Kerangka Konsep Pergeseran dalam Translasi

Berdasarkan figura di atas dapat dipahami bahwa teks, konteks dan makna adalah tiga unsur yang salig berkaitan erat. Makna teks terealisasi melalui fungsi ideasional, antarpersona, tekstual, dan konteks berperan mempengaruhi makna yang disampaikan oleh teks. Dengan demikian, teks mengungkapkan maknanya dalam kaitanya dengan konteks yang terdapat di dalam teks tersebut.

2.3.3 Kerangka Konsep Pergeseran dalam Translasi

Catford 1965:20 menegaskan konsep pergeseran bisa dilihat dari dua perspektif yang berbeda tentang translasi: 1 translasi sebagai produk, 2 translasi sebagai suatu proses. Sebagai produk, konsep pergeseran formal identik dengan konsep pergeseran yang mengacu pada suatu peristiwa atau keadaan di mana sebuah padanan di seleksi dari bahasa sasaran dalam proses penerjemahan tidak menunjukkan kesejajaran bentuk teks unit, struktur, ataupun kelas dalam bahasa sumber. Sebagai suatu proses, pengertian pergeseran formal sejajar dengan istilah transposisi transposition yang dikemukakan oleh Newmark 1988 yaitu suatu cara atau prosedur penerjemahan melalui perubahan bentuk gramatikal dari bahasa sumber ke dalam bahasa target. Catford 1965:73-82 membedakan pergeseran dalam translasi ke dalam dua jenis sebagai-berikut. 1 level shift yang muncul di permukaan dalam bentuk item bahasa sumber pada level linguistik tertentu mempunyai padanan dalam level yang berbeda. Misalnya, tataran gramatika berpadanan dengan leksis. Universitas Sumatera Utara 2 category shift yaitu suatu istilah generik yang mengacu pada pergeseran yang mencakup empat kategori sebagai berikut. a. structure-shifts, yakni pergeseran struktur yang menyangkut perubahan gramatikal antara struktur bahasa sumber dan sasaran. b. class-shifts, yakni pergeseran kelas bila kata dalam bahasa sumber dipadankan dengan bahasa sasaran mempunyai kelas gramatikal yang berbeda. c. unit-shifts, yakni pergeseran unit yang menyangkut perubahan ‘rank’ misalnya dari kata diterjemahkan menjadi frasa. d. intra-system-shifts, yakni pergeseran intra sistem yang terjadi bila secara formal bahasa sumber dan target mempunyai kondisi yang kelihatannya sejajar tetapi secara konstituen mempunyai perbedaan. Misalnya, bentuk tunggal dalam bahasa sumber menjadi bentuk jamak dalam bahasa sasaran. Al Zouby dan Al Asnawi 2001 mendefinisikan pergeseran shift sebagai tindakan wajib yang disebabkan oleh adanya perbedaan struktur dua bahasa yang terlibat dalam penerjemahan dan tindakan operasional yang ditentukan oleh preferensi personal dan stilistik yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan translasi yang alamiah dan komunikatif dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Mereka membedakan pergeseran ke dalam dua jenis yakni pergeseran mikro micro shift dan pergeseran makro macro shift. Pergeseran mikro bisa berwujud pergeseran vertikal yang mengarah ke atas jika unit bahasa sumber disubtitusi dengan unit yang lebih Universitas Sumatera Utara tinggi ‘rank’nya atau mengarah ke bawah jika unit bahasa sumber disubtitusi dengan unit yang lebih rendah ‘rank’nya, sedangkan pergeseran horizontal adalah jika padanan dalam bahasa sumber berada pada ‘rank’ yang sama dengan bahasa sasaran. Pergeseran makro melibatkan semua variabel tekstur, budaya, gaya, dan retorik yang memungkinkan terjadinya pergeseran pada tataran selain tataran sintaksis. Berdasarkan penjelasan di atas, pergeseran dalam penerjemahan terjadi karena berbagai aspek, bergantung pada konteksnya. Di dalam hal ini, Zellermeyer 1987 menjelaskan bahwa pergeseran shift dalam penerjemahan sebagai ‘metamessages’. Pergeseran dapat terjadi karena adanya penambahan addition, penghilangan delition, substitusi substitution, dan penyusunan kembali reordering.

2.4 Teori Systemic Functional Linguistics