Jenis-jenis kalimat. Tata Kalimat

55 SD Kelas Tinggi KK A Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah penggabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Nani sudah berangkat pagi-pagi ke sekolah tetapi ban sepedanya kempes sehingga ia terlambat masuk kelas.

5. Wacana

Wacana diartikan sebagai ucapan lisan dan dapat juga berupa tulisan, tetapi persyaratannya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata Tarigan dalam Djajasudarma, 1994:5. Kohesi dan Koherensi dalam Wacana a. Kohesi Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarposisi yang dinyatakan secara ekplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana Hasan Alwi, 2003:427. Jika dalam sebuah wacana terdapat keserasian hubungan antarunsur-unsur yang ada dalam wacana maka wacana tersebut merupakan wacana yang kohesif. Contoh: Seminggu lamanya Udin dan Siti berlibur di rumah pamannya. Udin dan Siti memperoleh banyak informasi baru mengenai tanaman jagung untuk melengkapi tugasnya membuat laporan. Informasi itu antara lain adalah bahwa jagung merupakan salah satu tanaman yang dijadikan bahan makanan pokok di berbagai tempat, juga di Indonesia. Contohnya, penduduk Pulau Madura menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya. Jagung merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dia juga mencari gambar-gambar tentang perkembangbiakan tanaman jagung untuk melengkapi laporannya. 56 Kegiatan Pembelajaran 3 Wacana di atas termasuk wacana yang tidak kohesif. Penggunaan kata ganti dia pada kalimat tersebut tidak jelas mengacu kepada Udin atau Siti. Wacana tersebut menjadi kohesif jika kata ganti dia diganti dengan mereka.

b. Koherensi

Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahani pesan yang dikandungnya. Koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan makna yang utuh. Contoh: Pak Gani memilih bertanam singkong di ladangnya. Ladang Pak Gani cukup luas. Pak Gani bertanam singkong, karena menurutnya nilai jual tanaman singkong cukup tinggi. Daun singkong dapat dijual untuk dimasak sebagai sayur. Di samping itu, umbinya merupakan salah satu bahan makanan penghasil karbohidrat. Wacana di atas adalah wacana yang koheren karena terdapat kesatuan makna kalimat-kalimat yang ada di dalamnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Langkah-langkah untuk Aktivitas Pembelajaran Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan1: Pendahuluan

a. Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa menurut keyakinannya agar aktivitas pembelajaran dapat berjalandengan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini. b. Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran lebih terarah dan terukur. 57 SD Kelas Tinggi KK A Kegiatan 2: Inti a. Peserta diminta untuk melaksanakan curah pendapat untuk menjelaskan berbagai masalah yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan materi Linguistik Bahasa Indonesia. Peserta melaksanakan curah pendapat secara kreatif, percaya diri, dan tanggung jawab. b. Peserta menjawab curah pendapat secara kreatif, mandiri, jujur dan penuh tanggung jawab. c. Fasilitator memberikan penguatan terhadap jawaban curah pendapat yang diberikan peserta dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter. d. Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 3.1 Tata Bentukan dan LK 3.2 Tata Kalimat. Sesama peserta saat berdiskusi mencerminkan tindakan menghargai pendapat teman dalam kelompoknya. Bila terjadi perbedaan pendapat dalam diskusi peserta tidak memaksakan kehendak. e. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas dengan semangat, hal ini memperlihatkan rasa senang berbicara secara teratur. Setiap perwakilan kelompok melaporkan hasil hasil diskusi dengan percaya diri. f. Saat wakil kelompok presentasi, peserta lain memperhatikan dengan seksama, empati, menghargai orang lain dan solidaritas. g. Fasilitator memberikan penguatan terhadap materi yang telah menjadi keputusan bersama dalam diskusi. Kegiatan 3: Penutup a. Peserta melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari dengan jujur dan bahasa yang santun. b. Fasilitator memberi penguatan terutama tentang Linguistik Bahasa Indonesia, serta tugas-tugas dalam kegiatan modul ini. c. Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa menurut keyakinannya. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini. 58 Kegiatan Pembelajaran 3

2. Langkah-langkah untuk aktivitas pembelajaran Diklat Tatap Muka In-On- In

Pendahulauan In 1 a. Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa menurut keyakinannya agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini. b. Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran lebih terarah dan terukur. Kegiatan 2: Inti In 1 a. Pesrta bersama fasilitator melakukan curah pendapat tentang materi Linguistik Bahasa Indonesia dengan menghargai pendapat teman dalam kelas. b. Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan percaya diri. c. Fasilitator memberikan penguatan terhadap peta konsep yang telah dibuat peserta dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter. d. Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 3.1 Tata Bentukan dan LK 3.2 Tata Kalimat. Sesama peserta saat berdiskusi mencerminkan tindakan menghargai pendapat teman dalam kelompoknya. Bila terjadi perbedaan pendapat dalam diskusi peserta tidak memaksakan kehendak. e. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas dengan semangat, hal ini memperlihatkan rasa senang berbicara secara teratur. Setiap perwakilan kelompok melaporkan hasil hasil diskusi dengan percaya diri. f. Saat wakil kelompok presentasi, peserta lain memperhatikan dengan seksama , empati, menghargai orang lain dan solidaritas.