Hakikat Teknik Cluster dalam Pembelajaran Menulis
25
Dengan berpedoman pada teori Hohl, teknik pembelajaran Cluster ini diperkirakan sangat cocok untuk pembelajaran menulis. Jenis tulisan bermacam-
macam, dapat berupa artikel, teks, surat, puisi dan juga sejarah.teknik Cluster membantu dalam menemukan konsep-konsep tulisan, membantu merangkainya
menjadi kalimat dan menyusun menjadi paparan parageaf sebuah karangan sederhana.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pengertian teknik Cluster
adalah suatu teknik pembelajaran yang berpusat pada kreativitas peserta didik untuk mengumpulkan kata-kata dan mengelompokan kata-kata tersebut ke
dalam kertas dengan secepatnya. Teknik ini melibatkan kerja dua belahan otak yaitu otak kanan dan otak kiri untuk merangsang gagasan-gagasan pada pikiran
peserta didik dalam kegiatan menulis. Menulis di sini lebih kepada jenis teks berupa Sachtexte.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa teknik Cluster termasuk dalam teknik pembelajaran aktif yang menuntuk siswa untuk
berkreativitas menggunakan ide gagasan mereka dalam menulis. Seperti yang dikatakan oleh Makruf 2009: 78 bahwa pada pembelajaran aktif menuntut
peserta didik menggunakan otak untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang telah dipelajari. Jadi pada
pembelajaran aktif peserta didik dituntut mampu menyerap materi pelajaran yang disampaikan pendidik, sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah,
serta mampu mengaplikasikan serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang diterima ketika dibutuhkan.
26
Pembelajaran aktif memusatkan pembelajaran pada peserta didik, sehingga berimplikasi menumbuhkan sikap aktif dan perhatian peserta didik
ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat menggali informasi dan pengetahuan sendiri melalui peran
aktifnya di dalam proses pembelajaran baik secara individual maupun berkelompok. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila dilihat dari segi proses
dan dari segi hasil. Yamin 2007:81 menambahkan bahwa belajar aktif merupakan fungsi
interaksi atar peserta didik dan situasi di sekitarnya yang ditentukan oleh indikator merupakan pengembangan dari kompetesi dasar. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa indikator keaktifan tersebut dapat dijadikan patokan penilaian keaktifan peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengupayakan
pembelajaran yang bersifat aktif, akan tetapi indikator keaktifan ditentukan berdasarkan kompotensi dasar mata pelajaran yang sedang berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik perlu dikembangkan di dalam pembelajaran. Semakin peserta didik aktif
dalam pembelajaran, semakin banyak peluang memahami materi yang disampaikan pendidik. Apabila materi yang diberikan pendidik diserap dengan
baik, maka prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Keaktifan peserta didik dapat berupa keaktifan dalam kegiatan visual, lisan, mendengarkan,
menulis, menggambar, metrik, mental dan emosional. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran, dimana
keaktifan peserta didik dapat diukur dengan ketercapaian indikator yang
27
disesuaikan dengan kompetisi dasar. Dari berbagai penjelasan diatas mengenai pembelajaran aktif, maka
teknik Cluster yakini mampu meningkatkan kekatifan pembelajaran di dalam kelas dimana siswa dituntut untuk kreatif dalam menuangkan ide gagawan dan
mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah cerita. Langkah-langkah teknik Cluster adalah sebagai berikut DePorter, 2003:
181 1
Melihat dan membuat kaitan antara gagasan. 2 Mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dikemukakan 3 Menelusuri jalan pikiran
yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep 4 Bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyuntingan atau pertimbangan
5 Memvisualkan hal-hal khusus dan mengingatnya kembali dengan mudah 6 Mengalami desakan kuat untuk menulis.
Jika DePorter menggambarkan penerapan Cluster secara umum, kemudian
Groβmaβ 2011: 36-37 menjabarkan teknik Cluster dengan lebih rinci. Pengerjaannya diawali dengan pemberian satu konsep sebagai stimulus
untuk menjabarkan lebih banyak konesp. Adapun langkah-langkahnya antara lain.
