Model Agregat: InSist_2 Indeks sentralitas sub sistem pengelolaan

318 diaplikasikan dalam rangka perencanaan pengembangan kawasan perikanan pelagis kecil di Maluku Tengah. Bila TipoSan mengelompokkan kawasan dalam konteks tipologinya dan InSist mengelompokkan kawasan dalam konteks struktur ruang dan fungsinya, maka secara bersamaan keduanya dapat memberikan justifikasi yang kuat tentang peruntukan kawasan dalam mendukung pengembangan perikanan pelagis kecil. Aplikasi kedua model ini dianalisis secara bersamaan termasuk seluruh komponen yang ada dalam model, untuk mendapatkan nilai komposit dari seluruh komponen. Pengembangan analisis yang disebut Model Dinamika atau disingkat MoDiS ini, dilakukan untuk menentukan kawasan mana yang memiliki status sebagai kawasan primer, sekunder maupun tersier. Pembagian ketiga kelompok kawasan ini untuk mengalokasi prioritas pengembangan kawasan perikanan pelagis kecil di Maluku Tengah. Upaya mencapai suatu nilai komposit didukung dengan pengembangan beberapa kriteria yang dibangun pada masing-masing indikator seperti dinyatakan dalam Tabel 60. Kriteria yang dibangun ini mengacu pada hasil analisis di bagian sebelum, baik untuk tipologi kawasan maupun indeks sentralitas sistem perikanan. Sesuai dengan distribusi skor dan bobot untuk seluruh indikator dan kriterianya, dibagi tiga interval nilai untuk mendeskripsikan prioritas pengembangan kawasan, masing-masing: 1 kawasan tersier antara 100,00 – 197,92; 2 kawasan sekunder antara 197,93 – 295,83; dan 3 kawasan primer antara 295,84 – 393,75. Penggunaan fungsi IF pada Program Excel dilakukan untuk membantu memberikan batasan terhadap status prioritas pengembangan. Formula fungsi IF yang digunakan sesuai dengan nilai interval yang ditentukan untuk tiga kelas berdasarkan nilai minimum 100 dan maksimum 393,75. Dengan demikian formula fungsi IF yang dirumuskan adalah: =IFMoDiS ij 197,93;Tersier;IFMoDiS ij 295,84;Sekunder;IFMoDiS ij 393,75; Primer Hasil analisis komposit dinyatakan secara menyeluruh pada Lampiran 9, dan cuplikan hasilnya dinyatakan dalam Gambar 55. Hasil ini menunjukkan tiga kelompok prioritas pengembangan kawasan, masing-masing: 1 kawasan dengan prioritas primer meliputi Leihitu dan Kota Masohi; 2 kawasan dengan prioritas 319 sekunder adalah Saparua, Pulau Haruku, Salahutu, Amahai, Tehoru dan Nusalaut; serta 3 kawasan dengan prioritas tersier adalah TNS. Tabel 60 Kriteria penilaian status kawasan perikanan pelagis kecil sesuai tingkat prioritas pengembangan di wilayah Selatan Maluku Tengah Indikator Kriteria Skor Bobot 1. TipoSan_1 1 = periferi netral 1 - 4 15 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 2. TipoSan_2-1 1 = periferi netral 1 - 4 8,75 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 2. TipoSan_2-2 1 = periferi netral 1 - 4 8,75 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 4. TipoSan_2-3 1 = periferi netral 1 - 4 8,75 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 320 Tabel 60 Lanjutan ... Indikator Kriteria Skor Bobot 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 5. TipoSan_2-4 1 = periferi netral 1 - 4 8,75 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 6. TipoSan_2-5 1 = periferi netral 1 - 4 8,75 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 7. InSist_1A 1 = lemah, selang kelas InSist_1A: 1,36 - 6,03 1 - 3 8,75 2 = sedang, selang kelas InSist_1A: 6,04 - 10,70 3 = kuat, selang kelas InSist_1A: 1,36 - 6,03 8. InSist_1M 1 = lemah, selang kelas InSist_1M: 4,78 - 7,99 1 - 3 8,75 2 = sedang, selang kelas InSist_1M: 8,00 - 11,21 3 = kuat, selang kelas InSist_1M: 11,22 - 14,42 9. InSist_1P 1 = lemah, selang kelas InSist_1P: 0,27 - 6,82 1 - 3 8,75 2 = sedang, selang kelas InSist_1P: 6,83 - 13,37 3 = kuat, selang kelas InSist_1P: 13,38 - 19,65 10. InSist_2 1 = lemah, selang kelas InSist_2: 3,05 - 7,03 1 - 3 15 2 = sedang, selang kelas InSist_2: 7,04 - 11,01 3 = kuat, selang kelas InSist_2: 11,02 - 14,99 Kota Masohi dengan status prioritas primer memiliki nilai komposit 301,88 dan Leihitu 298,96. Nilai terendah pada kawasan TNS adalah 110 sehingga kawasan ini memiliki status prioritas tersier. Hasil ini berimplikasi pada kebijakan pengembangan kawasan perikanan di Maluku Tengah harus memperhatikan tingkat prioritas pengembangannya, walaupun sebenarnya kawasan dengan tingkatan hirarki I mencapai tujuh kawasan.