41
2. Untuk produk-produk yang diberikan, faktor-faktor yang menentukan harga
adalah penawaran dan permintaan. Kesetimbangan harga bergerak sepanjang keseimbangan penawaran dan permintaan.
3. Pengetahuan penuh tentang informasi yang dibutuhkan terdistribusi pada
seluruh pemain dalam perikanan. Kekuatan pasar dalam suatu sistem perikanan tergantung pada struktur
sosial internal, seperti peran yang dimainkan oleh organisasi produsen dan koperasi pada domain nelayan, serta keterpaduan secara vertikal dan produsen
pengolahan makanan pada domain pelaku pengolahan. Di sisi lain, tantangan para perantara, tidak hanya berperan sebagai pembeli tapi juga sebagai pemberi modal
yang mendaratkan uang kepada nelayan yang setuju untuk menjual ikannya kepada mereka sebagai bentuk pengembalian dana yang dipinjam. Sering, nelayan
memberikan keuntungan bagi pedagang atau pemebri modal yang berperan secara monopoli untuk menjual kekuatan kapital dan peralatan, dan monopoli juga dalam
pembelian ikan. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi pasar tidak lagi didasarkan pada penawaran dan permintaan, tapi jaringan secara individual yang
mengeksploitasi ketergatungan nelayan Charles, 2001; Widodo dan Suadi, 2006.
2.1.3 Sub sistem pengelolaan dalam sistem perikanan pelagis kecil
Sub sistem pengelolaan dalam sistem perikanan mencakup empat komponen utama yaitu: 1 kebijakan dan perencanaan perikanan; 2 pengelolaan
perikanan; 3 pembangunan perikanan; dan 4 penelitian perikanan Charles, 2001. Kebijakan dan perencanaan perikanan yang dimaksudkan, lebih difokuskan
dalam konteks konsep pengelolaan strategis, sedangkan pengelolaan perikanan lebih difokuskan dalam konteks konsep pengelolaan taktis dan operasional.
Kebijakan dan perencanaan perikanan dalam konteks pengelolaan strategis mencakup: 1 seluruh tujuan yang dicapai dalam sistem perikanan; 2 arahan
kebijakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan; 3 legislasi yang berhubungan dengan pengelolaan dan regulasi perikanan; dan 4 keputusan tentang struktur
sistem pengelolaan. Pembangunan perikanan Indonesia ditentukan oleh model pengelolaan
perikanan yang dikembangkan. Pengertian pengelolaan perikanan dalam UU
42
Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana diubah dalam UU Nomor 45 Tahun 2009 adalah: “Semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam
pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari
peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan
produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati”. Murdiyanto 2004 menyatakan bahwa permasalahan perikanan terkait
dengan beberapa hal, antara lain: 1 kurangnya informasi tentang perikanan; 2 penurunan hasil tangkapan; 3 dukungan pemerintah yang masih terbatas; 4
pendidikan formal tentang lingkungan hidup; 5 upaya memberdayakan masyarakat dan meningkatkan partisipasi; serta 6 penyuluhan dan ketrampilan
petugas penyuluh. Oleh sebab itu, pelaksanaan pengelolaan perikanan dilakukan dalam rangka membangun perikanan dengan tujuan untuk: 1 mempertahankan
kelestarian SDI dan kelanjutan kegiatan produksi; 2 meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial nelayan; serta 3 menjamin pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan industri perikanan. Pengelolaan perikanan dalam konteks taktis dan operasional meliputi: 1
portofolio dari ukuran-ukuran pengelolaan untuk mengontrol dampak pemanfaatan terhadap stok ikan dan ekosistem; 2 setiap ukuran pengelolaan
secara tahunan contohnya: JTB; 3 keputusan harian untuk mencapai rencana operasional; dan 4 penelitian dan pengumpulan data untuk menyediakan basis
pengetahuan yang baik Charles, 2001; . Pembangunan perikanan yang termasuk dalam sub sistem pengelolaan
perikanan ini meliputi beberapa faktor sebagai berikut: 1 ukuran-ukuran untuk meningkatkan
infrastruktur fisik,
kapabilitas kemampuan
teknologi, produktivitas institusi danatau manusia, baik nelayan, pengolah, dll; 2 ukuran-
ukuran untuk meningkatkan aliran manfaat-manfaat yang berkelanjutan dari perikanan, termasuk pembangunan pasar, kontrol kualitas, dan peningkatan
proses-proses distribusi; 3 pembangunan aktivitas perikanan yang baru, yang layak dan diinginkan Charles, 2001; Widodo dan Suadi, 2006.