Status Hubungan Sosial Perkembangan Emosi

Kegiatan Pembelajaran 5 80 Santrock, 2010:100 mengalami masalah penyesuaian diri yang serius dibanding anak yang diabaikan. Salah satu bentuk perlakuan teman adalah bila ada anak yang bertengkar dengan teman sekelompoknya, maka cenderung bagi kelompok untuk menolak bermain dengan anak yang dimusuhi oleh kelompoknya.

3. Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial

Kecerdasan emosi dan keterampilan sosial akan membentuk karakter, berdasarkan beberapa hasil penelitian kecerdasan emosi dan keterampilan sosial lebih penting dari inteligensi IQ dalam mencapai keberhasilan hidup. Kecerdasan emosi EQ membuat anak memiliki semangat yang tinggi dalam belajar atau disukai oleh teman-temannya dalam kegiatan bermain, maka hal itu akan membawa keberhasilan ketika memasuki dunia kerja atau berkeluarga. Masalah sosial pada anak lebih menonjol dibandingkan masalah kesulitan dalam pelajaran di sekolah. Banyak penelitian menjelaskan bahwa penolakan oleh teman pada masa kanak-kanak menjadi salah satu penyebab buruknya prestasi belajar, munculnya masalah emosi, dan meningkatnya resiko kenakalan remaja. Oleh karena itu sangat penting mengajarkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial melalui contoh, pembiasaan, bimbingan. Menurut Shapiro 1997:175 bahwa kecerdasan emosi dan keterampilan sosial dapat diajarkan kepada anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Dijelaskannya pula, bahwa mengajarkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial dapat dilakukan antara lain dengan 1 membina hubungan persahabatan; 2 bekerja dalam kelompok; 3 berbicara dan mendengarkan secara efektif; 4 mengatasi masalah dengan teman yang nakal ; 5 berempati terhadap orang lain; 6 mencapai prestasi tinggi; 7 memecahkan masalah; 8 memotivasi diri bila menghadapi masa-masa yang sulit; 9 percaya diri saat menghadapi situasi yang sulit; 10 menjalin keakraban, dan mengajarkan tata krama.

4. Identifikasi Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial Peserta Didik

Untuk mengidentifikasi kecerdasan emosi dan keterampilan sosial peserta didik, guru harus mengetahui karakteristik emosi dan perilaku sosial pada masa usia sekolah dasar. Cara mengidentifikasi hal tersebut, diantaranya adalah pengamatan, SD Kelas Tinggi KK A 81 wawancara, angket, tes lisan tulis dan tindakan, studi okumentasi, angket atau inventori, seperti telah dijelaskan di materi perkembangan peserta didik . a. Contoh membuat pedoman pengamatan: 1 tuliskan aspek perilaku sosial yang akan diamati, 2 tuliskan indikator-indikator dari perilaku tersebut, lalu buat skala penilaian seperti baik, cukup, kurang. Tabel 7. Contoh Pedoman Pengamatan Keterampilan Sosial: Perilaku yang diamati Skala Penilaian BS B S K KS 1. Antusias dalam pembelajaran 2. Ramah 3. Hormat dan sopan kepada guru. 4. Sopan kepada teman-temannya. 5. Disiplin 6. Bekerja sama 7. Membantu teman 8. Kemampuan bergaul 9. Kemampuan menyampaikan pendapat 10. Kepemimpinan 11. Dst Keterangan: BS= baik sekali nilai 5; B= baik nilai 4; S= sedang nilai 3; K= kurang nilai 2; KS=kurang sekali nilai1 Penilaian: Jumlahkan skor keseluruhan, bila jumlah item atau pernyataan ada 10 butir, maka tafsiran skor adalah sbb. 41 – 50 = Baik sekali 21 - 30 = Sedang 31 – 40 = Baik 11 - 20 = Kurang 0 - 10 = Kurang sekali