Pengendalian Emosi Perkembangan Emosi

Kegiatan Pembelajaran 5 78 yang membangkitkan emosi dan bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasa menyertai emosi. 2. Perkembangan Sosial pada Masa Kanak-kanak Akhir 6-12 tahun Setelah memasuki sekolah, anak melakukan hubungan sosial yang lebih luas dengan teman sebayanya dibandingkan dengan anak pada masa pra sekolah. Pada masa ini minat terhadap kegiatan keluarga berkurang, sebaliknya minat terhadap kegiatan teman sebayanya semakin kuat. Perubahan permainan individual menjadi permainan kelompok yang membutuhkan banyak orang, sehingga pergaulannya semakin luas. Berubahnya minat bermain, keinginan untuk bergaul dan diterima oleh teman-temannya semakin kuat. Pada masa ini disebut sebagai masa “gang”, yaitu usia dimana kesadaran sosial berkembang pesat. Gang memiliki peran dalam meningkatkan sosialisasi anak, anak belajar berperilaku agar dapat diterima secara sosial. Menjadi pribadi sosial adalah salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode ini. Anak menjadi anggota kelompok teman sebaya dan secara bertahap menggantikan pengaruh orangtua dalam berperilaku.

a. Bentuk Perilaku yang Paling Umum pada Masa Kanak-kanak Akhir

1. Rentan terhadap penerimaan sosial. Keinginan akan perhatian dan penerimaan sosial menjadi kuat sehingga anak akan melakukan segala hal untuk menghindari penolakan. 2. Kepekaan yang berlebihan. Anak mudah tersinggung dan menafsirkan kata- kata dan perbuatan orang lain sebagai permusuhan. 3. Sikap sportif dan tanggung jawab. 4. Diskriminasi sosial, ada kecenderungan untuk melakukan pembedaan di antara orang dengan ciri tertentu. Pembedaan ini disertai dengan kecenderungan memperlakukan secara berbeda terhadap mereka. 5. Prasangka, ada kecenderungan untuk menilai lebih rendah segala sesuatu yang menjadi milik orang lain. 6. Antagonisme jenis kelamin, yaitu perlawanan aktif dan penuh permusuhan terhadap anggota jenis kelamin yang berlawanan. 7. Persaingan terjadi antara anggota dalam kelompok atau antara gang saingannya. Persaingan sering menimbulkan permusuhan , dan pada anak-anak yang lebih tua sering mengakibatkan pertengkaran seperti kritikan atau perkelahian. SD Kelas Tinggi KK A 79 8. Mudah dipengaruhi dan tidak mudah dipengaruhi. Anak mudah dipengaruhi karena ingin mendapat perhatian dan penerimaan sosial dari kelompok teman sebaya. Sedangkan sifat tidak mudah dipengaruhi yaitu anak yang lebih tua memberontak terhadap orang dewasa dan bertindak berlawanan secara langsung. 9. Wawasan sosial, kemampuan untuk memahami arti situasi sosial dan orang- orang yang ada di dalamnya. Hal ini berkaitan dengan empati yaitu kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan psikologis orang lain dan untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain Hurlock, 2013:267-271

b. Status Hubungan Sosial

Status hubungan sosial atau status sosiometri berkaitan dengan penerimaan dan penolakan teman-teman kelompok sebayanya. Penerimaan sosial sangat penting bagi anak karena berkaitan dengan harga diri anak. Penerimaan sosial berhubungan dengan kualitas pribadi yaitu banyaknya sifat-sifat baik, menarik , dan keterampilan sosial. Ada 3 status sosial, yaitu: 1. anak popular, seringkali dinominasikan sebagai teman yang terbaik, mereka memiliki keterampilan sosial yang tinggi, ramah, suka bergaul, bersahabat, sangat peka secara sosial, suka menolong, dan sangat mudah bekerjasama dengan orang lain, mandiri, cenderung riang, demikian menurut Hartuf Santrock, 2010:100. 2. anak yang diabaikan neglected children, jarang dinominasikan sebagai teman terbaik, tetapi bukan karena tidak disukai oleh teman sebayanya. Ciri-ciri perilaku anak yang diabaikan adalah, cenderung menarik diri, jarang bergaul, temannya sedikit, jarang dibutuhkan oleh temannya. 3. anak yang ditolak rejected chidren, jarang dinominasikan sebagai teman terbaik dan sering dibenci oleh teman-teman sebayanya. Anak menunjukkan agresi tinggi, menarik diri, serta kemampuan sosial dan kognitif yang rendah. Anak yang ditolak ada yang bersikap agresif, yaitu menunjukkan perilaku agresif yang tinggi, kontrol diri rendah impulsive, serta perilaku menganggu. Adapula yang tidak agresif, perilakunya menunjukkan melarikan diri, cemas, dan tidak memiliki keterampilan sosial. Anak yang ditolak, menurut Buke Ladd