Karakteristik Emosi Peserta Didik Usia Sekolah Dasar

SD Kelas Tinggi KK A 75 umumnya sulit dihadapi periode ketidakseimbangan disebabkan: 1 faktor fisik sakit, lelah, 2 menghadapi lingkungan baru seperti saat anak masuk sekolah, 3 perubahan yang besar pada kehidupan anak, seperti perceraian atau kematian orangtua. Emosi yang umum pada masa akhir kanak-kanak usia sekolah adalah marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang. Menurut Hurlock 2003:211 emosi mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan anak karena mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak, diantaranya yaitu: 1. menambah rasa senang dan menyiapkan tubuh untuk bertindak, 2. ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik. Contoh dapat menyebabkan gangguan bicara seperti bicara tidak jelas dan gagap, 3. emosi merupakan bentuk suatu komunikasi dan memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah, serta mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan, 4. emosi mengganggu aktivitas mental. Emosi yang kuat akan mudah mempengaruhi kosentrasi, mengingat, berpikir, dan yang lainnya, sehingga menyebabkan prestasi belajarnya di bawah kemampuan intelektualnya, 5. emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial. Ketika anak mengekspresikan emosi, maka anak akan menilai bagaimana perlakuan orang dewasa terhadapnya, 6. emosi mempengaruhi interaksi sosial. Melalui emosi anak belajar cara mengubah perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial, 7. emosi mempengaruhi suasana psikologis. Contoh, anak yang menjengkelkan menimbulkan kemarahan dan kebencian. Akibatnya anak merasa tidak dicintai, 8. reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi kebiasaan.

b. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi memiliki peran yang penting dalam pendidikan, maupun dunia kerja bahkan ke semua bidang kehidupan yang melibatkan hubungan antar manusia. Menurut Goleman 1997:57 setiap orang tentu memiliki kemampuan yang berbeda dalam wilayah kecerdasan emosi. Beberapa orang yang amat terampil dalam menangani kecemasan sendiri akan tetapi sulit mengatasi rasa marah. Kecerdasan emosional memiliki lima wilayah utama, yaitu: Kegiatan Pembelajaran 5 76 1. mengenali emosi diri. Mengenali perasaan saat perasaan itu muncul merupakan dasar dari kecerdasan emosi yang melandasi terbentuknya kecakapan- kecakapan emosi yang lain. Lebih lanjut Yusuf 2014:113 menyatakan karakteristik perilaku dari aspek kesadaran diri, yaitu mengenali perasaan sendiri, merasakan emosi sendiri, memahami penyebab timbulnya suatu perasaan, dan mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan, 2. mengelola emosi. Mengelola emosi adalah kemampuan mengendalikan diri, mengatur suasana hati yang didasari oleh kemampuan seseorang dalam memahami diri. Yusuf 2014:114 menjelaskan karakteristik perilaku dari aspek mengelola emosi, yaitu: a memiliki toleransi terhadap frustasi dan mampu mengendalikan amarah lebih baik, b mampu mengungkapkan amarah lebih baik dan tepat tanpa berkelahi, c mampu mengendalikan emosi yang bersifat destruktif dan agresif, d mempunyai perasaan yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, e keluarga dan sekolah, f mampu mengelola stress dengan baik, dan g mampu mengatasi perasaan kesepian dan kecemasan dalam pergaulan 3. memotivasi diri sendiri. Kemampuan mengelola emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan, merupakan hal sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri, dan menguasai diri sendiri, serta untuk berkreasi. Yusuf 2014:114 mengemukakan karakteristik perilaku dari aspek memanfaatkan emosi secara produktif, yaitu memiliki tanggung jawab , dapat memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan, dapat mengendalikan diri, dan tidak bersikap impulsif. 4. mengenali emosi orang lain. Empati, Seseorang dapat berempati kepada orang lain apabila telah memahami emosinya sendiri. Kemampuan berempati merupakan “keterampilan bergaul” dan memupuk sikap altruisme yaitu dorongan untuk membantu. Penjelasan lain disampaikan Yusuf 2014:114 bahwa karakteristik perilaku dari aspek empati, yaitu dapat menerima sudut pandang orang lain, mempunyai sikap empati atau kepekaan terhadap perasaan orang lain, memiliki kemampuan untuk mendengarkan orang lain.