bahas kafir” ada-lah syarat yang juga penting untuk melaksanakan tugas-tugas seorang fundamentalis. “Meski bisa berbahasa Inggris belum tentu bisa dilakukan kerena kami tidak mempunyai duit untuk biaya,”

lanjut Nurhidayat lagi. 37 Persoalan finansial umat Islam dalam dunia pergerakan hampir sama tuanya dengan persoalan kemiskinan rakyat secara umum. Ia juga pernah ke Lampung untuk mengecek keadaan perkampu-ngan Islam Warsidi itu, tetapi saat itu ia tidak bisa masuk karena diblokir pihak keamanan. 38 Dalam program jangka pendek kelompok Front Komando Mujahidin disebutkan bahwa mereka akan membentuk Islamic village atau base camp. Program tersebut berupa pendirian perkampu-ngan Islam dengan hukum di mana diberlakukannya hukum Islam secara kaffah. Terkadang, semangat melaksanakan hukum

Islam —yang oleh sebagian orang masih terkesan mengerikan dan menakutkan—adalah semangat yang luar-biasa. Bahkan sering tergambar tentang hukum potong-tangan sebagai satu- satunya hukum dasar dalam Islam. Padahal, meskipun hukum ini disyari’atkan dalam Al Qur’an,

hukum potong tangan ini tidak pernah dilaksanakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. 39 Menurut pendapat Nurhidayat, peraturan yang diberlakukan peme-rintah sekarang adalah pembuatan manusia yang bertentangan dengan perintah Allah dalam Quran. Dalam Al Quran kata saksi yang berhak mengatur bumi dan langit adalah Allah. Oleh sebab itu saya tidak mentaati peraturan yang dibuat manusia yang penuh dengan kedzoliman. Untuk itulah menurut keyakinannya bahwa dirinya bermaksud mendirikan Negara Islam Indonesia sekaligus berniat memisahkan diri dari Republik Indonesia tanpa merasa takut akan konsekwensinya. “Selama tidak dibenci dan tidak menentang Allah saya tidak takut kepada siapapun.”