244
dibedakan untuk perairan lain di Indonesia yang relatif dangkal. Kedua, orientasi usaha perikanan pelagis kecil dengan kapasitas investasi dari nelayan yang rendah
tidak akan mampung mengaakomodasi keingginan kebijakan. Ketiga, API yang umumnya dilarang pengoperasiannya merupakan basis kegiatan ekonomi
produktif untuk nelayan yang mengembangkan usaha perikanan pelagis kecil.
7.3.4 Roadmap implementasi kebijakan pemerintah pusat
Kajian terhadap roadmap kebijakan pengelolaan perikanan di Maluku Tengah yang berbasis pada kebijakan pemerintah pusat menghadirkan 10
kelompok kebijakan operasional, masing-masing: 1 pembinaan usaha perikanan; 2 penguatan kapasitas staf pengelola perikanan; 3 perizinan usaha; 4
pembinaan dan pengendalian lingkungan; 5 penguatan kapasitas nelayan dan keluarga nelayan; 6 peningkatan kapasitas penyuluhan; 7 pengembangan
sistem informasi perikanan; 8 pengembangan infrastruktur perikanan; 9 pengembangan pengolahan hasil perikanan; dan 10 pengembangan distribusi
dan pemasaran produk perikanan Tabel 38. Sepuluh kelompok kebijakan ini merupakan upaya mengimplementasikan
kebijakan operasionalnya untuk kepentingan pembangunan perikanan di Maluku Tengah. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa keberpihakan kebijakan pemerintah
pusat terhadap pembangunan perikanan tangkap di Maluku Tengah terfokus pada implementasi kebijakan dengan sasaran ruang ekonomi, sosial dan politik.
Namun demikian, secara makro alokasi kebijakan masih terfokus pada ruang politik yang dibungkus dengan ruang sosial dan ekonomi. Hal ini tergambar
dari tingginya alokasi pembiayaan pada sarana tangkap dan infrastruktur pendukung perikanan tangkap.
Pola implementasi seperti ini menunjukkan masih ada kebutuhan terhadap pemahaman kebutuhan pengembangan kawasan perikanan di Maluku Tengah
sebagai dasar untuk merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan. Maluku Tengah masih membutuhkan integrasi kebijakan perikanan tangkap, baik dalam
konteks kebijakan politik, sosial dan ekonomi maupun pengelolaan SDI dan lingkungan perairan.
245
Tabel 38 Roadmap kebijakan pemerintah pusat terhadap pengelolaan perikanan di wilayah penelitian, 2006-2010
No. Kebijakan dan Bentuk Pengelolaan
Perikanan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 I
Pembinaan usaha perikanan: 1 Perguliran DEP kepada KMP melalui
Program PEMP, ditangani Koperasi LEPP – M3
√ √
√ ---
--- 2 Pemberdayaan ekonomi, sosial, budaya,
pelaku usaha perikanan tangkap ---
√ √
√ √
3 Pengadaan sarana perikanan tangkap
√ √
√ √
√
4 Pengembangan sarana dan prasarana tangkap
√ √
√ √
√
5 Dana pendamping pengadaan sarana perikanan tangkap
√ √
√ √
√
6 Operasionalisasi pengadaan sarana perikanan tangkap
√ √
√ √
√ II
Penguatan kapasitas staf pengelola perikanan:
1 Manajemen usaha penangkapan
√ ---
--- ---
--- 2 Pelatihan GIS penangkapan ikan
√ ---
--- ---
--- 3 Pelatihan PPNS
√ ---
--- ---
√
4 Pelatihan manajemen PPI
√ ---
--- ---
--- 5 Pelatihan Perencanaan Teknik
Pembangunan, Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Pelabuhan Perikanan
--- √
--- ---
--- 6 Temu Teknis Pengawas Perikanan
--- √
--- ---
--- 7 Pengembangan Sistim Rantai Dingin
Cool Change System CCS
--- √
√ ---
--- 8 Pengembangan Produk Nilai Tambah
Tinggi
--- √
√ ---
--- 9 Operasional Standarisasi Perumusan
Standar, Monitoring dan Sosialisasi Penerapan SNI
--- √
√ ---
--- 10 Magang Mekanisme Pelelangan Ikan
√ √
√ √
√ III
Perizinan usaha: 1 Izin Usaha Perikanan untuk usaha
penangkapan ikan
√ ---
√ √
√ IV
Pembinaan dan pengendalian lingkungan:
1 Pengawasan ketaatan kapal di PPI
√ √
√ √
√
2 Pembinaan POKWASMAS
√ √
√ ---
--- 3 Pengawasan Terumbu Karang di Lokasi
Rawan Ekosistem
√ √
√ ---
--- 4 Pengawasan mangrove dan pantai di
lokasi rawan ekosistem
√ √
√ ---
--- 5 Peningkatan kapasitas pengawasan
--- √
--- ---
---
246
Tabel 38 Lanjutan... No.
