Dinamika Musiman Suhu Permukaan Laut

Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 Gambar 12 Distribusi suhu permukaan laut pada musim Timur di Perairan Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2010 Rata-rata SPL musim peralihan Timur-Barat sekitar 29,12 o C. Suhu hangat antara 28 - 33 o C terkonsentrasi di bagian Utara Seram Utara. Pada musim peralihan Timur-Barat suhu cenderung hangat lebih dari 28 o C, kecuali pada bulan September yang mendekati 27 o C. Distribusi suhu permukaan laut yang kurang dari 27 o C ini pada bagian Selatan perairan Maluku Tengah Gambar 13. Pada awal musim ini bulan September, suhu dingin masih terdistribusi di perairan Selatan Maluku Tengah, diduga masih dipengaruhi pergerakan masa air dingin yang terjadi saat musim Timur. Distribusi suhu hangat memuncak bulan Oktober dan mengalami penurunan di bulan November. Musim peralihan Timur- Barat merupakan waktu dimana distribusi SPL memiliki dinamika yang tinggi karena fluktuasi tajam antara ketiga bulan yang ada di musim ini. Hasil analisis distribusi SPL secara musiman menunjukkan adanya variasi secara spasial maupun temporal. Nontji 1993 mengatakan bahwa suhu permukaan perairan Indonesia berkisar antara 28 – 31 o C, demikian halnya dengan pernyataan Tomascik et al. 1997 bahwa suhu permukaan laut perairan Indonesia umumnya berkisar antara 25 – 30 o C. Pada musim Barat, SPL cenderung hangat kecuali pada bulan Februari yang mendekati 26 o C. Gradien suhu yang signifikan terjadi di musim ini, karena perbedaan suhu maksimun dan minimum mencapai 6,76 o C. Distribusi nilai SPL ini mendekati pernyataan Ilahude and Gordon 1996 bahwa suhu permukaan bagian sentral Laut Banda pada musim Barat berkisar antara 29,6 – 30,3 o C. Dalam musim peralihan Barat-Timur SPL cenderung hangat, hal ini ditunjukkan dengan distribusi SPL umumnya lebih dari 28 o C. Perbedaan suhu maksimum dan minimum pada musim ini mencapai 4,35 o C. Pada musim Timur terjadi perbedaan SPL yang cukup signifikan antara suhu hangat dan dingin, yakni sekitar 5,83 o C. Musim ini memiliki distribusi suhu yang cenderung dingin antara 25 - 26 o C. Distribusi suhu dingin ini terjadi sekitar dua per tiga musim terutama pada bulan Juli dan Agustus. Ilahude and Gordon 1996 menyatakan bahwa suhu permukaan bagian sentral Laut Banda pada musim Timur berkisar antara 25,7 – 26,1 o C. September 2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Gambar 13 Distribusi kandungan suhu permukaan laut pada musim peralihan Timur- Barat di Perairan Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2010 Berbeda dengan musim Timur, peningkatan SPL musim peralihan Timur- Barat terjadi bulan September dan memuncak dalam bulan Oktober. Peningkatan dalam musim peralihan Timur-Barat menyebabkan perbedaan SPL bulanan cukup signifikan, sekitar 6,62 o C. Bila di musim Timur SPL cenderung dingin, maka distribusinya di musim peralihan Timur-Barat cenderung hangat antara 28 - 33 o C, kecuali bulan September dengan SPL minimum mendekati 27 o C. Fenomena distribusi SPL pada perairan Maluku Tengah memberikan gambaran adanya kesesuaiannya dengan peluang distribusi ikan pelagis kecil. Hasil ini sesuai dengan temuan Indrawatit 2000 bahwa ikan pelagis kecil dari jenis lemuru Sardinella lemuru tertangkap di perairan Selat Bali berada pada kisaran suhu permukaan laut 25,01 o C – 29,00 o C. Nurdin et al. 2012 dalam penelitian menemukan bahwa saah satu ikan jenis pelagis kecil, kembung R. kanagurta memiliki kisaran SPL yang disukai antara 29,94 ± 0,230 o C.

