Kedudukan Bahasa Indonesia Uraian Materi

17 SD Kelas Tinggi KK A pembeli melakukan tawar menawar harga dengan pedagang, kita akan menemukan ragam bahasa yang memperlihatkan ciri ragam konsultatif. Kata-kata atau ujaran yang digunakan terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi. Cirinya berbeda dengan ragam formal atau resmi yang dipakai di dalam rapat atau diskusi resmi atau formal. Ragam bahasa formal ditandai oleh bentuk kata dan kalimat yang lengkap serta akurat. Dengan bentuk ujaran yang lengkap dan akurat tersebut, tercermin adanya jarak hubungan dan situasi formal di antara komunikan. Ragam lain adalah bahasa yang ditandai ungkapan atau ujaran-ujaran baku dan beku forzen sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial. Disebut beku karena ungkapan dan istilah yang dipakai sedemikian tetap dan tidak memungkinkan adanya perubahan satu patah kata pun. Bahkan, tekanan pelafalannya pun tidak boleh berubah sama sekali. Perhatikanlah ungkapan yang dipakai oleh hakim, jaksa, dan pembela di dalam suatu persidangan di pengadilan. Contoh yang jelas dapat dilihat dalam upacara pernikahan, upacara bendera, serta baris-berbaris di kalangan tentara, pelajar atau karyawan instansi pemerintah. Jadi, berdasarkan subdimensi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas: intim, intimate, santai casual, konsultatif consultative, resmi formal, dan beku frozen. Untuk memudahkan mengingat istilah tersebut kita dapat menggunakan ‘jembatan keledai’ dengan cara mnemonik metode meningkatkan daya ingat yaitu menggunakan kalimat ICan Catch Five Fish. Ingat huruf I untuk intimate; C untuk casual; C untuk consultative; F untuk formal; F untuk frozen. Ragam bahasa dilihat dari media atau sarananya ada dua yaitu ragam tulis dan ragam lisan. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan. Dalam ragam tulis terkait erat dengan tata cara penulisan ejaan di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dalam ragam tulis dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Ragam lisan mempunyai ciri: 1 memerlukan orang kedualawan bicara; 2 tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu; 3 perlu intonasi serta bahasa tubuh; 4 berlangsung cepat; 5 sering dapat berlangsung tanpa alat bantu; 18 Kegiatan Pembelajaran 1 6 kesalahan dapat langsung dikoreksi, dan; 7 dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Contoh ragam lisan antara lain pidato, ceramah, sambutan, diskusi, dll. Secara sederhana perbedaan penggunaan bahas lisan dan tulis dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2. Perbedaan Penggunaan Bahasa Lisan dan Tulis Aspek Subaspek Ragam bahasa Tata bahasa Bentuk kata Ragam Bahasa Lisan 1 Nia sedang baca majalah 2 Ari mau nulis surat 3 Tapi kamu nggak boleh nolak lamaran itu Ragam Bahasa Tulis 1 Nia sedang membaca majalah 2 Ari akan menulis surat 3 Tetapi kamu tidak boleh menolak lamaran itu. Struktur Kalimat Ragam Bahasa Lisan 1 Mereka tinggal di Menteng. 2 Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. 3 Saya akan tanyakan soal itu. Ragam Bahasa Tulis 1 Mereka bertempat tinggal di Menteng. 2 Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi