Mitos, cerita yang dipercaya turun tumurun sebagai pegangan dalam menjalani

121 SD Kelas Tinggi KK A Tengah, Ubrug dari Banten, Longser dari Jawa Barat, Mamanda dari Kalimantan Selatan, dan Lenong dari Betawi. Dalam situasi bahasa tersebut terdapat dialog yang terdiri atas unit-unit dialog. Unit-unit dialog tersebut disebut juga giliran bicara yang akan diucapkan oleh tokoh. Sebuah dialog minimal terdiri atas dua giliran bicara yang didukung sekurang-kurangnya oleh dua pelaku; bahan pembicaraan tidak boleh berubah. Konvensi tersebut merupakan konvensi ideal. Namun, bila konvensi yang ideal ini diganggu karena pelaku angkat bicara dengan tidak teratur atau tidak membicarakan bahan yang sama mustahil akan terbentuk dialog dan alur cerita yang dimaksudkan. Pelaku drama akan berdialog dalam ruang dan waktu yang sama. Keadaan tersebut dalam drama disebut dengan latar bagi sebuah dialog.

2. Apresiasi Sastra

Banyak ahli mengartikan apresiasi sebagai sebuah penghargaan, untuk itu diperlukan sebuah penilaian untuk dapat mengaparesiasi sastra. Menurut Sayuti 2009 apresiasi sastra merupakan hasil usaha pembaca dalam mencari dan menemukan nilai hakiki karya sastra melalui pemahaman dan penafsiran sistematik yang dapat dinyatakan dalam bentuk tertulis. Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra, perlu dilakukan pengamatan, penilaian, dan pemberian penghargaan terhadap karya sastra tersebut. Berikut dijelaskan tahap-tahap untuk mengapresiasi sastra. a. Tahap mengenal dan menikmati yaitu tindakan berupa membaca, melihat atau menonton, dan mendengarkan suatu karya sastra. b. Tahap menghargai yaitu merasakan kegunaan atau manfaat karya sastra, misalnya memberikan kesenangan, hiburan, kepuasan, serta memperluas pandangan hidup. c. Tahap pemahaman yaitu berupa melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur yang membangun karya sastra, baik unsur instrinsik maupun unsur ekstrinsik. d. Tahap penghayatan yaitu membuat interpretasi atau penfasiran terhadap karya sastra. 122 Kegiatan Pembelajaran 6 e. Tahap aplikasi atau penerapan yaitu mewujudkan nilai-nilai yang diperoleh dalam karya sastra dalam kehidupan sehari-hari. Analisis Puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Unsur Intrinsik puisi, yaitu:

a. Bunyi

Unsur bunyi merupakan salah satu unsur yang menonjol untuk membedakan antara bahasa puisi dan bahasa prosa. Bahasa puisi cenderung menggunakan unsur perulangan bunyi. Bunyi memiliki peran antara lain adalah agar puisi terdengar merdu jika dibaca dan didengarkan, sebab pada hakikatnya puisi merupakan salah satu karya seni yang diciptakan untuk didengarkan Sayuti, 2002.

b. Diksi

Unsur diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra Abrams, 1981. Setiap penyair akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan maksud yang ingin diungkapkan dan efek puitis yang ingin dicapai. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan KBBI, 2005: 264. Diksi yang dipilih penyair bertujuan menghadirkan efek kepuitisan, namun juga untuk mendapatkan nilai estetik.

c. Bahasa Kias

Bahasa kias atau figurative language merupakan penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katannya atau rangkaian katannya digunakan dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu Abrams, 1981. Bahasa kias memiliki beberapa jenis yaitu: personifikasi, metafora, perumpamaan, simile, metonimia, sinekdoki, dan alegori Pradopo, 1978. Bahasa kias yang hadir dalam puisi diantaranya: