Data sub sistem pengelolaan

70 Hasil ini kemudian dipetakan pada peta laut atau peta navigasi laut. Sebagai konfirmasi dilakukan pemetaan partisipatif bersama sampel nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan ikan pelagis kecil. Hasil ini kemudian di- overlay dengan peta DPI tradisional eksisting yang telah diambil di lapangan. Pemetaan DPI menggunakan program ArcGIS versi 9.3 untuk mengoperasikan peta dasar rupabumi yang bersumber dari Bakosurtanal. Hasil plot titik DPI di lapangan yang telah dimasukkan ke dalam program excel kemudian dipanggil kedalam program ArcGIS versi 9.3, setelah dirubah menjadi decimal degree. Titik ini kemudian diberikan pengelompokkan berdasarkan kawasan-kawasan yang menjadi basis penelitian. 2 Penentuan DPI potensial Penentuan DPI potensi DPIP dilakukan dengan pendekatan overlay peta- peta SPL dan klorofil-a yang menunjukkan nilai kisaran preferensi dari ikan pelagis kecil, lokasi-lokasi DPIT eksisting yang selama ini diakses oleh nelayan dan distribusi titik-titik koordinat dengan konsentrasi densitas ikan pelagis kecil yang cukup tinggi sampai dengan densitas tinggi. Pemetaan DPI menggunakan program ArcGIS versi 9.3 dengan memanfaatkan peta dasar rupabumi yang bersumber dari Bakosurtanal, peta distribusi SPL bulanan dan klorofil-a bulanan dan peta DPIT. Hasil overlay ini kemudian dikelompokkan berdasarkan distribusi kriteria SPL, klorofil-a dan DPIT dengan pendekatan distribusi spasial terdekat nearest spatial distribution. 3 Dinamika musiman DPI Analisis ini dilakukan dengan didasarkan pada hasil pemetaan DPIP sesuai dengan kondisi exisiting dan hasil partisipatif yang dikelompokkan secara musiman. Hasil ini kemudian dianalisis perubahannya secara musiman untuk mengetahui dinamika daerah penangkapan ikan di perairan Kabupaten Maluku Tengah bagian Selatan. Seluruh titik DPI yang dipetakan, dihitung distribusinya secara musiman dengan batasan nilai prosentase yang terfokus pada dua sumber, yaitu lokasi rumpon dan lokasi bagan apung. Analisis statistik deskriptif dilakukan melalui 71 ekspresi tabular. Untuk mengekspresikan dinamikanya secara spasial, dilakukan pemetaan untuk mengetahui tingkat konsentrasi DPI pada perairan setiap kawasan.

3.3.1.3 Dinamika akses DPI

Analisis untuk komponen ini menggunakan analisis spasial yang dilakukan pasca pemetaan akses. Nilai aksesibilitas yang dinyatakan dengan rata-rata jarak dari basis penangkapan ke DPI ikan pelagis kecil. Hasilnya kemudian diekspresikan secara grafis. 3.3.1.4 Analisis potensi sumber daya ikan 1 Justifikasi penerimaan gema untuk ukuran panjang ikan pelagis kecil Analisis data potensi ikan pelagis kecil pada tahap awal dilakukan secara digital menggunakan perangkat lunak visual analyser. Untuk menjadi kriteria penerimaan dan penolakan target khusus untuk ikan pelagis kecil digunakan pendekatan Pulse window. Ada dua pendekatan pada pulse window yang digunakan: 1 amplitudo dari gema echo amplitude; dan 2 durasi pulsa pulse duration. Sesuai dengan panduan BioSonic Inc. 2004 dan pendekatan yang dikembangkan oleh Latumeten 2010, nilai echo threshold -60 dikonversikan ke panjang ikan sekitar 4 cm untuk rata-rata ukuran ikan paling kecil, sedangkan untuk ukuran ikan maksimum rata-rata menggunakan nilai echo threshold -41 sampai dengan -40 yang dikonversikan ke panjang ikan sekitar 35 sampai dengan 39 cm. Untuk kepentingan pendeteksian ukuran ikan pelagis kecil, maka digunakan data target strength TS ikan sebagaimana dikembangkan oleh Latumeten 2010 sesuai formula umum yang dikemukakan oleh Foote 1987, sebagai berikut: TS = 20 Log L – 71,9 physostomes dimana: L : panjang ikan F : frekuensi echosounder yang digunakan - 71,9 : konstanta