199
Proses D + R + pam--i yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata benda. Misalnya, pada kalimat 1 kata borgo ‘sejuk’ berkelas kata sifat dibentuk
menjadi pamborgo-borgoi ‘penyejuk’ berkelas kata benda sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D + R + pam--i.
2. Tipe R-11 yaitu Bentuk D + R + pan--i
Bentuk D + R + pan--i yaitu reduplikasi yang mendapat pembuhan afiks pan--i atau bentuk D + R + pan--i diturunkan dari bentuk D + R + paN--i.
a. Kata Benda Nomina
Kata benda nomina dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai atau melalui proses D + R + pan--i pada umumnya menyatakan makna
‘alatbahan’ atau ‘pelaku’. Contoh: a Makna Alatbahan
1 dompol ‘dempul’ → pandompoli ‘pendempul’ → pandompol-dompoli ‘pendempul-dempul’
Tambahon pandompol-dompoli ni na bocor i. tambahkan pendempul-dempul partni yang bocor itu
‘Tambahkan pendempul yang bocor itu.’
2 toko ‘ketuk’ → panokoi ‘pengetuk’→ panoko-nokoi ‘pengetuk-ngetuk’ Di dia do panoko-nokoi ni tabu i disippan?
di mana partdo pengetuk-ngetuk partni beduk itu disimpan ‘Di mana pengetuk beduk itu disimpan?’
b Makna Pelaku 3 dege ‘pijak’ → pandegei ‘penginjak’ → pandege-degei ‘penginjak-injak’
Ise-ise sajo pandege-degei ni eme i, akkon manggatti rugi. Siapa-siapa saja penginjak-injak partni padi itu, harus mengganti rugi
‘Siapa-siapa saja merusak padi itu, harus mengganti rugi.’
4 turgun ‘timbul’ → panurguni ‘penimbun’ → panurgun-nurguni ‘penimbun- nimbun’
Madung tartangkup panurgun-nurguni ni BBM i. sudah tertangkap penimbun-nimbun partni BBM itu
‘Penimbun BBM itu sudah tertangkap.’
Universitas Sumatera Utara
200
Proses D + R + pan--i yang dibentuk dari kata benda menghasilkan kata benda. Misalnya, pada kalimat 1 kata dompol ‘dempul’ berkelas kata benda dibentuk
menjadi pandompol-dompoli ‘pendempul-dempul’ berkelas kata benda sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R +pan-
-i.
b. Kata Kerja Verba
Kata kerja verba dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + pan--i pada umumnya menghasilkan arti ‘alat’ atau
‘pelaku’. Contoh: a Makna Alat
1 jouk ‘panggil’ → panjouki ‘pemanggil’ → panjouk-jouki ‘pemanggil-manggil’ Pake mik baen panjouk-jouki ni halai
pakai mik buat pemanggil partni mereka ‘Pakai mik buat untuk memanggil mereka’
2 tinggang ‘timpa’ → paninggangi ‘penimpa’→ paninggang-ninggangi ‘penimpa-nimpa’
Godang baen paninggang-ninggangi ni harung i besar buat penimpa-nimpa partni karung itu
‘Besar buat penimpa karung itu’
b Makna Pelaku 3 tungkir ‘intip’ → panungkiri ‘pengintip’→ panungkir-nungkiri ‘pengintip-
intip’ Piga halak na borgin i panukkir-nukkiri na tardapot i?
berapa orang yang malam itu pengintip-intip yang ketahuan itu ‘Berapa orang pengintip yang ketahuan tadi malam?’
Proses D + R + pan--i yang dibentuk dari kata kerja menghasilkan kata benda. Misalnya, pada kalimat 2 kata tinggang ‘timpa’ berkelas kata kerja dibentuk
menjadi paninggang-ninggangi ‘penimpa’ berkelas kata benda sehingga pembentukan
tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D + R + pan--i.
Universitas Sumatera Utara
201
c. Kata Sifat Adjektiva
Kata sifat adjektiva dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai proses D + R + pan--i pada umumnya bentuk yang dihasilkan menyatakan ‘alat’.
Contoh: 1 dayuk ‘lembut’ → pandayuki ‘pelembut’ → pandayuk-dayuki ‘pelembut-lembut’
Bahan pandayuk-dayukina aha? bahan pelembut-lembutnya apa
‘Apa bahan pelembutnya?’
2 talgang ‘lepas’ → panalgangi ‘pelepas’→ panalgang-nalgangi ‘pelepas’ Porlu do panalgang-nalgangina mamake lindis?
perlu partdo pelepasnya memakai linggis ‘Apakah perlu alat pencopot memakai linggis?’
