Jenis Teks Teks Translasi

menentukanpilihan dengan lebih mudah karena petunjuknya bisa didapat dari intonasi, titinada suara pembicara. Dalam teks tertulis, maka analisis struktur makro berkaitan dan sejalan dengan analisis struktur mikro. Dalam penerjemahan, jika tidak menggunakan aspek sintaksis dan lesikal ini maka akan membuat terjemahan kurang efektif. Penerjemah dapat membuat terjemahan yang maknanya kurang atau berlebih dari teks bahasa sumber disebut undertranslation dan overtranslation, bahkan lebih buruk lagi yaitu salah menerjemahkan. Analisis leksis penting disesuaikan dengan struktur makro untuk memastikan teks bahasa target sama koherensi dan kohesif nya dengan teks bahasa sumber. Konsep koherensi dan kohesi dijelaskan sedikit lebih banyak.

2.5.3 Jenis Teks

Di samping keberanekaragaman menurut “kelompok partisipan komunikasi”, susunan teks beraneka ragam menurut fungsi teksnya. Dalam konteks ini, variasi ini melahirkan adanya jenis teks. Banyak linguis menyatakan bahwa ada banyak jenis – jenis teks yang melakukan berbagai fungsi dan untuk berbagai jenis pembaca bahasa target. Tiap-tiap linguis bisa mengkategorikan teks ini dengan cara yang berbeda. Misalnya menurut fungsi teks, menurut tujuan komunikasi, dan partisipan dalam komunikasi. Mereka menggunakan istilah misalnya “genre”, “register”, dan “style” yang berbeda dengan jenis teks atau untuk memperluasnya, dan penggunaan teks tersebut bisa bermacam- Universitas Sumatera Utara macam satu dengan yang lain karena perbedaan konsep-konsep yang dicakup dalam ide teks tersebut atau disebabkan apa yang dilihat linguis sebagai istilah yag tepat. Apapun istilah dan cara yang dipakai linguis untuk mengklasifiksaikan teks, para penerjemah tidak perlu terlalu atau sangat memperhatikannya. Apa yang lebih penting bagi para penerjemah adalah pengetahuan bahwasanya penulis menulis untuk tujuan yang berbeda dan untuk pembaca bahasa target yang berbeda. Dengan demikian, penulis melakukan cara tertentu dalam menulis untuk mencapai tujuan mereka. Sebagai penerjemah, perlu diperhatikan ciri-ciri teks tertentu untuk membuat kita mampu mentransfer pesan yang dikodekan dalam teks bahasa sumber. Jenis teks adalah salah satu yang menjadi perhatian penerjemahan dengan pengertian bahwa kata, struktur dan wacananya tergantung pada medan dan status tersebut digunakan. Halliday dan Hasan 1976 menegaskan bahwa teks bisa secara lisan maupun tulisan. Kata ‘Teks’ dalam linguistik merujuk pada “teks apapun, yang secara keseluruhan sebagai satu kesatuan.” Newmark 1981 menyatakan teks dibagi ke dalam 1 Teks Ekspresif, 2 Teks Informatif, 3 Teks Vokatif. Teks Ekpresif mencakup tulisan kesusastraan misalnya: puisi, drama, novel, cerita pendek, dan lain- lain; Teks Informatif mencakup laporan sains, dan teknis, buku teks; dan Teks Vokatif berkaitan dengan tulisan polemik misalnya: publisitas, pemberitahuan, hukum dan peraturan, propaganda, dll. Walaupun demikian, Newmark menegaskan bahwa teks apapun itu apakah ekspresif, informatif, atau vokatif bisa masuk ke dalam bahasa standard dan tidak standard, dimana hal in harus diperhatikan oleh penerjemah. Universitas Sumatera Utara Seperti halnya Newmark 1981, Reiss 2001 mengklasifikasikan jenis teks dari perspektif penerjemahan komunikatif. Reiss mengkategorikan jenis teks ke dalam 1 informatif, 2 ekspresif, dan 3 Operatif. Teks Informatif merepresentasikan objek dan fakta; Teks Ekspresif mengekspresikan sikap atau perilaku pengirim; dan Teks Operatif membuat suatu seruanpermohonan kepada penerima teks. Crystal dan Davy 1969 menyatakan bahwa gaya bahasa style tergantung pada jenis teks. Bagi mereka, jenis teks tergantung pada bidang wewenang mereka mengklasifikasikan teks ke dalam teks percakapan, jurnalistik, agama, sain, dan sebagainya. Hal penting lainnya yang perlu diingat dalam penerjemahan adalah bahwa biasa ditemukan teks yang mempunyai fungsi dominan, tujuan dan beberapa subfungsi lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam iklan kesehatan sebelumnya teks bisa bersifat persuasif, tapi juga sekaligus informatif. Juga terdapat teks