Tipe R-9 yaitu Bentuk D + R + pa--hon

172 panyae-nyeehon ‘berpura-pura sakit’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pany--hon. 6. Tipe R-9 yaitu Bentuk D + R + pa--hon Dalam bahasa Angkola Mandailing bentuk D + R + pa--hon yaitu reduplikasi yang mendapat pembubuhan afiks pa--hon atau bentuk D + R + pa- -hon diturunkan dari bentuk D + R + paN--hon.

a. Kata Benda Nomina

Kata benda nomina dalam bahasa Angkola Mandailing ditemukan yang dapat dikenai atau melalui proses D + R + pa--hon pada umumnya menghasilkan arti ‘tindakan’. Contoh: 1 lomlom ‘hitam’ → palomlomkon ‘menghitamkan’ → palomlom-lomlomkon ‘menghitam-hitamkan’ Ia palomlom-lomlomkon pamatang dohot marsilalas di topi ni laut dia menghitam-hitamkan badan dengan berjemur di tepi partni pantai ‘Dia menghitamkan badan dengan berjemur di tepi pantai.’ 2 pudi ‘belakang’ → papudihon ‘membelakangkan’ → papudi-pudihon membelakang-belakangkan’ Sude sangoncapnia madung tammat kuliah tai ia papudi-pudihon. semua angkatannya telah lulus kuliah tapi dia membelakang-belakangkan ‘Semua angkatannya telah lulus kuliah, tetapi dia paling terakhir.’ 3 gorsing ‘kuning’ → pagorsingkon ‘menguningkan’ → pagorsing-gorsingkon ‘menguning-nguningkan’ Partai Golkar pagorsing-gorsingkon kota on sude. partai Golkar menguning-nguningkan kota ini semua ‘Partai Golkar membuat kuning seluruh kota ini.’ 4 porsan ‘pikul’ → paporsankon ‘memikulkan’ → paporsan-porsankon ‘memikul- mikulkan’ Ia markoras ni roha giot paporsan-porsankon harung ni dia berkeras partni hati hendak memikul-mukulkan karung partni dahanon i tu abarania. beras itu ke pundaknya ‘Dia bersikeras hendak memikulkan karung beras itu kepundaknya.’ Universitas Sumatera Utara 173 Proses D+R + pa--hon yang dibentuk dari kata benda menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 1 kata lomlom ‘hitam’ berkelas kata benda dibentuk menjadi palomlom-lomlomkon ‘menghitam-hitamkan’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pa-- hon.

b. Kata Kerja Verba

Kata kerja verba dalam bahasa Angkola Mandailing ditemukan yang dapat dikenai melalui proses D + R + pa--hon pada umumnya menghasilkan arti ‘tindakan atau menyuruh dasar D’. Contoh: 1 mate ‘mati’ → pamatehon ‘menyuruh mematikan’ → pamate-matehon ‘berpura-pura mati tidak punya’ Asal mangido diurupi hita, ia pe pamate-matehonma. asal meminta tolong kita, dia pun berpura-pura matilah ‘Asal kita meminta tolong, dia pun berpura-pura tidak punya.’ 2 goreng ‘goreng’ → pagorengkon ‘menyuruh menggorengkan’ → pagoreng- gorengkon mengoreng-gorengkan’ Kehe uma pagoreng-gorengkon pisang tu sabola ni bagas i. pergi ibu mengoreng-gorengkan pisang ke sebelah partni rumah itu ‘Ibu pergi menggorengkan pisang ke rumah sebelah.’ 3 pili ‘pilih’ → papilihon ‘menyuruh memilihkan’ → papili-pilihon memilih- milihkan’ Madung loja hami papili-pilihon rokkap di sia, matua inda sudah lelah kami memilih-milihkan pasangan untuk dia, selalu tidak cocok. cocok ‘Kami sudah lelah memilihkan pasangan untuk dia, selalu tidak cocok.’ 4 sege ‘tampi’ → pasegehon ‘menyuruh menampikan’ → pasege-segehon menampi-nampikan’ Kehe ia pasege-segehon dahanon. pergi dia menampi-nampikan beras ‘Dia pergi menampikan beras.’ 5 suo ‘sua’ → pasuohon ‘menyuruh menyuakan’ → pasuo-suohon menyua- nyuakan’ Cuboma jolo pasuo-suohon hami dohot halai anso takkas Universitas Sumatera Utara 174 cobalah dulu menyua-nyuakan kami dengan mereka agar jelas parsoalanna. persoalannya ‘Coba dulu pertemukan kami dengan beliau agar persoalannya jelas.’ Proses D+R + pa--hon yang dibentuk dari kata kerja menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 4 kata sege ‘tampi’ berkelas kata kerja dibentuk menjadi pasege-segehon menampi-nampikan’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pa- -hon.

c. Kata Sifat Adjektiva

Kata sifat adjektiva dalam bahasa Angkola Mandailing ditemukan yang dapat dikenai melalui proses D + R + pa--hon pada umumnya menghasilkan arti ‘tindakan atau membuat jadi dasar D’. Contoh: 1 lobi ‘lebih’ → palobihon ‘melebihkan’ → palobi-lobihon ‘melebih-lebihkan’ Ulang palobi-lobihon carito sian na sabotulna. jangan melebih-lebihkan cerita dari yang sebenarnya ‘Jangan melebih-lebihkan cerita dari yang sebenarnya.’ 2 ias ‘bersih’ → paiaskon ‘membersihkan’ → paias-iaskon ‘membersihkan- bersihkan’ Murid-murid margotong-royong paias-iaskon kalas. murid-murid bergotong-royong membersihkan-bersihkan kelas ‘Murid-murid bergotong-royong membersihkan kelas.’ 3 godang ‘besar’ → pagodangkon ‘membesarkan’→ pagodang-godangkon ‘membesar-besarkan’ Marsusa paya hami pagodang-godangkon ia mulai sian na menek. bersusah payah kami membesar-besarkan dia mulai dari yang kecil ‘Kami bersusah payah membesarkan dia sejak dari kecil.’ 4 ginjang ‘tinggi’→ paginjangkon ‘meninggikan’→ paginjang-ginjangkon ‘meninggi-ninggikan’ Ulangma da ho paginjang-ginjangkon roha janganlah partda kau meninggi-ninggikan hati ‘Janganlah kamu lupa diri’ 5 ngalut ‘pegal’ → pangalut-ngalutkon ‘memegal-megalkan’ Universitas Sumatera Utara 175 Nanggo borat obanonnia tai ia pangalut-ngalutkon. tidak berat bawaannya tetapi dia berpura-pura pegal ‘Bebanya tidak berat, tetapi dia berpura-pura tidak mampu.’ Proses D+R + pa--hon yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 4 kata ginjang ‘tinggi’ berkelas kata sifat dibentuk menjadi paginjang-ginjangkon ‘meninggi-ninggikan’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pa-- hon. Selanjutnya, kecuali pada kalimat 5 yaitu reduplikasi berkombinasi sekaligus dengan pembuhan afiks pa--hon. 4.2.1.10 Tipe R-10 yaitu Bentuk D + R + tar--i dan D + R + mar--i Tipe R-10 yaitu bentuk D + R + tar-i dan D + R + mar-i merupakan bentuk reduplikasi yang sama sehingga tergabung dalam satu tipe R-10. Bentuk D + R + tar-i dan D + R + mar-i termasuk dalam jenis pengulangan sebagian yaitu kata dasar dibubuhi prefiks tar--i dan mar--i baru kemudian diulang atau dengan kata lain mengulang bentuk dasar setelah membubuhinya afiks. 4.2.1.10.1 Tipe R-10 yaitu Bentuk D + R + tar--i Tipe R-10 yaitu bentuk D + R + tar--i termasuk dalam jenis pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yaitu kata dasar dibubuhi prefiks tar--i baru kemudian diulang atau dengan kata lain mengulang bentuk dasar setelah membubuhinya afiks. Contoh:

a. Kata Benda Nomina

Kata benda nomina dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + tar--i pada umumnya menyatakan makna ‘tindakan’. Contoh: Universitas Sumatera Utara 176 1 alus ‘jawab’→ tarlusi ‘terjawab’→ taralus-alusi ‘terjawab-jawabi’ Taralus-alusi au parsapaannia i, sada pe inda adong na sala. terjawab-jawabi saya pertanyaannya itu, satu pun tidak ada yang salah ‘Pertanyaannya itu dapat saya jawab satu pun tidak ada yang salah.’ 2 asom ‘asom’→ tarasomi ‘terasami’→ tarasom-asomi ‘terasam-asami’ Tarasom-asomi au sambal i, hape pattang nia mangan asom. terasam-asami saya sambal itu, rupa pantang dia makan asam ‘Sambal itu terasami saya rupanya pantangnya makan asam.’ 3 dalan ‘jalan’→ tardalani ‘terjalani’→ tardalan-dalani ‘terjalan-jalani’ Bope marbustak, tardalan-dalani motor juo do tu huta i. walaupun belumpur, terjalan-jalani mobil juga partdo ke kampung itu ‘Walaupun belumpur ke kampung itu bisa juga dilalui mobil’ 4 dongan ‘kawan’→ tardongani ‘terkawani’→ tardongan-dongani ‘terkawan- kawani’ Tardongan-dongani hamu do ia mulak tu bagasnia? terkawan-kawani kalian partdo dia pulang ke rumahnya ‘Bisa kalian dampingi dia pulang kerumahnya?’ 5 dege ‘pijak’→ tardegei ‘terpijaki’→ tardege-degei ‘terpijak-pijaki’ Malala jagal i tardege-degei si Tigor. hancur jualan itu terpijak-pijaki si Tigor ‘Jualan itu hancur diinjak si Tigor.’ Proses D + R + tar--i yang dibentuk dari kata benda menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 5 kata dege ‘pijak’ berkelas kata benda dibentuk menjadi tardege-degei ‘terpijak-pijaki’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + tar--i.

b. Kata Kerja Verba

Kata kerja verba dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + tar--i pada umumnya hanya menyatakan makna ‘tindakan atau tak sengaja’ Contoh: 1 agat ‘sadap’→ taragati ‘tersadapi’→ taragat-agati ‘tersadap-sadapi’ Na manyodar au taragat-agati au bargotnia. tak sadar saya tersadap-sadapi saya enaunya ‘Tak sengaja enaunya tersadap saya.’ Universitas Sumatera Utara 177 2 ambung ‘buang’→ tarambungi ‘terbuangi’→ tarambung-ambungi ‘terbuang- buangi’ Inda hu boto tarambung-ambungi au barangnia. tidak saya tahu terbuang-buangi saya barangnya ‘Saya tidak tahu barangnya terbuang saya.’ 3 oban ‘bawa’ → tarobani ‘terbawai’ → taroban-obani ‘terbawa-bawai’ Onde, ma taroban-obani au sigaret ni halak. aduh, sudah terbawa-bawai saya rokok partni orang ‘Aduh, sudah terbawa saya rokok orang.’ 4 aek ‘alir’ → taraeki ‘teraliri’ → taraek-aeki ‘teralir-aliriair’ Bisa de taraek-aeki hamu do saba on? bisa partde teralir-aliri kamu partdo sawah ini ‘Bisa kalian aliri sawah ini?’ 5 honding ‘halang’→ tarhondingi ‘terhalangi’→ tarhonding-hondingi ‘terhalang- halangi’ Inda hu boto di pudi halai, tarhonding-hondingi au halai. Tidak saya tahu di belakang mereka, terhalang-halangi saya mereka ‘Saya tidak tahu mereka di belakang, saya terhalangi mereka.’ Proses D + R + tar--i yang dibentuk dari kata kerja menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 2 kata ambung ‘buang’berkelas kata kerja dibentuk menjadi tarambung-ambungi ‘terbuang-buangi’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + tar- -i.

