Deskripsi Data Angket Kemampuan peserta didik dalam keterampilan menulis bahasa

96 peserta didik menjawab boleh, 26,92 atau 7 peserta didik menjawab bersedia, 3.85 atau 1 peserta didik menjawab ya bersedia dan 3.85 atau 1 peserta didik menjawab boleh sekali. Berikut adalah salah satu kutipan angket peserta didik. “Ya bersedia” 5 Harapan peserta didik terhadap penerapan teknik Cluster pada pembelajaran keterampilan menulis antara lain 11.54 atau 3 peserta didik berharap dapat memudahkan menyusun kalimat, 23.08 atau 6 peserta didik berharap dapat menambah kosakata , 3.85 atau 1 peserta didik berharap dapat membantu kesulitan belajar , 11.54 atau 3 peserta didik berharap dapat memudahkan dalam pembelajaran, 15.38 atau 4 peserta didik berharap dapat memudahkan dalam mengatasi kesulitan menulis, 15.38 atau 4 peserta didik berharap supaya pembelajaran tidak menjenuhkan, suasana belajar lebih menyenangkan, 3.85 atau 1 peserta didik berharap dapat mengatasi masalah dalam belajar, 11.54 atau 3 peserta didik berharap supaya membantu menemukan ide dalam menulis dan 3.85 atau 1 peserta didik menjawab semoga dapat bermanfaat. Berikut adalah salah satu kutipan angket peserta didik. “Membantu menemukan ide” Berdasarkan hasil angket peserta didik di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih mengalami berbagai kendala dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Jerman. Kendala yang dialami sebagian besar peserta didik adalah kesulitan dalam menulis menggunakan struktur tulisan bahasa Jerman 97 dengan baik, mereka merasa kesulitan dalam menulis katafrasa bahasa Jerman, membuat kalimat dengan struktur yang benar dan kurangnya kosakata. Beberapa peserta didik belum bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan suasana belajar yang membosankan. Dari hal tersebut, diharapkan adanya perbaikan dalam sistem pembelajaran bahasa Jerman dan peserta didik bersedia dengan diterapkannya teknik Cluster dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun penjabaran kegiatan tiap siklus adalah sebagai berikut.

a. Siklus I

Peneliti dan guru berkolaborasi merencanakan tindakan siklus I, dimana tahap tindakan disusun menggunakan model siklus Kemmis dan Taggart. Model penelitian tersebut adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat langkah pokok, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1 Perencanaan Perencanaan siklus 1 diawali dengan identifikasi masalah. Masalah diidentifikasi dari wawancara yang dilakukan dengan guru dan peserta didik, observasi, dan pengisian angket peserta didik. Subjek penelitian yang ditetapkan pada penelitian ini adalah kelas XI Bahasa 1. 98 Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan pengisian angket peserta didik kelas XI Bahasa 1, teridentifikasi beberapa kendala peserta didik dalam mempelajari keterampilan menulis bahasa Jerman, baik secara ektern maupun intern yang mempengaruhi prestasi serta keterlibatan peserta didik di dalam proses pembelajaran bahasa Jerman. Kendala internal peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menulis bahasa Jerman adalah sebagai berikut. 1 Penguasaan kosakata peserta didik yang minim berpengaruh terhadap kemampuan menulis bahasa Jerman. 2 Peserta didik juga kesulitan di dalam membaca dan melafalkan kata atau teks berbahasa Jerman. 3 Peserta didik masih kesulitan dalam menyusun kalimat bahasa Jerman dengan struktur yang tepat. 4 Peserta didik belum lancar mengungkapkan gagasan dan pemikiran, 5 Hampir semua peserta didik terkendala dari segi keaktifan dikarenakan kurang percaya diri dan ketidakberanian mengungkapkan pendapat pada pembelajaran bahasa Jerman, dan 6 Persepsi peserta didik bahwa bahasa Jerman sulit dipelajari. Adapun kendala eksternal peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menulis bahasa Jerman adalah sebagai berikut. 1 Penjelasan guru cenderung membosankan karena guru menggunakan teknik konvensional pada pembelajaran menulis bahasa Jerman, 2 suasana kelas saat belajar kurang kondusif, dan 3 alokasi waktu pembelajaran terbatas. Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, peneliti dan guru berkolaborasi dan berdiskusi untuk memilih, membatasi dan mempertimbangkan sebagian masalah yang dianggap perlu untuk dapat segera 99 ditangani. Oleh karena itu, guru dan peneliti sepakat untuk memfokuskan penyelesaian masalah yang terkait dengan pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman sebagai berikut. 1 Keaktifan peserta didik dalam belajar bahasa Jerman masih rendah, 2 prestasi keterampilan menulis bahasa Jerman belum optimal, dilihat dari penguasaan kosakata yang masih kurang dan sebagaian kecil peserta didik terkendala dalam menyusun kalimat, sehingga peserta didik masih kesulitan dalam menulis karangan, 3 pembelajaran keterampilan menulis yang dilakukan guru bahasa Jerman dirasa masih konvensional. Berdasarkan masalah yang sudah dipilih, maka guru dan peneliti berkolaborasi menyusun pemecahan masalah terhadap pembelajaran menulis bahasa Jerman. Peneliti dan guru menentukan beberapa gagasan pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang yang disepakati adalah sebagai berikut. 1 Guru berupaya untuk mendorong peserta didik supaya aktif belajar kosakata, membuat kalimat dan menulis karangan dengan mencari kosakata dengan penggunaan teknik Cluster. Dengan teknik ini guru dapat melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pencarian kata-kata yang berhubungan dengan tema yang diberikan. Kata-kata yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran peserta didik sendiri sehingga mudah diingat. Kosakata dalam bahasa Indonesia tidak dilarang, namun peserta didik dan guru bersama-sama mencari padanannya dalam bahasa Jerman. Dari uraian tersebut diasumsikan bahwa keaktifan peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran bahasa Jerman meningkat dan juga permasalahan dalam penguasaan kosakata dapat teratasi. 2 Guru berupaya