1 Beginne mit dem Kern des Clusters. Schreibe ihn auf und kreise ihn
mit dem Stift in der Mitte ein 2 Schreibe die Gedanken, die folgen, schnell auf, ohne sie in eine logische Reihenfolge bringen zu wollen. 3
Jeder Gedanke wird wiederum selbst mit einem Kreis umgeben und durch eine Linie verbunden. 4 Wenn keine Idee megr haben, schaue
auf das Cluster, umkreise mit dem Stift. 5 Versuche nicht, die produzierten Einfälle und Gedankenketten logisch zu bewerten. 6 Erst
wenn der Prozess abgeschlossen ist, macht man sich an das Ordnen der Ideen.
1 Mulailah dengan inti dari Cluster. Tulislah dengan dan lingkari dengan pena.
2 Tuliskan pikiran-pikiran yang mengikutinya dengan cepat tanpa memikirkan urutan yang logis. 3 Setiap kejadian, setiap pikiran yang mengitarinya diberi
28
lingkaran dan dihubungkan pada konsep sebelumnya dengan garis. 4 Jika arus pemikiran sementara sudah terkuras habis, lihatlah Cluster, lingkari konsep baru
dan membuat hubungannya kembali 5 Jangan mencoba mengevaluasi kelogisan ide dan rantai pemikiran karena dapat menghambat Cluster 6 Ketika
proses selesai, hal terbaik pertama dilakukan adalah membuat tatanan ide. Kedua pendapat di atas mengatakan bahwa langkah-langkah dalam
Cluster pada prinsipnya sama dan dalam penerapannya dapat dikombinasikan
supaya lebih bervariatif. Penerapan Cluster dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok di dalam kelas. Dietrich 2012: 3 mengatakan “Cluster
kann in Einzelarbeit oder in Kleingruppen bis zu vier Schülern durchgeführt werden. Die Auswertung wiederum erfolgt in kleinen Gruppen oder in
Zusammenarbeit mit der gesamten Klasse. Dengan membentuk kelompok
belajar tentu saja akan melatih siswa bagaimana menerima pemikiran teman kelompoknya dan secara bersama-sama berpartisipasi memecahkan masalah-
masalh terkait dengan proses menulis. Teknik ini memang melibatkan keaktifan peserta didik. Namun peran
pendidik pun juga penting dalam hal mancapai tujuan pembelajaran. Adapun peran pendidik seperti yang dikatakan oleh Scholz Möckel 2004: 35
Der Lehrer sollte beim Clustern Folgendes beachten; 1 Er sollte motivierende Themen vorgeben, die den Erfahrungshorizont der Schüler
nicht überschreiten 2 Die Assoziation sollte nie länger als sieben Minuten und das Fließtextschreiben etwa zehn Minuten dauern 3 Es
sollten keinerlei Kommentare zu den Texten abgegeben werden.
Peran fungsional pendidik dalam pembelajaran aktif adalah sebagai fasilitator, yaitu menyediakan fasilitas pedagogis, psikologis, dan akademik.