c. Kata Sifat Adjektiva

Kata sifat adjektiva dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + tar- pada umumnya muncul dengan arti ‘tindakan atau tak sengaja’. Contoh: 1 gaham ‘bohong’→ targahami ‘terbohongi’→ targaham-gahami ‘terbohong- bohongi’ Inda hu boto na koum, targaham-gahami au ia. Tidak saya tahu yang family, terbohong-bohongi saya dia ‘Saya tidak tahu dia famili, saya membohongi dia.’ 2 muruk ‘gusar’→ tarmuruki ‘tergusari’→ tarmuruk-muruki ‘tergusar-gusari’ Tarmuruk-muruki au, hape na marnyae do ia. Universitas Sumatera Utara 178 tergusar-gusari saya, rupanya yang sakit partdo ia ‘Saya memarahi dia rupanya dia sedang sakit.’ Proses D + R + tar--i yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 1 kata gaham ‘bohong’ berkelas kata sifat dibentuk menjadi targaham-gahami ‘terbohong-bohongi’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + tar--i. 4.2.1.10.2 Tipe R-10 yaitu Bentuk D + R + mar--i Tipe R-10 yaitu bentuk D + R + mar-i termasuk dalam jenis pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yaitu kata dasar dibubuhi prefiks mar--i baru kemudian diulang atau dengan kata lain mengulang bentuk dasar setelah membubuhinya afiks. Contoh:

a. Kata Benda Nomina

Kata benda nomina dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + mar--i pada umumnya menyatakan makna ‘tindakan atau keadaan’. Contoh: a. Makna Tindakan 1 dalan ‘jalan’→ mardalani ‘berkunjung’→ mardalan-dalani ‘berjalan- jalaniberkunjung’ Halai kehe mardalan-dalani tu bagas ni koum. mereka pergi berkunjung ke rumah partni famili. ‘Mereka sekeluarga pergi berkunjung ke Medan.’ b. Makna Keadaan 2 bulung ‘daun’→ marbulungi ‘berdaun’→ marbulung-bulungi ‘berdaun-daun’ Madung marbulung-bulungi sude gadung i. sudah berdaun-daun semua ubi itu ‘Sudah tumbuh semua daun ubi itu.’ 3 galombang ‘gelombang’→ margalombangi ‘bergelombang’→ margalombang- galombangi ‘bergelombang-gelombang’ Universitas Sumatera Utara 179 Sonnari margalombang-galombangi dalan on? sekarang bergelombang-gelombang jalan ini ‘Jalan ini bergelombang-gelombang sekarang?’ Proses D + R + mar--i yang dibentuk dari kata benda menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 1 kata dalan ‘jalan’ berkelas kata benda dibentuk menjadi mardalan-dalani ‘berjalan-jalan’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + mar--i.

