Metode dan Teknik Analisis Data

52 menjadi informan dalam penelitian ini. Sementara itu, sebagai sumber data tertulis digunakan Kamus Bahasa Angkola Mandailing–Indonesia yang disusun oleh Ahmad Samin Siregar 1977, buku-buku, majalah, tesis, dan internet. 3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan metode cakap sebagaimana dikemukakan oleh Sudaryanto 1993:133— 139. Metode simak digunakan untuk data tulis dan metode cakap untuk data lisan. Dalam pengumpulan data tulis digunakan teknik catat. Peneliti melakukan pencatatan atas calon data yang ditemukan atau diperoleh dari berbagai sumber, seperti percakapan sehari-hari, buku-buku, kamus, majalah, dan internet. Selanjutnya, dalam pengumpulan data lisan dilakukan teknik-teknik sebagai berikut. Pertama, teknik cakap semuka, yaitu melakukan percakapan langsung dengan pembahan atau informan. Kedua, teknik rekam, yaitu melakukan perekaman pada saat teknik cakap semuka berlangsung, atau dengan perkataan lain, merekam percakapan langsung dengan informan. Ketiga, teknik catat, yaitu melakukan pencatatan data yang diperoleh pada kartu atau disket.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan aturan teknik analisis dengan menggunakan metode untuk memeriksa tipe reduplikasi yang terdapat dalam bahasa Angkola Mandailing. Deskripsi reduplikasi penelitian ini menggunakan aturan analisis Simatupang 1983. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan dan metode agih lihat Sudaryanto. Metode padan dilaksanakan dengan teknik referensial, yaitu teknik yang Universitas Sumatera Utara 53 alat penentunya ialah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa itu sendiri. Teknik referensial adalah teknik pilah unsur penentu yang digunakan untuk mencatat dasar dari pembentukan tipe reduplikasi pada bahasa Angkola Mandiling. Misalnya, bagas- bagas ‘rumah-rumah; banyak rumah’ D + R. Bentuk perulangan bagas-bagas di atas berkelas kata nomina karena mengacu kepada jenis benda atau nomina. Namun, bagas-bagas dapat juga bermakna ‘dalam-dalam’ dan berkelas kata sifat. Selanjutnya, digunakan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa itu sendiri. Teknik yang digunakan adalah teknik ulang dan teknik baca markah. Kedua teknik ini digunakan untuk menentukan tipe bentuk kata ulang dan markah apa yang menandai tipe tersebut. Misalnya, bentuk pabagas-bagas dapat dikatakan diturunkan dari bentuk pabagas sehingga reduplikasi yang menghasilkannya ialah reduplikasi sebagian parsial. Akan tetapi, kata itu dapat dianggap diturunkan dari pengulangan penuh bentuk bagas. Dalam penentuan bentuk-bentuk reduplikasi ini dianalisis dengan teknik baca markah, yaitu menganalisis markah apa yang menjadi penanda dari berbagai tipe bentuk reduplikasi tersebut. Misalnya, bagas → bagas-bagas, dimarkahi oleh reduplikasi utuh yang mengulang bentuk dasar. Jadi, diperoleh tipe bentuk D + R. Ini berbeda dalam menentukan pemarka pabagas-bagas, yang dimarkahi adanya penambahan afiks pa-, sehingga dari pemarkah tersebut ditemukan tipe bentuk reduplikasi D + R + pa-. Adapun langkah-langkah penganalisisan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menabulasikan data-data reduplikasi yang diperoleh; Universitas Sumatera Utara 54 2. Menentukan bentuk distribusi dan kelas morfemnya sehingga dihasilkan suatu ”daftar tuntas” bentuk reduplikasi utuh, sebagian, berkombinasi, maupun bervariasi; 3. Bentuk-bentuk reduplikasi yang telah selesai didaftarkan, seperti yang tersebut dalam butir kedua, kemudian ditentukan maknanya masing-masing berdasarkan model kategori Simatupang 1983; 4. Tahap terakhir dari analisis data adalah penyimpulan atau generalisasi. Hasil analisis disistematiskan sehingga akan menghasilkan deskripsi tentang bentuk, fungsi, dan makna reduplikasi yang terdapat dalam bahasa Angkola Mandailing.

3.6 Kerangka Konseptual