Keragaman Peserta Didik dalam Kemampuan Intelektual

SD Kelas Tinggi KK A 61 inteligensi yang dilakukan oleh psokolog. Berikut adalah beberapa ciri yang berhubungan dengan tingkatan intelegensi serta pengaruhnya terhadap proses belajar. Tabel 5. Pengelompokan Anak berdasarkan Penyebaran IQ IQ Klasifikasi Keterangan 140 - ….. Genius 0.25 Berkemampuan yang sangat luar biasa. Umumnya mampu memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang baru, walaupun mereka tidak bersekolah. Ada di semua ras dan bangsa, dalam semua tingkat ekonomi, baik laki-laki maupun perempuan. Contoh anak genius adalah Edison dan Einstein Yusuf, 2014:. 130– 139 Sangat cerdas 0.75 Anak-anak yang sangat cerdas lebih cakap dalam membaca, memiliki pengetahuan bilangan yang sangat baik, perbendaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Umumnya, faktor kesehatan, kekuatan, dan ketangkasan lebih menonjol daripada anak normal. 120 – 129 Cerdas 6.0 Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolahakademik, seringkali mereka berada di kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini. 110 – 119 Normal tinggi 13.0 Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal, namun pada tingkat yang tinggi 90 - 109 Normal 60.0 Kelompok ini merupakan kelompok rata-rata atau normal average, dan merupakan kelompok terbesar persentasenya dari populasi penduduk. 80 - 89 Normal rendah 13.0 Kelompok ini termasuk kelompok normal, rata-rata atau sedang namun pada tingkat terbawah, belajarnya agak lamban. Mereka dapat menyelesaikan sekolah tingkat SLP , akan tetapi menghadapi kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas di SLA. 70 - 79 Bodoh 6.0 Kelompok ini berada di perbatasan antara kelompok terbelakang dan kelompok normal. Anak kelompok ini dapat bersekolah di SLP., meskipun mengalami banyak kesulitan dan hambatan, Akan tetapi sulit sekali menyelesaikan di kelas-kelas terakhir SLP 50 - 69 Tunagrahi ta ringan 0.75 Anak debil sampai batas tertentu dapat belajar membaca, menulis, dan melakukan perhitungan-perhitungan yang sederhana dapat diberikan pekerjaan rutin yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan. Anak debil banyak bersekolah di SLB. 30- 40 Tunagrahi ta sedang 0.20 Kecerdasannya sama dengan anak normal usia 7 tahun. Anak imbesil tidak bisa dididik di sekolah biasa. 0 - 29 Tunagrahi ta berat 0.05 Idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah. Jarang ditemukan baik di sekolah umum maupun sekolah luar biasa Sumber: Yusuf. 2014:111-112 Kegiatan Pembelajaran 4 62

3. Tahapan Perkembangan Berpikir

Kemampuan berpikir dikenal sebagai perkembangan kognitif. Guru sebagai pendidik perlu memahami tahapan perkembangan kognitif peserta didik, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Kognitif berhubungan dengan kognisi, sedangkan kognisi merupakan kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Kemampuan kognitif yaitu penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental otak untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Teori perkembangan kognitif dikemukakan oleh Piaget, seorang psikolog berkembangsaan Swiss. Menurut Piaget Santrock, 2010:46 dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak akan menggunakan skema struktur kognitif. Skema adalah konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak yang digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Dalam perkembangan fungsi-fungsi kognitif berlangsung mengikuti prinsip mencari keseimbangan equilibrium dengan menggunakan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. a. Asimiliasi digunakan apabila individu memandang bahwa hal-hal yang baru dapat disesuaikan dengan kerangka berpikir yang dimilikinya struktur kognitif, atau memasukan pengetahuan yang baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Contoh, seorang anak yang belum pernah mengoperasikan komputer, mengetahui cara menghidupkan komputer dengan menekan tombol berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatannya. Perilaku ini sesuai dengan kerangka berpikirnya asimilasi. b. Akomodasi digunakan apabila individu memandang bahwa objek-objek atau masalah yang baru tidak dapat diselesaikan dengan kerangka berpikir yang telah ada, maka ia akan mengubah kerangka berpikirnya. Akomodasi terjadi ketika anak harus menyesuaikan diri dengan informasi baru. Contoh, ketika lebih lanjut menekan tombol-tombol lainnya ia melakukan kesalahan, ia menyadari membutuhkan bantuan untuk mempelajari cara mengoperasikan komputer dari orang lain, mungkin dari teman atau guru. Penyesuaian yang SD Kelas Tinggi KK A 63 dilakukan anak dalam pendekatan ini menunjukkan kesadaran akan perlunya mengubah kerangka berpikirnya akomodasi. Melalui observasi yang cermat bertahun-tahun Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi seperti berikut ini. Tabel 6. Tahapan Piaget mengenai Perkembangan Intelektual Tahapan Karakteristik Sensorimotor sejak kelahiran s.d usia 2 thn  Membedakan diri sendiri dengan setiap objek .  Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan tujuan tertentu, misalnya menarik seutas tali untuk menggerakkan sebuah mobil atau menggoncangkan mainan supaya bersuara.  Menguasai keadaan tetap dari objek object permanence.  Menyadari bahwa benda tetap ada meskipun tidak lagi terjangkau oleh indra. Preoperasional 2 – 7 tahun  Terdiri atas sub tahap fungsi simbolis 2-4thn dan sub tahap pemikiran intuitif 4-7 thn.  Belajar menggunakan bahasa dan menggambarkan objek dengan imajinasi dan kata-kata.  Berpikir masih bersifat egosentris mempunyai kesulitan menerima pandangan orang lain.  Mengklasifikasikan objek menurut tanda, misalnya: mengelompokkan semua balok merah tanpa memperhatikan bentuknya atau semua balok persegi tanpa memperhatikan warnanya. Operasional konkret 7 – 11 atau12 tahun  Mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian meskipun masih terikat objek-objek yang bersifat konkret  Menguasai konservasi jumlah usia 7 tahun, jumlah tak terbatas usia 7 tahun, dan berat usia 9 tahun.  Mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti ukuran. Operasional formal 11,0 atau 12,0 –14,0 atau 15,0 Tahun  Mampu berpikir logis mengenai soal abstrak serta menguji hipotesis secara sistematis.  Menaruh perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan, dan masalah ideologis Sumber: Santrock, 2010:47-56

4. Karakteristik Perkembangan Kognitif Peserta Didik Usia Sekolah

Sesuai dengan teori kognitif dari Piaget Santrock, 2010:48 bahwa peserta didik sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret 7 – 11 tahun. Pada tahap ini anak berpikir secara operasional dan penalaran logis menggantikan penalaran intuitif, meskipun masih bersifat konkret, artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa