Penilaian Keaktifan Peserta Didik

44 deapan dan membuat Cluster juga termasuk dalam kategori indikator ini. Keberhasilan peserta didik dalam hal keaktifan juga dapat dilihat ketika peserta didik mampu menjawab pertanyaan teman mengenai permasalahan pembelajaran. Untuk lebih spesifiknya, unsur-unsur tersebut dijabarkan dengan skor atau nilai yang menunjukkan tingkatatan unsur dalam tulisan. Mulyasa 2010: 218 menjelaskan bahwa dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Dari segi hasil, pembelajaran berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebaiknya tidak hanya mengoptimalkan keberhasilan hasil, melainkan juga mengoptimalkan keberhasilan proses yaitu dengan membangkitkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. B. Penelitian yang Relevan Penelitian serupa dilakukan oleh Fakhriyan 2012 dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Melalui Teknik Asosiogram Bagi Peserta Didik ke las XI Bahasa SMA N 2 Wonosari”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis Bahasa Jerman peserta didik kelas XI Bahasa SMA N 2 Wonosari dengan menggunakan teknik asosiogram. 45 Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan teknik asosiogram dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis deskripsi Bahasa Jerman peserta didik kelas XI Bahasa SMA N 2 Wonosari. Hal ini terlihat dari hasil tes keterampilan menulis deskripsi peserta didik dari siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 71 kemudian meningkat pada akhir siklus ke II menjadi 72,68. Terdapat peningkatan sebesar 1,68 antara Siklus I dan II. Dengan demikian keterampilan menulis Bahasa Jerman peserta didik XI Bahasa SMA N 2 Wonosari telah mengalami peningkatan. Ditinjau dari segi proses maupun hasil dengan tindakan asosiogram. Penelitian tersebut dianggap relevan dengan penelitian berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Peserta Didik Kelas XI Bahasa MAN Purworejo melalui teknik Cluster ” dikarenakan penelitian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas yang menekankan pada upaya peningkatan keterlibatan peserta didik pada pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman, serta upaya peningkatan prestasi belajar keterampilan menulis peserta didik. Selain itu pada dasarnya teknik Assoziogramm hampir sama dengan Cluster yaitu dengan menuangkan ide-ide terkait dengan tema di atas kertas maka akan membantu memudahkan untuk menulis. Kemudian dengan mengasosiasikan atau menghubungan antar konsep ide tersebut maka akan terbentuk rangkaian kalimat yang padu. Perbedaan antara kedua teknik adalah pada tahap visualisasi. Pada teknik Assoziogramm semua ide terletak melingkari konsep utama. namun pada Cluster , hanya konsep-konsep terdekat dengan konsep utama saja yang 46 melingkari. Ide selanjutnya terletak pada konsep yang melingkari konsep utama, sehingga akan terbentuk rantai asosiasi atau Assoziationskette. Namun pada prinsipnya adalah sama yaitu penggalian ide untuk mengembangkan imajinasi peserta didik dalam menulis. Selain pada tahap visualisasi, perbedaan terletak pada perbedaan setting penelitian dan subjek penelitian. Penelitian Fakhriyan dilakukan di kelas XI Bahasa SMA N 2 Wonosari tahun 2012 dengan materi Aktivität in der Freizeit sedangkan peneliti melakukan penelitian pada kelas XI Bahasa MAN Purworejo tahun 2014 dengan materi tema Essen und Trinken dan Wohnung .

C. Kerangka Pikir

1. Penggunaan teknik Cluster dapat meningkatkan keaktifan peserta

didik kelas XI Bahasa MAN Purworejo pada pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif. Dalam menulis terdapat keleluasaan yang lebih untuk memilih dan menentukan kata yang akan diungkapkan jika dibandingkan dengan keterampilan produktif lainnya yaitu berbicara. Keterampilan menulis berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Dalam penggalian ide inilah yang sulit dan terkadang menghambat proses menulis. Peserta didik justru masih kesulitan dalam menemukan ide-ide, dimana ide inilah yang menjadi bahan tulisan. 47 Penanggulangan masalah tersebut peneliti berminat mengupayakan peningkatan keterampilan menulis Bahasa Jerman peserta didik dengan teknik Cluster pengelompokan. Tujuan dari teknik ini adalah merangsang otak dalam penggalian ide-ide dengan cara berasosiasi bebas dan menghubungkan tiap ide. Teknik ini sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah siswa kaitannya dengan penggalian ide dan pengembangan ide tersebut. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran dikarenakan teknik ini melibatkan kreativitas kerja otak peserta didik dalam menggali ide dan membuathubungan antar imajinasinya. Penerapan teknik Cluster di awali dengan pemberian stimulus yang merangsang otak peserta didik untuk menemukan kaitan-kaitan dengan stimulus tersebut. Pada awalnya peserta didik akan mengalami kesulitan, namun lama kelamaan mereka dapat memunculkan ide seakan-akan ide mengalir dengan sendirinya. Kegiatan ini akan menambah keasyikan dalam belajar menulis karena peserta didik diminta menggambarkan diagram dan diperbolehkan dengan penggunaan warna supaya menambah daya imajinasi mereka dalam membuat kaitan antar konsep. Kegiatan pembelajaran dengan teknik Cluster juga dapat dilakukan secara berkelompok sehingga peserta didik terlibat dalam kegiatan sosial dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan dari penerapan teknik Cluster yaitu meningkatkan keaktifan peserta didik di dalam kelas secara merata, sehingga menghindari dominasi peserta didik. Peserta didik juga dilatih agar dapat mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, serta dapat memberi saran kepada peserta didik lain. Dengan demikian pada proses 48 pembelajaran peserta didik dapat mencari solusi apabila terdapat masalah, serta dapat menyimpulkan bersama materi yang sedang dipelajari pada proses pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan beberapa kelebihan dapat disimpulkan bahwa teknik Cluster dapat meningkatkan partisipasi keterampilan menulis Bahasa Jerman peserta didik.

2. Penggunaan teknik Cluster dapat meningkatkan prestasi belajar

keterampilan menulis peserta didik kelas XI Bahasa MAN Purworejo Pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman menggunakan teknik konvensional hanya melibatkan beberapa peserta didik atau dapat dikatakan bahwa dengan teknik tersebut partisipasi peserta didik tidak merata. Peserta didik yang tidak terlibat cenderung bersikap pasif dan tidak mampu mencerna materi yang disampaikan. Hal demikian mengakibatkan prestasi belajar keterampilan menulis peserta didik tidak optimal. Menyikapi masalah tersebut maka diperlukan pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik secara merata. Dengan demikian diharapkan masing-masing peserta didik mengalami peningkatan prestasi secara merata. Teknik Cluster, menuntut masing-masing peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran menggunakan teknik Cluster pendidik dapat melatihkan 1 kesinambungan isi gagasan, 2 pengorganisasi isi tulisan, 3 penggunaan tata bahasa, 4 pemilihan kosakata kaitanya dengan gaya bahasa, dan 5 ketepatan ejaan Unsur tersebut perlu dilatihkan dalam pembelajaran menulis karena termasuh dalam unsur – unsur dalam penilaian keterampilan menulis. Unsur- unsur tersebut antara lain gagasan, organisasi isi, tata bahasa, kosakata, dan