253
berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan; b penguatan kelembagaan lokal; serta c penguatan kelembagaan ekonomi nelayan.
Strategi pengembangan infrastruktur dan sistem informasi perikanan dan kelautan. Untuk mendukungnya pada tingkat implementatif, kebijakan operasional
yang ditetapkan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur perikanan dan kelautan melalui: a pendayagunaan sarana dan Prasarana Perikanan dan
kelautan untuk mendukung operasionalisasi penangkapan ikan dan ekspor hasil perikanan dan kelautan; b peningkatan sarana dan fasilitas untuk
mendukung kegiatan budidaya perairan; c peningkatan sarana dan fasilitas untuk mendukung kegiatan pasca panen; d penyediaan sarana fasilitas untuk
mendukung pemusatan datainformasi perikanan dan kelautan.
7.4.3 Roadmap implementasi kebijakan pemerintah provinsi
Implementasi kebijakan strategis pemerintah Maluku dalam pembangunan perikanan tangkap Maluku Tengah tergambar pada roadmap kebijakan
pengelolaan perikanannya. Dibandingkan implementasi kebijakan pemerintah pusat melalui pembiayaannya, kebijakan pemerintah Maluku di Maluku Tengah
relatif sedikit, hanya mencapai enam kelompok kebijakan operasional, masing- masing: 1 pembinaan usaha perikanan; 2 penguatan kapasitas staf pengelola
perikanan; 3 pembinaan dan pengendalian lingkungan; 4 penguatan kapasitas nelayan dan keluarga nelayan; 5 peningkatan kapasitas penyuluhan; serta 6
pengembangan sistem informasi perikanan Tabel 39. Keenam kelompok kebijakan menunjukkan adanya upaya pemerintah
provinsi Maluku untuk mengimplementasikan kebijakan operasionalnya di Maluku Tengah, khususnya pada ruang kebijakan sosial dan politik. Kondisi ini
sangat dipicu oleh adanya konsentrasi pemerintah provinsi terhadap pembangunan perikanan di 10 wilayah lain di Maluku. Namun demikian, sesuai dengan ruang
kebijakan yang diimplementasi, upaya-upaya peningkatan kapasitas ekonomi perikanan tangkap yang didukung dengan ruang kebijakan budaya belum
menunjukkan optimalnya implementasi kebijakan strategisnya. Implementasi kebijakan operasional seperti ini juga dipengaruhi oleh
adanya prioritas wilayah terkait dengan pendaratan kebijakannya. Oleh sebab itu,
254
diduga kinerja pembangunan perikanan di Maluku Tengah haruslah didukung dengan optimalisasi impelemntasi kebijakan pemerintah otonomnya.
Tabel 39 Roadmap kebijakan pemerintah provinsi terhadap pengelolaan perikanan di wilayah penelitian, 2006-2010
No. Kebijakan dan Bentuk Pengelolaan
Perikanan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 I
Pembinaan usaha perikanan: 1 Pengembangan sarana dan prasarana
tangkap
√ √
√ ---
--- 2 Pendampingan pada nelayan perikanan
tangkap ---
--- ---
√ √
II Penguatan kapasitas staf pengelola
perikanan: 1 Pelatihan Statistik Perikanan
√ ---
--- ---
--- 2 Karantina Ikan
√ ---
--- ---
--- 3 Teknisi Pengolahan Hasil Perikanan
√ √
--- ---
--- 4 Penataran Motor Perahu
√ √
--- ---
--- 5 Apresiasi Data statistik Perikanan
Tangkap
√ √
--- ---
--- 6 Pelatihan PMMT bagi Pengawasan Mutu
√ √
√ √
--- 7 Forum Validasi Perikanan Tangkap
√ √
--- ---
√
8 Pelatihan Cek Fisik dan Dokumen Kapal Perikanan
√ √
√ ---
--- 9 Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan
√ √
--- ---
--- 10 Pelatihan Teknik Penangkapan Ikan
√ √
--- ---
√
11 Sosialisasi dan evaluasi pemanfaatan kesehatan ikan dan lingkungan
--- ---
--- ---
√ III