Kebijakan dan Bentuk Pengelolaan Perikanan
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
V Penguatan kapasitas nelayan dan
keluarga nelayan: 1 Pembinaan usaha kecil perikanan
tangkap
√ √
√ √
√
2 Pendidikan dan pelatihan nelayan tangkap
--- √
√ √
√
3 Pengembangan Sistim Rantai Dingin Cool Change System CCS
--- √
√ ---
---
4 Pengembangan Produk Nilai Tambah Tinggi
--- √
√ ---
--- VI
Peningkatan kapasitas penyuluhan: 1 Operasionalisasi Penyuluh Perikanan
√ √
√ √
√
2 Pelatihan dasar penyuluh terampil ---
--- √
--- ---
3 Pelatihan dasar penyuluh ahli ---
--- √
--- ---
VII Pengembangan sistem informasi
perikanan: 1 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi
Kelautan dan Perikanan
√ ---
--- ---
--- 2 Pengembangan sistem data dan
informasi statistik perikanan tangkap
√ √
√ √
√
3 Pembinaan dan evaluasi statistik perikanan tangkap
--- √
√ ---
--- VIII Pengembangan infastruktur perikanan:
1 Rehabilitasi Pangkalan Pendaratan Ikan PPI
√ ---
--- ---
--- 2 Pembangunan SPDN
√ ---
--- ---
--- 3 Evaluasi kegiatan SPDN
--- √
--- ---
--- 4
Pembangunan Gedung dan Instalasi Pabrik Es
√ ---
--- ---
--- 5 Pembangunan tambatan kapal ikanjeti
--- √
√ √
√
6 Pengembangan Fasilitas PPI ---
√ ---
--- √
7 Pengadaan peralatan dan mesin bengkel UPTD PPI
--- ---
√ ---
---
8 Pengadaan freezer di PPI ---
--- √
--- ---
9 Pembangunan Ruang Ice Cooler 1 unit yang dialokasikan pada PPI
--- ---
--- √
---
10 Pengembanhgan fasilitas TPI ---
--- ---
--- √
IX Pengembangan pengolahan hasil
perikanan: 1
Pengembangan sentra pengolahan
√ √
√ √
√ X
Pengembangan distribusi dan pemasaran produk perikanan:
1 Pengembangan sentra pemasaran
√ √
√ √
√ Keterangan: √ = ada; --- = tidak ada
247
7.4 Dinamika Sub Sistem Pengelolaan Berbasis Kebijakan Provinsi Maluku 7.4.1 Kebijakan umum pengelolaan perikanan di Maluku
Mous et al. 2006 memberikan beberapa argumentasi terhadap kebijakan dinamisasi pengelolaan perikanan tangkap dalam rangka pemulihan stok SDI dan
usaha perikanan tangkap, sebagai berikut: 1 pergeseran kebijakan perikanan, dari pengelolaan yang berorientasi pada perluasan usaha menuju pada pengelolaan
yang berkelanjutan; 2 pengelola perikanan memahami bahwa prinsip ‘sumber daya tidak akan pernah habis’, sudah tidak berlaku atau dengan kata lain,
’perluasan usaha penangkapan yang tanpa kontrol tidak akan menguntungkan lagi’; 3 pengelola perikanan menyadari bahwa pemindahan usaha penangkapan
dari wilayah yang mengalami tangkapan berlebih ke wilayah lainnya akan memberikan kontribusi terhadap kolapsnya perikanan tangkap setempat, dan; 4
pergeseran pengelolaan perikanan dari ketergantungan terhadap model MSY menuju pengelolaan berdasarkan pendekatan ekosistem, dimana Kawasan
Perlindungan Laut akan memainkan peran cukup penting. Untuk mendukung pengelolaan perikanan secara berkelanjutan di Provinsi
Maluku, dirumuskan kebijakan pengelolaan perikanan daerah yang diekspresikan dalam bentuk rencana pengelolaan perikanan. Beberapa substansi penting yang
diatur terkait dengan pengelolaan perikanan di Provinsi Maluku meliputi: 1.