yang mempunyai subfungsi, misalnya ditemukan dalam teks legal yang mencakup teks yang berkaitan dengan praktek hukum. Halliday 1978 memahami teks mempunyai medan makna, pelibat dan diaktualisasikan ke dalam modus. Analisis struktur makro akan dipandu dengan baik dengan menggunakan ketiga konsep ini. Medan makna adalah lokasi atau tempat teks ini dihasilkan dan digunakan, pelibat tergantung pada pembaca dan konsumen teks dan jarak yang penulis ciptakan antara dirinya dan pembacanya. Dengan istilah pelibat, komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk formal, atau semi-formal, non-formal atau koloqial. Modus adalah bentuk teks tersebut misalnya apakah teks Universitas Sumatera Utara tersebut ditulis untuk dibaca atau teks lisan yang dibuat ke dalam tulisan sebagai referensi atau ditulis untuk diujarkan, dan sebagainya. Aspek-aspek ini menjadi bukti yang lebih banyak, ketika analisis mikrostruktur dilakukan yang membantu kita untuk membuat dan menyesuaikan jenis teks, untuk menentukan prosedur penerjemahan yang paling tepat sehingga aspek-aspek ini dapat dipindahkan dalam bahasa terjemahan. Setelah selesai dengan analisis struktur makro, maka dapat dilanjutkan aspek teknis dan konkret struktur makro. Komponen-komponen teks sebaiknya diperiksa apakah terdapat unsur-unsur berikut ini. 1 Teks terdiri dari daftar isi, kata pengantar, lampiran, bibliografi, ucapan terima kasih, diagram, uraian singkat isi buku dan sampul depan. 2 Dituliskan dalam bab, paragraf, menggunakan bentuk visual seperti gambar, tabel, dan sebagainya. 3 Jika teks diketik apakah ukuran dan jenis huruf teks semuanya sama dalam teks dan dipakai secara konsisten. 4 Apakah unsur-unsur tertentu yang digunakan dalam teks berulang dalam seluruh isi teks – kutipan? Analogi? Puisi? Latihan? Kartun ? dan sebagainya. Seluruh komponen ini menghasilkan susunan ideasional dan format, penerjemah bisa mnggabungkan semua jenis informasi –penulis, tahun buku diterbitkan, pembaca yang dituju apakah khusus atau tersirat, tujuan teks, tahun cetak ulang, informasi tentang penerbit, dan sebagainya. Pembaca bisa menanyakan Universitas Sumatera Utara apakah manfaat informasi teks ini baginya karena ada sebagian informasi yang mungkin tidak berguna baginya. Sebagai contoh berikut ini. Di suatu program iklan, “Old Spice” salah diterjemahkan karena penerjemah gagal memahami dua hal yaitu konteks dan budaya. Finally, I decided to give my father Old Spice. Akhirnya saya berikan ayah saya rempah lama. Tanpa konteks, terjemahan menjadi salah. Apakah terjemahan tersebut kedengaran ganjil? Mengapa anda memberikan ayah anda rempah lama? Apakah tujuannya? Apakah rempah lama bermakna khusus? Sekarang jika anda mempunyai konteks seperti di bawah ini, bagaimanakah terjemahannya? I didn’t know what to give him. What would be good for him? I gave him a wallet the year before. I thought and thought. Finally, i decided to give him Old Spice. Dengan konteks ini, bisakah teks diterjemahkan dengan lebih tepat? Berdasarkan konteks dan petunjuk ekstra linguistik yang belum disebutkan di atas, terjemahan yang paling memungkinkan untuk “Old Spice” adalah minyak wangi Old Spice Old spice perfume. Dari konteks yang diberikan dapat diduga orang yang berbicara sedang mencari hadiah untuk ayahnya. Bisa kemungkinan hadiah atau hadiah natal atau hadiah khusus untuk suatu kesempatan yang dirayakan setiap tahun. Anda juga tidak akan berfikir bahwa seorang pria menginginkan rempah-rempah untuk ulang tahunnya, apakah lama atau baru, kecuali ia adalah pria yang suka memasak atau seorang koki. Universitas Sumatera Utara Agar tidak salah menerjemah, penerjemah sebaiknya memahami bahwa Old Spice adalah minyak wangi pria. Berdasarkan pengetahuan dunia dan ekstra linguistik, kita yakin Old Spice merujuk pada nama minyak wangi. Pada tahun 60-an dan 70-an dulu terdapat minyak wangi yang dinamakan Old Spice yang sangat populer. Singkatnya penerjemahan yang tepat tidak akan dapat dilakukan tanpa analisis struktur makro teks, konteks situasi, konteks budaya yang terdapat di dalam struktur makro.

2.5.4 Konteks Situasi Teks