Periode dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama

37 SD Kelas Tinggi KK A karena pada masa ini ia masih melatih berbagai keterampilan motoriknya, termasuk di antaranya adalah alat ucapnya. Namun, hal-hal di atas juga harus didukung oleh faktor lain yang tak kalah penting yaitu faktor sosial. Faktor sosial ini masih dibedakan menjadi dua hal. Yang pertama adalah situasi natural. Yang kedua adalah situasi di dalam kelas. Seorang anak lebih mudah belajar bahasa asing dalam situasi yang sangat alami misalnya dalam situasi bermain. Bagi anak-anak beradaptasi dengan lingkungan baru akan lebih mudah jika dibandingkan dengan orang dewasa. Di dalam proses pembelajaran bahasa dikenal pula istilah Hipotesis Umur Kritis Critical Age Hypothesis. Hipotesis ini mempertimbangkan usia sebagai faktor untuk mencapai kemampuan berbahasa. Menurut Lenneberg 1967, usia 2 sampai dengan 12 tahun merupakan usia yang sangat ideal untuk mencapai kemampuan berbahasa seperti penutur asli, sedangkan menurut Kresen 1972 usia yang ideal untuk belajar bahasa adalah di bawah lima tahun. Jadi, benarkah anak-anak lebih unggul daripada orang dewasa dalam proses pembelajaran bahasa asing? Jawabannya bergantung pada faktor mana yang paling berpengaruh dan dalam situasi apa mereka belajar.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Langkah-langkah untuk Aktivitas Pembelajaran Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan1:Pendahuluan

a. Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa menurut keyakinannya agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini. b. Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran lebih terarah dan terukur. 38 Kegiatan Pembelajaran 2 Kegiatan 2: Inti a. Peserta mempelajari materi Pemerolehan Bahasa Anak secara berkelompok dan mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator dengan sopan dan santun. b. Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan percaya diri. c. Peserta secara mandiri mengerjakan LK 2.1 Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa Anak dan LK 2.2 Pembelajaran Bahasa Anak. Masing-masing peserta mengerjakan secara kreatif dan tanggung jawab. d. Peserta saling bertukar hasil pekerjaannya untuk saling koreksi antarpeserta. Peserta diharapkan mampu mengoreksi pekerjaan temannya secara objektif. e. Hasil pekerjaan yang sudah dikoreksi oleh temannya dipajang di papan pajangan yang telah disediakan. f. Setiap peserta dapat saling membaca pekerjaan temannya. Hal ini mencerminkan pembelajar sepanjang hayat. g. Fasilitator memberi penguatan terhadap materi yang sedang dibahas. Kegiatan 3: Penutup a. Peserta melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari dengan jujur dan bahasa yang santun. b. Fasilitator memberi penguatan terutama tentang Pemerolehan Bahasa Anak, serta tugas-tugas dalam kegiatan modul ini. c. Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa menurut keyakinannya. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini.

2. Langkah-langkah untuk Aktivitas Pembelajaran Diklat Tatap Muka In-On- In

Kegiatan 1: Pendahulauan In 1 a. Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa menurut keyakinannya agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini.