Pendahuluan Model dinamika spasial sistem perikanan kasus pengembangan kawasan perikanan pelagis kecil di Kabupaten Maluku Tengah

5.3 Dinamika Musiman Suhu Permukaan Laut

Kondisi perairan Maluku Tengah yang ditunjukkan dengan informasi suhu permukaan laut SPL merupakan salah satu dasar untuk mengetahui perairan yang potensial untuk kegiatan penangkapan. Hal ini didasarkan pada parameter dasar yang digunakan untuk penentuan daerah penangkapan ikan potensial sebagaimana dikembangkan oleh Hasyim 2003. Distribusinya selama setahun menunjukkan SPL tertinggi dimulai bulan September 32,48 o C dan memuncak bulan Oktober 33,78 o C. Distribusinya tetap pada kisaran itu sampai menurun sampai lagi di bulan April 32,55 o C. Hal ini membuktikan bahwa bulan September sampai dengan April merupakan bulan- bulan dimana SPL hangat Gambar 9. Distribusi SPL terendah dimulai dari bulan Juni 27,62 o C dan terus menurun sampai titik terendah di bulan Agustus 25,68 o C. Distribusi ini menunjukkan bahwa bulan-bulan dengan distribusi SPL yang agak dingin terjadi pada periode bulan Juni sampai dengan Agustus. Gambar 9 Distribusi nilai maksimum, minimun dan rata-rata SPL di perairan Kabupaten Maluku Tengah, tahun 2010 Gambaran umum distribusi suhu sepanjang tahun menunjukkan adanya dinamika musiman SPL di perairan Maluku Tengah. Dinamika yang ditunjukkan, diekspresikan secara grafis untuk menunjukkan aspek temporal dan aspek spasial diekspresikan melalui pemetaan. Oleh sebab itu, dinamika yang ditunjukkan menggambarkan dinamika menurut waktu dan keruangan. Pada Musim Barat rata-rata SPL di perairan ini sekitar 30,13 o C. Suhu hangat berkisar antara 28 - 33 o C di bagian Selatan kawasan Werinama sampai dengan Selatan kepulauan Banda. Suhu dingin sekitar 26 o C terdapat di bagian Utara Seram Utara dan di perairan sekitar Kepulauan TNS Gambar 10. Pergerakan masa air hangat dari perairan Selatan Maluku Tengah ke arah Utara, terjadi bulan Januari sampai Februari. Dalam bulan Maret, perairan Selatan kembali ditempati masa air dingin yang bergerak dari arah Selatan, masih terkonsentrasi masa air hangat di perairan Selatan kepulauan Banda sampai Barat Teon Nila Serua. Pola distribusi dengan konsentrasi masa air dingin yang muncul di antara masa air hangat memberikan ruang bagi distribusi sumber daya ikan. Oleh sebab itu, penangkapan ikan, khususnya pelagis kecil perlu diarahkan pada perairan ini. Gejala ini juga menunjukkan adanya potensi pengangkatan masa air yang cenderung terjadi di Laut Banda pada bulan-bulan tersebut. Rata-rata SPL pada musim peralihan Barat-Timur sekitar 30,29 o C. Suhu perairan umumnya hangat lebih dari 28 o C pada musim ini. Konsentrasi suhu hangat terdapat di bagian Timur Laut kawasan Seram Utara dan perairan sekitar kepulauan Banda. Kondisi ini bertahan dari Maret sampai dengan Mei. Namun, di bulan Mei masa air dingin mulai bergerak dari arah Selatan perairan Maluku Tengah, khususnya di perairan sekitar kepulauan Teon Nila Serua Gambar 11. Perairan ini merupakan salah satu perairan yang cukup produktif sebagai daerah penangkapan ikan. Namun, jarang diakses oleh armada perikanan skala kecil yang dikembangkan masyarakat lokal. Hal ini disebabkan letak perairan yang agak jauh dari pulau-pulau utama yang menjadi basis perikanan tangkap. Pada musim Timur, rata-rata SPL sekitar 28 o C. Suhu perairan hangat antara 28 - 31 o C terdapat di bagian Utara kawasan Seram Utara, sedangkan suhu dingin antara 25 - 26 o C umumnya terdistribusi di Selatan pulau Seram dan Pulau Ambon sampai perairan kepulauan Banda dan Teon Nila Serua Gambar 12. Musim Timur merupakan puncak dimana distribusi suhu permukaan laut yang dingin di perairan Maluku Tengah, terutama di bagian Tenggara. Distribusi SPL sepanjang musim Timur berkaitan dengan waktu-waktu puncak penangkapan ikan, karena pada bulan Juni sampai dengan Agustus kegiatan penangkapan ikan pelagis intensif dilakukan oleh nelayan Maluku Tengah.