29
Fasilitasi dalam pembelajaran menggambarkan suatu proses dalam membawa seluruh anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam pembelajaran Warsono
Hariyanto, 2013: 20. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran aktif, pendidik berperan sebagai fasiltator dalam proses pembelajaran, sehingga
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Dengan demikian, peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, langkah-langkah teknik Cluster ini dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran menulis bahasa Jerman di
dalam kelas dengan cara 1 melihat dan membuat kaitan antara gagasan. Pada langkah ini pendidik membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 4 orang tiap kelompoknya. Kemudian pendidik memfasilitasi peserta didik dengan memberikan satu konsep terkait dengan tema untuk
menemukan kata yang berkaitan dengan pembelajaran, selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis kata yang ditemukannya tersebut ke
dalam kertas kosong, misalnya Im Restaurant lalu melingkarinya, kemudian siswa mencari lebih banyak lagi kata-kata yang berhubungan dengan kata Im
Restaurant di restauran dan mengelompokannya di sekitar kata tersebut,
selanjutnya siswa melingkari kata atau frase baru dan menghubungkannya, 2 mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dikemukakan. Pada langkah ini
peserta didik sudah menemukan kata yang saling berhubungan, yang memicu suatu gagasan pemikiran. Selanjutnya peserta didik menuliskan hasil
pemikirannya ke dalam kertas tanpa pertimbangan apapun, walaupun hasil pemikiran yang di tulis tersebut tidak berhubungan atau tidak cocok, 3
30
menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep. Pada langkah ini pendidik membimbing peserta didik untuk menelusuri jalan
pikirannya terhadap apa yang telah dituliskannya tadi, agar peserta didik menyadari bahwa mereka sudah mempunyai konsep untuk melakukan kegiatan
menulis, 4 bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyuntingan atau pertimbangan. Pada langkah ini pendidik membimbing
peserta didik untuk memposisikan setiap kata dalam tingkatan yang sama dengan gagasan-gagasan lainnya dengan harapan peserta didik dapat terus
menghasilkan gagasan tanpa melakukan evaluasi terhadap gagasan tersebut, 5 memvisualkan hal-hal khusus dan mengingatnya kembali dengan mudah.
Selanjutnya pada langkah ini peserta didik diminta untuk melihat kembali hasil pengelompokannya, untuk diberi nomor urut yang menurut siswa logis untuk
dijadikan bahan tulisan. Dan hasil pengelompokannya tersebut merupakan landasan menulis yang dapat memunculkan gagasan-gagasan lain, 6
mengalami desakan kuat untuk menulis. Pada langkah ini peserta didik menulis yang sesungguhnya berlandaskan hasil pengelompokannya.
Sebagai teknik pembelajaran, tentu saja Cluster memiliki beberapa keunggulan dan juga kelemahan. DePorter 2003:182 menyebutkan bahwa
teknik Cluster memberikan beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut 1
menimbulkan semangat kreatifitas pada siswa, karena siswa diberikan kebebasan dalam berpikir dan menuangkan gagasan-gagasan
sendiri 2 merangsang siswa untuk membentuk pola pikir yang luas, sehingga meminimalkan hambatan menulis 3 mengoptimalkan kinerja
otak kanan, yang merupakan tempat munculnya gagasan-gagasan baru, gairah, dan emosi 4 memberikan kebebasan atau belajar otonom pada
siswa, yakni : penemuan gagasan, dan mengemukakan gagasannya secara tulis.
31
Oleh karena itu, teknik Cluster sangat baik diterapkan dalam proses belajar mengajar karena sangat efektif meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa
dalam belajar. Di samping memiliki keunggulan, tentunya teknik Cluster juga memiliki
kelamahan. Kelemahan-kelemahan teknik Cluster di antaranya yaitu 1
jika ada siswa yang kurang kreatif, maka guru harus memberikan motivasi yang lebih dalam proses belajar mengajar 2 teknik Cluster
memerlukan bimbingan ekstra dari guru sehingga jika guru tidak terampil membimbing dan mengarahkan siswa, kemungkinan teknik ini
tidak akan berhasil dilaksanakan dengan baik 3 kurang kerja sama antara guru dan siswa, karena siswa diberikan kebebasan untuk
mengungkapkan gagasannya 4 gagasan yang dihasilkan siswa, kadang- kadang tidak sesuai dengan materi. DePorter, 2003: 182
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, setiap teknik pembelajaran memiliki kelemahan. Pada teknik Cluster kadang-kadang ada
siswa yang kurang aktif mengungkapkan gagasannya, kurang kerja sama antara guru dan siswa, kadang-kadang memerlukan bimbingan ekstra, dan kadang-
kadang gagasan yang dihasilkan siswa tidak sesuai dengan materi. Berikut ini merupakan contoh sederhana pengembangan kosakata melalui
asosiasi antarkonsep yang diawali dengan satu kata pemicu.
32
Gambar 1. Cluster dengan tema “Lieblingsessen”