Rumusan Masalah Model dinamika spasial sistem perikanan kasus pengembangan kawasan perikanan pelagis kecil di Kabupaten Maluku Tengah

12

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Untuk mendukung pembatasan ruang analisis dalam penelitian ini, dikemukakan kerangka pikir penelitian sebagaimana diekspresikan dalam Gambar 3. Gambar ini menunjukkan integrasi komponen-komponen pembentuk kerangka pikir, antara lain: 1 masalah; 2 solusi; 3 kebutuhan data dan informasi; 4 analisis; dan 5 output. Penyusunan kerangka pikir penelitian dengan menggunakan pendekatan integrasi komponennya merupakan upaya untuk memberikan pelingkupan yang lebih spesifik dan membatasi ruang lingkup penelitian Gambar 3 Kerangka pikir penelitian 13 Masalah utama yang dibatasi dalam penelitian ini terbagi atas tiga kelompok masalah. Pertama, perbedaan akses nelayan terhadap DPI dan ketergantungan nelayan terhadap DPI tradisional yang selama ini diakses. Hal ini disebutkan terakhir ini berkaitan dengan masih lemahnya akses nelayan tehadap data dan informasi tentang DPI potensial yang dikembangkan oleh pemerintah. Data dan informasi yang dikembangkan pun belum menunjukkan adanya kesesuaian dengan DPI tradisional yang selama ini diakses untuk pemanfaatan SDI pelagis kecil. Kedua masalah utama ini merupakan batasan dalam mengembangkan penelitian yang terkait dengan dinamika sub sistem alam. Kedua, tidak ada spesialisasi kawasan terhadap komoditas unggulan dan teknologi penangkapan ikan pilihan serta belum adanya kepastian alokasi spasial optimalnya sebagai instrumen perencanaan pengembangan kawasan perikanan. Ketiga, adanya biased policy dalam implementasi pengembangan kawasan perikanan, khusus pemberdayaan nelayan. Kondisi ini tergambar pada alokasi program atau kegiatan yang tidak sesuai dengan peruntukan kawasan. Masalah lainnya adalah belum terintegrasinya kebijakan lintas lembaga dalam membangun kawasan perikanan. Seluruh lembaga yang berpotensi untuk mengembangkan kawasan perikanan belum menunjukkan adanya integrasi dalam membangun program pembangunan perikanan secara holistik. Oleh sebab itu, penelitian ini diarahkan untuk menyelesaikan ketiga kelompok masalah utama tersebut. Secara makro kerangka pikir ini menunjukkan adanya tiga tahapan analisis yang menghasilkan tiga kelompok output. Tahap analisis 1 dilakukan secara parsial yang menghasilkan output 1 untuk digunakan dalam tahap analisis 2. Output 1 merupakan hasil yang menunjukkan adanya dinamika sub sistem alam, manusia dan pengelolaan. Analisis 2 mulai menggunakan pendekatan analisis integratif untuk menghasilkan output 2. Output 2 merupakan hasil yang menunjukkan adanya perbedaan tipologi kawasan dan sentralitas kawasan. Seluruh hasil yang ditunjukkan dalam output 2 digunakan secara bersama untuk analisis 3 yang menghasilkan output 3. Output 3 merupakan hasil akhir yang mengekspresikan model akhir yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan perikanan pelagis kecil di wilayah penelitian. 14 Penelitian ini dibangun berdasarkan identifikasi masalah yang penting untuk ditangani, terkait dengan pengembangan kawasan perikanan di Maluku Tengah. Masalah umum yang harus direduksi dalam penelitian ini adalah lemahnya pengembangan kawasan perikanan pelagis dan tidak berbasis pada integrasi komponen sistem perikanan berkelanjutan. Beberapa masalah terkait masalah umum di atas, dapat difokuskan untuk dicermati dalam penelitian ini, meliputi: 1 ketidakpastian informasi tentang dinamika sub sistem alam yang berdampak pada perbedaan aksesibilitas terhadap DPI; 2 nelayan tegantung pada pengetahuan DPI tradisional; 3 tidak ada spesialisasi komoditas dan teknologi; 4 tidak adanya informasi yang pasti tentang alokasi spasial optimal ASO unit penangkapan ikan dan tenaga kerja perikanan; 5 biased policy pembangunan perikanan berbasis kawasan; 6 belum terintegrasinya pengembangan kawasan perikanan antar berbagai level kebijakan pemerintah. Solusi yang penting dikembangkan untuk penanganan masalah ini adalah melalui pengembangan model dinamika spasial sistem perikanan dalam mendukung pengembangan kawasan perikanan pelagis kecil. Integrasi dinamika spasial sub sistem alam, manusia dan pengelolaan merupakan solusi derivat dalam mencermati konsep pengembangan kawasan perikanan pelagis berbasis dinamika spasial sistem perikanan. Keragaan sistem perikanan pelagis kecil tergambar dari tiga sub sistemnya dan menunjukkan adanya perubahan-perubahan baik pada skala waktu maupun skala ruang. Perubahan-perubahan yang terjadi pada sub sistem alam dibatasi pendalamannya pada variabel SPL dan Klorofil-a musiman, DPI dan SDI pelagis kecil. Keempat variabel ini merupakan basis analisis yang menunjukkan adanya dinamika dalam sub sistem alam. Dinamika sub sistem manusia dipengaruhi oleh variabel-variabel nelayan dan rumah tangga perikanan, API dan upaya tangkap, tingkat produksi, serta pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Seluruh variabel pada sub sistem manusia berkaitan erat dengan aktivitas sumber daya manusia perikanan dalam kegiatan perikanan tangkap secara holistik.