5.4 Dinamika Musiman Klorofil-a

Hasil ekstraksi data citra Modis untuk klorofil-a di wilayah penelitian menunjukkan nilai tertinggi 4,06 mgm 3 dan nilai terendah 0,05 mgm 3 . Distribusi nilai ini menunjukkan bahwa distribusi tertinggi dimulai dari bulan Juni 2,28 mgm 3 dan memuncak di bulan Agustus 4,06 mgm 3 dan menurun lagi di bulan September 2,65 mgm 3 . Hal ini membuktikan bahwa bulan-bulan dengan produktivitas perairan yang cukup tinggi adalah Juni sampai dengan September. Distribusi klorofil-a dengan konsentrasi terendah dimulai pada bulan Januari 0,06 mgm 3 . Distribusi ini menurun sampai mencapai titik terendah di bulan Maret 0,05 mgm 3 dan meningkat lagi di bulan April 0,07 mgm 3 . Hasil ini menunjukkan bahwa bulan-bulan dengan produktivitas terendah terjadi pada periode bulan Januari sampai dengan April. Bersama distribusi suhu permukaan laut, kandungan klorofil-a di perairan mendukung justifikasi kondisi perairan yang sesuai sebagai DPI potensial pada bulan Juni sampai September. Namun, gambaran dinamikanya harus dikaji lebih lanjut. Distribusi kandungan klorofil-a secara bulanan di perairan Maluku Tengah menunjukkan adanya dinamika secara temporal yang diekspresikan secara grafis seperti pada Gambar 14, sementara distribusi spasialnya diekspresikan melalui pemetaan kandungan klorofil-a bulanan yang dikelompokkan per musim. Dinamika menurut waktu dan keruangan dibuktikan dengan distribusi klorofil-a yang bervariasi dari waktu ke waktu, juga dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Rata-rata kandungan klorofil-a yang terdistribusi di perairan ini selama musim Barat sekitar 0,16 mgm 3 . Kandungan yang tinggi antara di berkisar antara 0,5 – 2,01 mgm 3 pada bulan Desember dan Januari. Kandungan klorofil-a terendah berkisar antara 0,06 sampai dengan 0,2 mgm 3 . Gambar 14 Distribusi nilai maksimum, minimun dan rata-rata klorofil-a di perairan Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2010 Distribusi kandungan klorofil dengan konsentrasi yang tinggi di perairan Maluku Tengah terkonsentrasi pada bagian Utara kawasan Seram Utara, bagian Selatan kawasan Amahai, Kota Masohi dan Tehoru terutama di perairan Teluk Elpaputih dan Teluk Tehoru, Utara kawasan Leihitu dan perairan antara pulau Ambon dan Pulau Haruku Gambar 15. Di sisi lain, pada bulan Februari terbentuk kantong masa air dengan kandungan klorofil-a yang tinggi di hanya pada perairan Barat kepulauan Banda dan Selatan kepulauan Lucipara. Hasil penelusuran distribusi spasial selama musim Barat memperlihatkan distribusi kandungan klorofil-a terendah terkonsentrasi pada perairan terbuka di Selatan Pulau Seram, kepulauan Lease sampai bagian Utara dan Timur kepulauan Banda. Distribusi ini ditemukan di setiap bulan sepanjang musim Barat. Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Gambar 15 Distribusi kandungan klorofil-a pada musim Barat di Perairan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2010 Hasil ini menunjukkan bahwa variasi distribusi kandungan Klorofil-a di perairan Maluku Tengah secara bulanan dalam satu musim masih cenderung terjadi. Pada musim Barat, perairan pesisir dan teluk merupakan basis konsentrasi kandungan klorofil yang tinggi, sementara perairan terbuka umumnya memiliki kandungan klorofil-a yang rendah. Kondisi demikian diduga karena pengaruh dinamika perairan dan sumbangan klorofil-a yang berbeda secara bulanan, baik karena perbedaan waktu fotosintesis yang terjadi pada fitoplankton maupun karena sumbangan hara yang berbeda di perairan pesisir dan laut. Distribusi rata-rata kandungan klorofil-a pada musim peralihan Barat- Timur sekitar 0,13 mgm 3 . Kandungan klorofil-a yang tinggi sekitar 0,5 – 2,18 mgm 3 , sementara distribusi kandungan klorofil-a terendah rata-rata kurang dari 0,2 mgm 3 Gambar 16. Kandungan klorofil-a yang tinggi masih terkonsentrasi di bagian Utara kawasan Seram Utara, perairan teluk Elpaputih dan teluk Tehoru. Pada akhir musim ini bulan Mei, terbentuk kantong masa air dengan kandungan klorofil-a yang tinggi di perairan sekitar pulau Ambon dan kepulauan Lease. Distribusi kandungan klorofil-a terendah kurang dari 0,2 mgm 3 masih terkonsentrasi di perairan Selatan kepulauan Banda. Kondisi ini bertahan sepanjang musim peralihan Barat-Timur. Rata-rata kandungan klorofil-a yang terdistribusi dalam Musim Timur sekitar 0,4 mgm 3 yang mengindikasikan tingginya kandungan di perairan Maluku Tengah. Kandungan klorofil-a tertinggi antara 0,5 - 4,06 mgm 3 , sedangkan kandungan klorofil-a yang rendah selama musim ini berkisar antara 0,08 - 0,2 mgm 3 Gambar 17. Kandungan klorofil-a tertinggi terdistribusi hampir pada seluruh perairan Maluku Tengah, kecuali di Selatan kepulauan Banda dengan kandungan klorofil-a kurang dari 0,4 mgm 3 . Puncak distribusi klorofil-a terjadi dalam bulan Agustus di bagian Barat Leihitu sampai dengan perairan Selatan pulau Buru, perairan teluk Elpaputih dan teluk Tehoru. Hasil identifikasi lapangan membuktikan perairan ini merupakan daerah tujuan penangkapan ikan terbanyak selama musim Timur. Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Gambar 16 Distribusi kandungan klorofil-a pada musim peralihan Barat-Timur di Perairan Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2010