46
b. Agak D + R + ke --an 1 keibu-ibuan
‘agak keibuan.’ 2 keanak-anakan
‘agak kekanak-kanakan.’ 3 kemerah-merahan ‘agak merah.’
4 kebiru-biruan ‘agak biru.’
10. Reduplikasi menyatakan makna ‘tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai.’ Dalam hal ini pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks se-
nya. Contoh: a. sepenuh-penuhnya
‘tingkat penuh yang paling tinggi yang dapat dicapai; sepenuh mungkin.’
b. serajin-rajinnya ‘tingkat rajin yang paling tinggi yang dapat dicapai;
serajin mungkin.’ 11. Selain dari makna yang tersebut di atas, terdapat juga proses pengulangan yang
sebenarnya tidak mengubah arti bentuk dasarnya, melainkan hanya menyatakan intensitas perasaan. Contoh:
a. mengharapkan bandingkan dengan kata mengharap-harapkan b. membedakan bandingkan dengan kata membeda-bedakan.
2.2.10 Bahasa Angkola Mandailing
Bahasa Angkola dan Mandailing sebenarnya tidak terpisahkan karena kedekatan kultural dan geografis. Berdasarkan hasil pemetaan bahasa yang dilakukan
oleh Tim Pemetaan Bahasa, Balai Bahasa Medan, Pusat Bahasa, tahun 2007 menunjukkan bahwa antara bahasa Angkola dan Mandailing tidak mempunyai
perbedaan yang signifikan. Penggunaan nama bahasa Angkola dan bahasa Mandailing tidak bisa diterima
sebab masing-masing masyarakat pengguna bahasa tersebut masih dapat melakukan komunikasi dengan baik, walaupun pada beberapa makna tertentu mereka saling tidak
memahami. Setelah dilakukan penghitungan dialektometri terhadap kedua bahasa
Universitas Sumatera Utara
47
tersebut, maka dapat dibuktikan bahwa penggunaan nama atau istilah bahasa untuk bahasa Angkola dan Mandailing tidak bisa digunakan sebab persentase perbedaannya
hanya 48,75. Ini berarti istilah yang cocok digunakan untuk bahasa-bahasa tersebut adalah Angkola Mandailing karena perbedaannya hanya pada subdialek. Jadi, bahasa
Angkola dan Mandailing merupakan satu bahasa yang sama.
2.3 Landasan Teori
Teori sebagai landasan kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori morfologi yang bertalian dengan reduplikasi dan menggunakan analisis struktur
bahasa berdasarkan teori linguistik deskriptif struktural seperti yang dikemukanan oleh Nida 1964, Verhaar 1977, Matthews 1978:127, Simatupang 1983, Keraf 1984,
Samsuri 1988, Ramlan 2001, dan Chaer 2008. Untuk mengetahui tipe reduplikasi dalam bahasa Angkola Mandailing, penelitian ini mengacu pada pendapat M.D.S,
Simatupang 1983:57 sebagai berikut. 1. Tipe R-1 : D + R
: rumah-rumah, pohon-pohon, perdebatan- perdebatan.
2. Tipe R-2 : D + Rpf : bolak-balik, kelap-kelip, desas-desus, teka-
teki. 3. Tipe R-3 : D + R + ber-
: berlari-lari, berteriak-teriak, bercakap- cakap.
4. Tipe R-4 : D + R + ber--an : bersalam-salaman salam-salaman,
berpacar-pacaran pacar-pacaran. 5. Tipe R-5 : D + R + ber-
: anak-beranak, adik-beradik, kait-berkait, ganti-berganti.
6. Tipe R-6 : D + R + meN- : melompat-lompat, membawa-bawa,
melihat-lihat, membaca-baca, termasuk juga dalam tipe ini: terbatuk-batuk, terbirit-
birit.
7. Tipe R-7 : D + R + meN- : pukul-memukul, tolong-menolong, bantu-
membantu, kait-mengait. 8. Tipe R-8 : D + R + meN--i
: hormat-menghormati, cinta-mencintai, dahulu-mendahului.
Universitas Sumatera Utara