Aplikasi Model InSist bagi pengembangan kawasan perikanan

320 Tabel 60 Lanjutan ... Indikator Kriteria Skor Bobot 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 5. TipoSan_2-4 1 = periferi netral 1 - 4 8,75 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 6. TipoSan_2-5 1 = periferi netral 1 - 4 8,75 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 1 = periferi netral 1 - 4 2 = periferi pasif 3 = periferi aktif 4 = inti 7. InSist_1A 1 = lemah, selang kelas InSist_1A: 1,36 - 6,03 1 - 3 8,75 2 = sedang, selang kelas InSist_1A: 6,04 - 10,70 3 = kuat, selang kelas InSist_1A: 1,36 - 6,03 8. InSist_1M 1 = lemah, selang kelas InSist_1M: 4,78 - 7,99 1 - 3 8,75 2 = sedang, selang kelas InSist_1M: 8,00 - 11,21 3 = kuat, selang kelas InSist_1M: 11,22 - 14,42 9. InSist_1P 1 = lemah, selang kelas InSist_1P: 0,27 - 6,82 1 - 3 8,75 2 = sedang, selang kelas InSist_1P: 6,83 - 13,37 3 = kuat, selang kelas InSist_1P: 13,38 - 19,65 10. InSist_2 1 = lemah, selang kelas InSist_2: 3,05 - 7,03 1 - 3 15 2 = sedang, selang kelas InSist_2: 7,04 - 11,01 3 = kuat, selang kelas InSist_2: 11,02 - 14,99 Kota Masohi dengan status prioritas primer memiliki nilai komposit 301,88 dan Leihitu 298,96. Nilai terendah pada kawasan TNS adalah 110 sehingga kawasan ini memiliki status prioritas tersier. Hasil ini berimplikasi pada kebijakan pengembangan kawasan perikanan di Maluku Tengah harus memperhatikan tingkat prioritas pengembangannya, walaupun sebenarnya kawasan dengan tingkatan hirarki I mencapai tujuh kawasan. 321 Kawasan Nilai Komposit Deskripsi Prioritas TNS 100,00 Tersier Saparua 271,56 Sekunder Pulau Haruku 227,71 Sekunder Leihitu 298,96 Primer Salahutu 264,27 Sekunder Amahai 227,50 Sekunder Tehoru 257,40 Sekunder Nusalaut 210,31 Sekunder Kota Masohi 301,88 Primer Gambar 55 Distribusi kawasan perikanan berdasarkan nilai komposit status prioritas pengembangan di wilayah Selatan Maluku Tengah Hasil ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan suatu kawasan perikanan. Dengan pendekatan model kembar yang dianalisis secara bertingkat ini, mempermudah pemerintah daerah atau stakeholder lain yang akan melakukan pengembangan program pembangunan perikanan pelagis kecil berbasis kawasan. Beberapa hal penting terkait dengan analisis ini, secara holistik, untuk kepentingan pengembangan kawasan perikanan meliputi: Pertama, tipologi kawasan memberikan justifikasi tentang kawasan yang menjadi inti atau periferi, demikian juga basis komoditas dan teknologi penangkapan ikan yang direkomendasikan. Kedua, indeks sentralitas sangat membantu dalam memberikan justifikasi tentang kekuatan sentralitas seluruh sub sistem dalam sistem perikanan pelagis kecil di kawasan, demikian juga sentralitas sistem perikanan secara agregat.