3 tonggi ‘manis’ → panonggii ‘pemanis’ → panonggi-nonggii ‘pemanis-manis’ Gok baen panonggi-nonggii ni inuman i anso adong rasona
banyak buat pemanis-manis paryni minuman itu supaya ada rasanya ‘Banyak buat pemanis minuman itu supaya ada rasanya’
Proses D + R + pan--i yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata benda. Misalnya, pada kalimat 1 kata dayuk ‘lembut’ berkelas kata sifat dibentuk
menjadi pandayuk-dayuki ‘pelembut’ berkelas kata benda sehingga pembentukan
tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D + R + pan--i.
3. Tipe R-11 yaitu Bentuk D + R + pang--i
Bentuk D + R + mang--i yaitu reduplikasi yang mendapat pembuhan afiks pang--i atau bentuk D + R + pang--i diturunkan dari bentuk D+R + paN--i.
a. Kata Benda Nomina
Kata benda nomina dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai atau melalui proses D + R + pang--i pada umumnya menyatakan makna ‘alat’.
Contoh: 1 gotap ‘potong’ → panggotapi ‘pemotong’→ panggotap-gotapi ‘pemotong-
motong’ Akkon tajom do panggotap-gotapi ni duhuti.
Harus tajam partdo pemotong-motong partni rumput itu
Universitas Sumatera Utara
202
‘Pemotong rumput itu harus tajam.’ 2 galang ‘ganjal’ → pangalangi ‘pengganjal’→ pangalang-galangi ‘pengganjal-
ganjal’ Togu baen pangalang-galangi ni tangga i
kuat buat pengganjal-ganjal partni tangga itu ‘Kuat buat pengganjal tangga itu’
Proses D + R + pang--i yang dibentuk dari kata benda menghasilkan kata
benda. Misalnya, pada kalimat 2 kata galang ‘ganjal’ berkelas kata benda dibentuk menjadi pangalang-galangi ‘penganjal-ganjal’ berkelas kata benda sehingga
pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pang--i.
b. Kata Kerja Verba
Kata kerja verba dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai melalui proses D + R + pang--i pada umumnya menghasilkan arti ‘alat’ atau
‘pelaku’. Contoh: 1 hapit ‘jepit’ → panghapiti ‘penjepit’ → panghapit-hapiti ‘penjepit-jepit’
Panghapit-hapiti ni banggar i dibaen sian bulu. Penjepit-jepit partni bara itu dibuat dari bambu
‘Penjepit bara itu dibuat dari bambu.’
2 ontang ‘undang’ → pangontangi ‘pengundang’ → pangontang-ontangi ‘pengundang-undang’
Piga halak pangontang-ontangi ni horja i? berapa orang pengundang-undang partni pesta itu
‘Berapa orang pengundang pesta itu?’
3 use ‘tuang’ → pangusei ‘penuang’ → panguse-usei ‘penuang-nuang’ Ma idia panguse-usei ni eme i.
sudah dimana penuang-nuang partni padi itu ‘Sudah dimana penuang padi itu.’
Proses D + R + pang--i yang dibentuk dari kata kerja menghasilkan kata benda. Misalnya, pada kalimat 1 kata hapit ‘jepit’ berkelas kata kerja dibentuk
Universitas Sumatera Utara
203
menjadi panghapit-hapiti ‘penjepit-jepit’ berkelas kata benda sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pang--i.
c. Kata Sifat Adjektiva
Kata sifat adjektiva dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat dikenai proses D + R + pang--i. Pada umumnya bentuk yang dihasilkan menyatakan ‘alat’.
Contoh: 1 gambur ‘gembur’ → panggamburi ‘penggembur’→ panggambur-gamburi
‘penggembur-gembur’ Pake aha panggambur-gamburi ni tano i?
pakai apa penggembur-gembur partni tanah itu ‘Pakai apa penyubur tanah itu?’
2 golap ‘halang’ → panggolapi ‘penghalang’ → panggolap-golapi ‘penghalang- halang’
Gincat binaen panggolap-golapi ni ruangan i tinggi buat penghalang-halang partni ruangan itu
‘Tinggi buat penghalang ruangan itu’
3 kompes ‘kempis’ → pangkompesi ‘pengempis’ → pangkompes-kompesi ‘pengempis-ngempis’
Lehen di sia pangkompes-kompesi ban ni motor i berikan pada dia pengempis-ngempis ban partni mobil itu
‘Berikan padanya pengempis ban mobil itu’
Proses D + R + pang--i yang dibentuk dari kata sifat menghasilkan kata benda. Misalnya, pada kalimat 3 kata kompes ‘kempis’ berkelas kata sifat dibentuk
menjadi pangkompes-kompesi
‘pengempis’ berkelas
kata benda
sehingga pembentukan tersebut mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D+R + pang--i.
4. Tipe R-11 yaitu Bentuk D + R + panga--i