b. Kata Kerja Verba

Kata kerja verba dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + mar--i pada umumnya hanya menyatakan makna ‘tindakan atau keadaan’. Contoh: a. Makna Tindakan 1 topap‘tepuk’ → martopapi ‘bertepuki’ → martopap-topapi ‘bertepuk tangan’ Martopap-topapi halak patunda ni parangemu. bertepuk-tepuk orang gara-gara partni perangaimu ‘Orang bertepuk tangan gara-gara perangaimu.’ 2 hobas ‘kemas’ → marhobasi ‘berkemasi’ → marhobas-hobasi ‘berkemas- kemas’ Marhobas-hobasi halai giot marangkat tu Jakarta. berkemas-kemas mereka mau berangkat ke Jakarta ‘Mereka berkemas-kemas mau berangkat ke Jakarta.’ 3 harejo ‘kerja’ → marharejoi ‘bekerja’ → marharejo-harejoi ‘bekerja-kerja’ Anaknia sude madung marhejo-harejoi di Medan. Anaknya senua sudah bekerja-kerja di Medan ‘Semua anaknya sudah memiliki pekerjaan di Medan.’ b. Makna Keadaan 4 mela ‘lepas’→ marmelai ‘berlepasan’→ marmela-melai ‘berlepas-lepasan’ Obukku marela-melai sada par sada. rambut saya berlepsan satu per satu ‘Rambut saya rontok satu per satu.’ Proses D + R + mar--i yang dibentuk dari kata kerja menghasilkan kata kerja. Misalnya, pada kalimat 3 kata harejo ‘kerja’berkelas kata kerja dibentuk Universitas Sumatera Utara 180 menjadi marhajo-harejoi ‘bekerja’ berkelas kata kerja sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + mar--i.

c. Kata Sifat Adjektiva

Kata sifat adjektiva dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + mar--i pada umumnya muncul dengan arti ‘keadaan’. Contoh: 1 lumbang ‘longgar’→ marlumbangi ‘berlonggaran’→ marlumbang-lumbangi ‘berlonggar-longgaran’ Salaor ku marlumbang-lumbangi sude. celana saya berlonggar-longgaran semua ‘Semua celana saya berlonggaran.’ 2 lambok ‘lemas’→ marlamboki ‘berlemasan’→ marlambok-lamboki ‘berlemas- lemasan’ Marlambok-lamboki doma halai na so mangan i sadari on. Berlemas-lemasan partdo mereka yang tidak makan seharian ‘Mereka lemas karena tidak makan seharian.’ 3 tangkang ‘tengkar’→ martangkangi ‘bertengkar’→ martangkang-tangkangi ‘bertengkar-tengkar’ Ulang hamu martangkang-tangkangi di balian i Jangan kalian bertengkar-terangkar di luar itu ‘Jangan kalian bertengkar di luar’ 4 nyae ‘sakit’→ marnyaei ‘bersakitan’→ marnyae-nyaei ‘bersakit-sakitan’ Harani banjir i, marnyae-nyaei dakdanak i. gara-gara banjir itu bersakitan anak-anak itu ‘Gara-gara banjir, anak-anak itu bersakitan.’ Proses D + R + mar--i yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata sifat. Misalnya, pada kalimat 4 kata nyae ‘sakit’ berkelas kata sifat dibentuk menjadi marnyae-nyaei ‘bersakitan’ berkelas kata sifat sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D + R + mar--i. Universitas Sumatera Utara 181 4.2.1.11 Tipe R-11 yaitu Bentuk D + R + maN--i dan D + R + paN--i Bentuk D + R + maN--i dan D + R + paN--i merupakan bentuk reduplikasi yang sama sehingga tergabung dalam satu tipe, yakni tipe R-13. Bentuk D + R + maN--i dan D + R + paN--i termasuk dalam jenis pengulangan sebagian yaitu kata dasar dibubuhi afiks maN--i atau paN--i baru kemudian diulang atau dengan kata lain mengulang bentuk dasar setelah membubuhinya afiks. 4.2.1.11.1 Tipe R-11 yaitu Bentuk D + R + maN--i Dari bentuk D + R + maN--i dapat diturunkan ke bentuk D + R + mam-- i, D + R + man--i, D + R + mang--i, D + R + manga--i, D + R + many- -i dan D + R + ma--i. Bentuk-bentuk tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Gambar-10 Tipe R-11 yaitu Bentuk D + R + maN--i D + R + maN--i D + R + mam--i D + R + man--i D + R + mang--i D + R + manga--i D + R + many--i D + R + ma--i 1. Tipe R-11 yaitu Bentuk D + R + mam--i