Pembinaan dan pengendalian lingkungan:
1 Pengawasan sentra-sentra produksi ---
√ ---
--- ---
IV Penguatan kapasitas nelayan dan keluarga nelayan:
1 PelatihanKetrampilan Penangkapan ---
--- √
--- √
2 Pelatihan pengolahan hasil perikanan ---
--- √
--- √
V Peningkatan kapasitas penyuluhan: 1 Temu teknis penyuluh
--- √
√ ---
--- 2 Temu teknis dan informasi penyuluhan
perikanan ---
√ √
--- ---
3 Pelatihan Dasar Penyuluh Terampil ---
--- ---
--- √
VI Pengembangan sistem informasi
perikanan: 1 Pengembangan sistem data dan
informasi statistik perikanan tangkap
√ √
√ √
√
2 Pembinaan dan evaluasi statistik perikanan tangkap
√ √
√ √
√ Keterangan: √ = ada; --- = tidak ada
255
7.5 Dinamika Sub Sistem Pengelolaan Berbasis Kebijakan Kabupaten Maluku Tengah
7.5.1 Kebijakan strategis pengelolaan perikanan di Maluku Tengah
Kebijakan pemerintah otonom Kabupaten Maluku Tengah terkait dengan pengelolaan perikanan yang mendukung pengembangan kawasan perikanan,
khusus kawasan perikanan pelagis kecil, berbasis pada kebijakan strategisnya.
Kebijakan strategis pengelolaan perikanan di Maluku Tengah bertujuan untuk: 1
memanfaatkan sumberdaya ikan secara berkelanjutan; 2 meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD bagi Daerah serta meningkatkan kecukupan gizi
masyarakat dari hasil perikanan; 3 meningkatkan kesejahteraan nelayan; 4 meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha; 5 menurunkan
tingkat konflik pemanfaatan ruang dan sumberdaya perikanan; 6 menurunkan tingkat pelanggaran pemanfaatan dan kerusakan sumberdaya perikanan; 7
meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM perikanan; 8 menyediakan teknologi data dan informasi perikanan dalam menunjang pembangunan daerah; serta 9
meningkatkan kapasitas kelembagaan perikanan. Hasil yang diharapkan dapat dicapai melalui implementasi kebijakan
strategis ini adalah adanya peningkatan pada beberapa komponen sasaran antara lain: 1 produksi perikanan tangkap; 2 jumlah nelayan; 3 ketersediaan data
dan informasi perikanan tangkap secara akurat; 4 konsumsi ikan per kapita; 5 pendapatan asli daerah sebagai kontribusi dari perikanan tangkap; 6 ekspor dan
atau distribusi antar pulau hasil perikanan tangkap; 7 peningkatan pendapatan nelayan; 8 kemitraan dengan stakeholders untuk pemberdayaan nelayan dan
pengembangan industri perikanan tangkap; 9 jumlah armada dan alat tangkap. Disamping itu, dari seluruh kebijakan strategis yang ada, sebagai dampak
capaiannya dan untuk keberlanjutan pemanfaatan, diharapkan juga penurunan tingkat pelanggaran pemanfaatan dan kerusakan sumberdaya perikanan.
Sebagai bagian dari kebijakan operasional, maka untuk mencapai tujuan dan sasaran pengelolaan perikanan tangkap di Maluku Tengah, dikembangkan
langkah-langkah strategis yang dikelompokkan dalam lima kelompok kebijakan operasional. Pertama, kebijakan pembangunan infrastruktur perikanan melalui:
1 pengembangan pelabuhan perikanan; dan 2 pembangunan prasarana
256
pengolahan hasil perikanan, dan laboratorium pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan. Kedua, kebijakan pengembangan sumberdaya manusia melalui:
1 peningkatan jumlah dan mutu aparatur kelautan dan perikanan; 2 pembentukan dan pengembangan UPTD yang terkait dengan pembangunan
perikanan tangkap; 3 pengembangan sumberdaya manusia pengelola dan nelayan; 4 peningkatan jumlah dan mutu tenaga kerja perikanan.
