Hakikat Penggunaan Teknik Pembelajaran

22 untuk menyiapkan, menambah dan mengontrol kemampuan bahasa asing pembelajar. Melalui teknik, maka pembelajaran bahasa asing tentu akan mudah untuk dipahami dan mampu meningkatkan minat belajar peserta didik. Hal ini senada dengan pendapat Pringgawidagda 2002: 137 bahwa teknik pembelajaran digunakan sebagai alat untuk membimbing peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penggunaan teknik pemebelajaran tentu saja akan berhasil jika disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Teknik pembelajaran yang kreatif akan merangsang semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pawlow dalam Hardjono 1988: 76 berpendapat bahwa: Die Intensität der eigensetzten psychischen Kräfte ist um so grosser, je vielfältiger der Unterrichtsprozess strukturiert wird, je reicher die M ӧglichkeit des Schülers ist, sich mit dem Objekt der Aneignung vielfältig auseinanderzusetzen, es von verschiedenen Seiten zu betrachten, es in einem andern Sinnzusammenhang einzuordnen. Intensitas kekuatan psikis seorang peserta didik yang dipergunakan dalam belajar akan bertambah, jika struktur proses mengajar mempunyai banyak variasi. Kemampuan untuk menguasai materi akan lebih besar, karena peserta didik diberi kemungkinan untuk mempelajari dan melihat dari berbagai aspek, sehingga dapat mempergunakannya dalam situasi yang lain. Berdasarkan uraian tentang teknik dan pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran merupakan aplikasi perilaku kegiatan belajar mengajar yang konkret dari metode di dalam kelas. Penggunaan teknik dapat mengaktifkan dan melibatkan siswa dalam belajar, dengan menjadikan 23 siswa sebagai subjek belajar. Pemiliha teknik pembelajaran hendaknya desusaikan dengan tujuan, materi, dan situasi pembelajaran serta pendidik dapat memvariasikan teknik meskipun dengan metode yang sama. Dengan demikian sebuah metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Semakin banyak variasi yang dilakukan, maka akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik, sehingga tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran juga akan semakin baik.

3. Hakikat Teknik Cluster dalam Pembelajaran Menulis

Cluster dikembangkan oleh Gabriel L. Rico pada abad ke-80. Semua informasi, petunjuk, dan perasaan dapat dihubungkan yang dapat dimulai dari satu pikiran dan pikiran lain yang mengelilinginya Hohl, 2005: 29. Menurut Gabriele dan Rico dalam Deporter Hernachi 2003: 180 pengelompokan atau Cluster adalah suatu cara memilih pemikiran yang saling berkaitan dalam menuangkan ide di atas kertas secepatnya, tanpa mempertimbangkan kebenaran atau nilainya. Artinya sebuah pemikiran yang dikelompokan di atas kertas hampir sama seperti proses berpikir yang terjadi dalam otak, walaupun dalam bentuk yang disederhanakan. Dengan kata lain, teknik Cluster merupakan suatu cara memilah gagasan dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya yang hampir sama dengan proses berpikir di dalam otak, walaupun hanya dalam bentuk yang sederhana. Pengertian Cluster menurut Groβmaβ, dkk 2011: 36 Das Cluster ist eine Brainstormingtechnik, mit dessen Hilfe Ideen entwickelt oder gesammelt werden. Ziel des Clusterns ist es, mit Hilfe von freien Assoziationen die spontane Ordnung des Denkens vor uns zu bringen und sichtbar zu machen, und zwar ohne Druck und Zwang. 24 Diese Visualisierungstechnik wird dem Umstand gerecht, dass Gedanken und Vorstellungsbilder immer in Zusammenhängen stehen. Cluster merupakan teknik Brainstorming dimana ide-ide dapat dikembangkan dan dikumpulkan. Tujuannya adalah dengan asosiasi bebas maka akan membawa tatanan pikiran secara spontan dan membuatnya tampak tanpa tekanan dan paksaan. Teknik visualisasi ini mencerminkan fakta bahwa pikiran dan citra mental selalu dalam suatu hubungan. Dalam hal ini teknik Cluster sangat membantu kegiatan awal menulis yaitu pengumpulan ide dan dilanjutkan pengembangan ide. Dimana pengumpulan ide terjadi secara spontan dari otak tanpa ada tekanan dan paksaan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh DePorter dan Hernacki bahwa menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan kerja kedua belah otak. Hal ini berhubungan dengan proses kreativitas dalam merangsang ide. Prinsip kerja Cluster juga demikian, seperti pendapat Dietrich 2012: 3 yang menyatakan “…Beim Clustern werden beide Hirnhälften stimuliert”. Bahwa dengan Cluster, kedua belah otak akan dirangsang. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Rico 1884: 84 bahwa “Ziel des Cluster-Schreibens ist es, das Zusammenwirken von linker und rechter Ge- hirnhälfte im Schreibprozess zu ermöglichen ”. Selain itu Hohl 2005: 35 menyebutkan fungsi dari Cluster 1 Artikel, Sachtexte vorzubereiten 2 Informationen zu bearbeiten 3 Ideen zu entwickeln 4 Ideen für Gedichte und Geschichten zu kreieren 5 Projekte zu erforschen 6 Briefe zu entwerfen 6 Geschäftsberichte zu verfassen 7 Protokolle zu schreiben 8 Anzeigen und andere Werbemittel zu texten 9 Persönliche Probleme zu lösen. 25 Dengan berpedoman pada teori Hohl, teknik pembelajaran Cluster ini diperkirakan sangat cocok untuk pembelajaran menulis. Jenis tulisan bermacam- macam, dapat berupa artikel, teks, surat, puisi dan juga sejarah.teknik Cluster membantu dalam menemukan konsep-konsep tulisan, membantu merangkainya menjadi kalimat dan menyusun menjadi paparan parageaf sebuah karangan sederhana. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pengertian teknik Cluster adalah suatu teknik pembelajaran yang berpusat pada kreativitas peserta didik untuk mengumpulkan kata-kata dan mengelompokan kata-kata tersebut ke dalam kertas dengan secepatnya. Teknik ini melibatkan kerja dua belahan otak yaitu otak kanan dan otak kiri untuk merangsang gagasan-gagasan pada pikiran peserta didik dalam kegiatan menulis. Menulis di sini lebih kepada jenis teks berupa Sachtexte. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa teknik Cluster termasuk dalam teknik pembelajaran aktif yang menuntuk siswa untuk berkreativitas menggunakan ide gagasan mereka dalam menulis. Seperti yang dikatakan oleh Makruf 2009: 78 bahwa pada pembelajaran aktif menuntut peserta didik menggunakan otak untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang telah dipelajari. Jadi pada pembelajaran aktif peserta didik dituntut mampu menyerap materi pelajaran yang disampaikan pendidik, sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah, serta mampu mengaplikasikan serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang diterima ketika dibutuhkan.