Ketentuan Umum yang memuat tentang pengertian, dan asas dan tujuan 2.
Substansi ini memberikan justifikasi tentang berbagai pengertian yang terkait dengan pengelolaan perikanan. Disamping itu, aspek asas dan tujuan
pengelolaan perikanan juga dikemukakan untuk memberikan dasar bagi upaya-upaya pengelolaan perikanan.
3. Ruang Lingkup, memberikan batasan tentang ruang lingkup pengelolaan
perikanan, meliputi wilayah pengelolaan perikanan daerah dan pelaku usaha perikanan.
4. Pengelolaan Perikanan, mengakomodasi konsepsi pengelolaan perikanan yang
penting diatur dalam suatu regulasi di tingkat daerah, baik untuk kegiatan perikanan tangkap, pembudidayaan ikan, pengolahan dan penanganan serta
distribusi hasil perikanan.
248
5. Usaha Perikanan Tangkap, mengedepankan bagian penting dari pengelolaan
perikanan dalam konteks pemanfaatan untuk sub sektor perikanan tangkap. 6.
Usaha Perikanan Budidaya, mengedepankan bagian penting dari pengelolaan perikanan dalam konteks pemanfaatan untuk sub sektor perikanan budidaya
atau budidaya perairan. 7.
Usaha Pengolahan Hasil Perikanan, mengedepankan bagian penting dari pengelolaan perikanan dalam konteks pemanfaatan untuk sub sektor
pengolahan hasil perikanan. 8.
Konservasi Sumber Daya Ikan, memberikan justifikasi tentang usaha yang dilakukan terkait dengan konservasi sumber daya ikan yang menjadi bagian
penting dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan perikanan. 9.
Manajemen Informasi dan Data Statistik Perikanan, mengatur tentang sistem informasi dan data statistik perikanan yang harus dibangun sebagai basis
untuk mendukung upaya-upaya pengelolaan perikanan. 10.
Pungutan Perikanan, mengatur tentang sistem pungutan perikanan yang diarahkan untuk mendukung pengelolaan perikanan.
11. Penelitian dan Pengembangan Perikanan, ini mengatur tentang pentingnya
kegiatan penelitian dan pengembangan perikanan dalam mendukung pengelolaan perikanan.
12. Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan, mengatur tentang
pentingnya kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perikanan untuk mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang mendukung
pengelolaan dan pemanfaatan perikanan. 13.
Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Perikanan, mengatur tentang upaya-upaya pemebrdayaan masyarakat terkait dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya perikanan. 14.
Pengawasan Perikanan, mengatur tentang mekanisme pengawasan yang terkait dengan pemantauan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya perikanan. 15.
Ketentuan Pidana, mengatur tentang tindakan pidana yang harus dilakukan dalam mendukung pengelolaan perikanan.