162
3 milas ‘panas’ → pamilaskon ‘memanaskan’ → pamilas-milaskon ‘memanas- manaskan’
Uma pamilas-milaskon indahan. ibu memanas-manaskan nasi
‘Ibu memanaskan nasi.’
4 maol ‘sulit’ → pamaolkon ‘menyulitkan’ → pamaol-maolkon ‘menyulit- nyulitkan’
Inda tola pamaol-maolkon urusan ni halak tidak boleh menyulit-nyulikan urusan partni orang
‘Tidak boleh menyulit-nyulitkan urusan orang’
5 malo ‘pintar’ → pamalo-malohon ‘merasa pintar’ Ulang ho pamalo-malohon songon sibisuk na oto
jangan kau merasa pintar seperti orang cerdik yang bodoh ‘Jangan kau merasa pintar seperti orang pandai tetapi bodoh.’
Proses D+R + pam--hon yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata kerja dan kata benda. Misalnya, pada kalimat 1 kata marsik ‘kering’ berkelas kata
sifat dibentuk menjadi pamarsik-marsikkon ‘mengering-ngeringkan’ berkelas kata kerja. Selanjutnya, terkecuali pada kalimat 5 reduplikasi bersifat kombinasi yaitu
bentuk dasar diulang sekaligus mendapat pembubuhan afiks, yaitu kata malo ‘pintar’ berkelas kata sifat dibentuk menjadi pamalo-malohon ‘merasa pintar’ berkelas kata
benda sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pam--hon.
2. Tipe R-9 yaitu Bentuk D + R + pan--hon
Dalam bahasa Angkola Mandailing bentuk D + R + pan--hon yaitu reduplikasi yang mendapat pembubuhan afiks pan--hon atau bentuk D + R +
pan--hon diturunkan dari bentuk D + R + paN--hon.
Universitas Sumatera Utara
163
a. Kata Benda Nomina
Kata benda nomina dalam bahasa Angkola Mandailing ditemukan yang dapat dikenai atau melalui proses D + R + pan--hon dan menghasilkan arti ‘cara
tindakan dan terus-menerus iteratif’. Contoh: 1 dompol ‘dempul’ → pandompolkon ‘cara mendempul’ → pandompol-dompolkon
‘mendempul-dempulkan’ Cara pandompol-dompolkon nia tu lubang i hurang pinjot.
cara medempul-dempulkan dia ke lubang itu kurang padat ‘Cara mendempulkan dia ke lubang itu kurang padat.’
2 jalang ‘salam’ → panjalangkon ‘cara menyalam’ → panjalang-jalangkon ‘menyalam-nyalamkan’
Au inda bisa manulak panjalang-jalangkon nia hepeng i tu au. saya tidak bisa menolak menyalam-nyalamkan dia uang itu ke saya
‘Saya tidak bisa menolak dia menyalamkan uang kepada saya.’
3 tompuk‘tepuk’ → panompukkon ‘cara menepuk’ → panompuk-nompukkon ‘menepuk-nepukkan’
Tarsonggot au panompuk-nompukkon nia tu abaraku. terkejut saya menepuk-nepukkan dia ke bahuku
‘Saya terkejut dia menepuk bahuku.’
Proses D+R + pan--hon yang dibentuk dari kata benda menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 2 kata jalang ‘salam’ berkelas kata benda dibentuk
menjadi panjalan-jalangkon ‘menyalam-nyalamkan’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pan--
hon.
b. Kata Kerja Verba
Kata kerja verba dalam bahasa Angkola Mandailing ditemukan yang dapat dikenai melalui proses D + R + pan--hon dan menghasilkan arti ‘pelaku’ atau
‘cara tindakan dan terus-menerus iteratif’. Contoh: a. Makna Pelaku
Universitas Sumatera Utara
164
1 tangi ‘dengar’ → panangihon ‘pendengar’ → panangi-nangihon ‘pendengar- dengarkan’
Hami di son panangi-nangihon sajo. Kami di sini pendengar-dengarkan saja.
‘Kami sebagai pendengar saja.’
b. Makna Cara Tindakan 1 jouk ‘panggil’ → panjoukkon ‘cara memanggil’ → panjouk-joukkon
‘memanggil-manggilkan’ Cara panjouk-joukkon nia tu halak i hurang sopan.
cara memanggil-manggilkan dia ke orang itu kurang sopan ‘Cara memanggilkan dia ke orang itu kurang sopan.’
2 tatap ‘pandang’ → panatapkon ‘cara memandang’ → panatap-natapkon ‘memandang-mandangkan’
Cara panatap-natapkon nia songon babiat na giot cara memandang-mandangkan dia seperti harimau yang mau
manorkam. menerkam
‘Cara memandang dia seperti harimau yang mau menerkam.’
Proses D+R + pan--hon yang dibentuk dari kata kerja menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 1 kata tangi ‘dengar’ berkelas kata kerja dibentuk
menjadi panangi-nangihon ‘mendengar-dengarkan’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R +
pan--hon.
c. Kata Sifat Adjektiva
Kata sifat adjektiva dalam bahasa Angkola Mandailing ditemukan yang dapat melalui proses D + R + pan--hon dan menghasilkan arti ‘tindakan’ dan ‘terus-
menerus iteratif’. Contoh: 1 nanget ‘lambat’ → panangetkon ‘melambatkan’ → pananget-nangetkon
‘melambat-lambatkan’ Ulang pananget-nangetkon harejo na sapetona bisa sidung.
jangan melambat-lambatkan pekerjaan yang seharusnya bisa selesai ‘Jangan melambat-lambatkan pekerjaan yang seharusnya bisa selesai.’
2 nayang‘ringan’ → panayangkon ‘meringankan’ → panayang-nayangkon ‘meringan-ringankan’
Universitas Sumatera Utara
165
Bantuanmu botul-botul panayang-nayangkon au. bantuan anda benar-benar meringan-ringankan saya
‘Bantuan Anda benar-benar meringankan saya.’
3 niang ‘kurus’ → paniangkon ‘menguruskan’ → paniang-niangkon ‘mengurus- nguruskan’
Marolah raga paniang-niangkon pamatang. berolah raga mengurus-nguruskan badan
‘Berolah raga menguruskan badan.’
4 nipis ‘tipis’ → panipiskon ‘menipiskan’ → panipis-nipiskon ‘menipis-nipiskan’ Parangemi panipis-nipiskon haporcayaan ni halak.
perbuatanmu menipis-nipiskan kepercayaan partni orang ‘Perbuatanmu menghilangkan kepercayaan orang.’
Proses D+R + pan--hon yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 3 kata niang ‘kurus’ berkelas kata sifat dibentuk
menjadi paniang-niangkon ‘mengurus-nguruskan’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pan--
hon.
3. Tipe R-9 yaitu Bentuk D + R + pang--hon