Dermaga laut Infrastruktur Wilayah

98 Untuk membuktikan eksistensi sektor perikanan sebagai sektor basis atau non basis di Maluku Tengah, distribusi secara spasialnya dihitung dengan pendekatan Location Quotient LQ. Sesuai dengan kriteria sektor basis LQ ≥ 1,00 dan sektor non basis LQ 1,00, ternyata lima kawasan memiliki sektor perikanan yang menjadi basis perekonomiannya, masing-masing Banda, Tehoru, Salahutu, Leihitu dan Seram Utara Gambar 7. Gambar 7 Distribusi nilai Location Quotient sektor perikanan pada tiap kawasan di Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2003 – 2010.

4.4 Gambaran Umum Perikanan Maluku Tengah

4.4.1 Produksi perikanan

Produksi perikanan Maluku Tengah sampai dengan tahun 2010 mencapai 83.314,9 ton. Tingkat produksi ini menunjukkan adanya peningkatan dari tahun sebelumnya 2009 sebesar 14,73. Namun, jika dibandingkan dengan tingkat produksi pada tahun 2008, terjadi penurunan volume produksi sebesar 20,41 di tahun 2010. Sesuai nilai produksinya, perikanan Maluku Tengah menghasilkan produksi sebesar Rp. 244.960.513.000,- yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya 2009 sebesar 52,46. Jika dibandingkan dengan nilai produksi tahun 2008, masih terjadi penurunan sebesar 24,72 di tahun 2010. Perkembangan produksi perikanan ini, sebagian besar merupakan kontribusi dari perikanan laut. Berdasarkan volume produksinya, kontribusi yang 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 99 diberikan perikanan laut sebesar 99,59, sedangkan berdasarkan nilai produksi, berkontribusi sebesar 94,60. Kontribusi ini terkait dengan aktivitas usaha perikanan terfokus pada perikanan laut, terutama perikanan tangkap. Secara spasial, distribusi produksi perikanan laut di Maluku Tengah bervariasi di tiap kawasan. Tujuh kawasan yang memiliki tingkat produksi paling tinggi, rata-rata kontribusi 10,00, meliputi: Leihitu, Salahutu, Tehoru, Kota Masohi, Banda, Amahai dan Saparua. Kawasan lainnya hanya berkontribusi di bawah 7,00 Gambar 8. Kontribusi ini didukung dengan banyaknya aktivitas nelayan dalam kegiatan perikanan tangkap, dukungan infrastruktur perikanan dan potensi pasar lokal yang cukup baik. Gambar 8 Distribusi spasial produksi perikanan laut di Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2010 Perkembangan produksi perikanan laut dalam lima tahun terakhir 2006 – 2010 menunjukkan adanya fluktuasi produksi untuk setiap jenis komoditas. Hasil identifikasi terhadap 11 jenis utama komoditas perikanan laut, Cakalang dan Tongkol dari kelompok ikan pelagis besar memiliki tingkat produksi yang tinggi, lebih dari 12.000 ton pada tahun 2009 atau rata-rata lima tahun terakhir lebih dari 11.600 ton. Pada kelompok ikan pelagis kecil tingkat produksi tertinggi pada komoditas layang dengan rata-rata produksi lebih dari 7.600 ton, serta teri dan lemuru lebih dari 4.000 ton Tabel 9.