Ketiga, kebijakan pengembangan perikanan tangkap, meliputi: 1 peningkatan dan pengembangan jumlah armada, alat tangkap maupun alat bantu
penangkapan ikan untuk daerah penangkapan di pantai dan lepas pantai terutama bagi nelayan pengelolaan perikanan yang memungkinkan; serta 2 optimalisasi
usaha perikanan skala kecil berupa OPTIKAPI yang didukung oleh kajian terapan teknologi untuk menunjang pengembangan kegiatan Perikanan tangkap. Keempat,
kebijakan pasca panen dan pemasaran melalui: 1 penerapan sistim program manajemen mutu terpadu yang merupakan mekanisme pengawasan mutu dengan
metode hazard analysis critical control point; 2 peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pasca panen menyangkut pengkemasan dan pemasaran.
Kelima, kebijakan operasional yang menjadi kontrol untuk mencapai keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap, yakni kebijakan pengawasan dan
pengendalian sumberdaya perikanan, melalui: 1 pengendalian penangkapan dalam rangka mengoptimalkan sumberdaya kelautan dan perikanan; 2
peningkatan pengawasan dan pengendalian melalui penerapan sistem monitoring, controling, dan surveillance; 3 pembinaan dan pengembangan sistem
pengawasan berbasis masyarakat; serta 4 peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pengawasan.
Seluruh aspek kebijakan strategis dari pemerintah Maluku Tengah menunjukkan adanya upaya untuk mendukung pembangunan perikanan, khusus
perikanan tangkap dalam kerangka sistem perikanan yang terintegrasi. Namun demikian, kinerja kebijakan ini haruslah didukung dengan implementasinya di
tingkat lapangan. Oleh sebab itu, pada bagian beriktu ini dikaji peta jalan implementasi di wilayah penelitian.
257
7.5.2 Roadmap implementasi kebijakan di wilayah penelitian
Sebagai basis pengembangan perikanan di Maluku Tengah, maka kebijakan pemerintah kabupaten yang bersifat lebih operasional menunjukkan
adanya 10 kelompok kebijakan sesuai roadmap kebijakannya dalam tahun 2006- 2010 Tabel 40. Sepuluh kelompok yang dimaksud meliputi: 1 pembinaan
usaha perikanan; 2 penguatan kapasitas staf pengelola perikanan; 3 peningkatan pendapatan daerah dan stabilisasi harga; 4 perizinan usaha; 5
pembinaan dan pengendalian lingkungan; 6 penguatan kapasitas nelayan dan keluarga nelayan; 7 peningkatan kapasitas penyuluhan; 8 pengembangan
sistem informasi perikanan; 9 pengembangan pengolahan hasil perikanan; dan 10 pengembangan distribusi dan pemasaran produk perikanan. Sepuluh
kelompok kebijakan ini merupakan dasar untuk mengkaji implementasi kebijakan operasionalnya untuk kepentingan pembangunan perikanan di Maluku Tengah.
Hasil kajian roadmap kebijakan membuktikan bahwa keberpihakan kebijakan pemerintah otonom pembangunan perikanan tangkap di Maluku Tengah
lebih lebar jangkauannnya. Hal ini tergambar dari fokus implementasi kebijakan pada ruang ekonomi, sosial dan budaya, yang menunjukkan bahwa implementasi
kebijakan didasarkan pada kebutuhan masyarakat di dalam wilayah. Charles 2006 menerangkan tentang dua elemen kunci pembangunan
perikanan berkelanjutan dalam konteks pengembangan dimensi sumber daya manusia perikanan, pertama, adanya kebutuhan pengembangan perikanan yang
diarahkan pada pencapaian sasaran sosial. Jika fokus pengembangan hanya diarahkan hanya pada aspek ekologi dan ekonomi, maka aspek lain yang
mencakup keberlanjutan sosial dalam masyarakat nelayan akan terabaikan. Kedua, adanya kebutuhan pengembangan pasar kerja dalam sektor perikanan.
Pengembangan perikanan harus juga mencakup kompensasi yang diberikan bagi nelayan dan peningkatan dinamika tenaga kerja di sektor ini.
Kedua elemen ini menjadi penting diperhatikan terkait dengan eksekusi kebijakan pembangunan perikanan pada level Kabupaten. Hal ini disebabkan
pencapaian keberlanjutan pembangunan perikanan memiliki multi sasaran dalam pengambilan keputusan dalam implementasi kebijakan perikanan. Hasil yang
ingin dicapai adalah sejauhmana terdapat efisiensi dalam implementasi kebijakan.