Guru Diculik, Kepala Sekolah Stress Muhammad (42) Kepala SD Negeri PIR -I Krueng Pase Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten
48. Guru Diculik, Kepala Sekolah Stress Muhammad (42) Kepala SD Negeri PIR -I Krueng Pase Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten
Aceh Utara, mengalami trauma berat setiap kali mengingat peristiwa penculikan M. Diah, guru bawahannya yang terjadi pada jam sekolah 25 Juli 1990 lalu. 25 Tak tahan mengingat peris-tiwa itu, Muhammad meminta pindah meski resikonya dia hanya menjadi guru biasa di SD lain. Mantan Kepala SD PIR I Krueng Pase yang kini menjadi guru kelas di SD Negeri Nomor 4 Samalanga ini menceritakan pengalaman sedih dan mengerikan yang menimpa koleganya itu kepada beberapa guru di Kantor Dinas P dan K Kabupaten Pidie. Sambil bercerita guru ini terus menyapu air matanya karena tak bisa menahan perasaan sedihnya. Soalnya sejak hari “pengambilan paksa” diri M Diah itu, hingga sekarang Muhammad tidak pernah mendengar tentang guru malang itu lagi.
Demikian pula isteri korban, Suryana, penduduk Desa Paya Dua Kecamatan Makmur yang baru dinikahi dan sampai sekarang belum sempat mengadakan pesta perkawinanya, tak pernah lagi melihat M Diah. Sejak kekasihnya diambil oknum aparat yang bersenjata di sekolah, Suryana memang terus mencari kemana-mana dan minta bantuan instansinya. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar beritanya. Peristiwa tersebut, kata Muhammad, amat membekas diingatannya. Sebab waktu M Diah “diambil” murid-murid sekolah yang masih kecil-kecil yang diting-galkan oleh M Diah, pun ketakutan dan menangis tersedu-sedu saat melihat gurunya itu dibawa beberapa oknum aparat keamanan bersen-jata lengkap. Murid-murid bertanya kepada M Diah mengapa gurunya ditangkap dan guru mereka itu adalah orang yang baik hati, tutur Muhammad. Oknom-oknum aparat bersenjata itu datang dengan tiba--tiba tanpa surat perintah atau membawa kepala desa setempat untuk menjadi saksi. Oknum aparat keamanan tersebut menanyakan kepada Muhammad yang mana M Diah dan Muhammad memanggil koleganya itu tanpa menyangka akan dibawa. Oknum aparat hanya minta lihat KTP M Diah, dan setelah itu korban dibawa pergi dan tidak pernah kembali ke sekolahnya. Menurut catatan yang ada diarsip sekolah, M Diah lahir 1963 di Desa Meunasah Kulam Beureughang Kecamatan Kuta Makmur dan diangkat menjadi guru PNS di SDN PIR-I Krueng Pase, 1 Oktober 1986 dengan NIP 131486059. Dikatakan yang paling menyakit-kan pengambilan guru itu terjadi saat sedang jam belajar sehingga disaksi-kan oleh murid-murid sekolah. Selain itu tidak ada selembar surat penang-kapanpun yang dikeluarkan oleh Demikian pula isteri korban, Suryana, penduduk Desa Paya Dua Kecamatan Makmur yang baru dinikahi dan sampai sekarang belum sempat mengadakan pesta perkawinanya, tak pernah lagi melihat M Diah. Sejak kekasihnya diambil oknum aparat yang bersenjata di sekolah, Suryana memang terus mencari kemana-mana dan minta bantuan instansinya. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar beritanya. Peristiwa tersebut, kata Muhammad, amat membekas diingatannya. Sebab waktu M Diah “diambil” murid-murid sekolah yang masih kecil-kecil yang diting-galkan oleh M Diah, pun ketakutan dan menangis tersedu-sedu saat melihat gurunya itu dibawa beberapa oknum aparat keamanan bersen-jata lengkap. Murid-murid bertanya kepada M Diah mengapa gurunya ditangkap dan guru mereka itu adalah orang yang baik hati, tutur Muhammad. Oknom-oknum aparat bersenjata itu datang dengan tiba--tiba tanpa surat perintah atau membawa kepala desa setempat untuk menjadi saksi. Oknum aparat keamanan tersebut menanyakan kepada Muhammad yang mana M Diah dan Muhammad memanggil koleganya itu tanpa menyangka akan dibawa. Oknum aparat hanya minta lihat KTP M Diah, dan setelah itu korban dibawa pergi dan tidak pernah kembali ke sekolahnya. Menurut catatan yang ada diarsip sekolah, M Diah lahir 1963 di Desa Meunasah Kulam Beureughang Kecamatan Kuta Makmur dan diangkat menjadi guru PNS di SDN PIR-I Krueng Pase, 1 Oktober 1986 dengan NIP 131486059. Dikatakan yang paling menyakit-kan pengambilan guru itu terjadi saat sedang jam belajar sehingga disaksi-kan oleh murid-murid sekolah. Selain itu tidak ada selembar surat penang-kapanpun yang dikeluarkan oleh