71
2 aha ‘apa’
→
aha-aha ‘apa-apa’ Buatma sanga aha-aha sajo na diporluhon mu.
ambillah entah apa-apa saja yang diperlukan kamu ‘Ambillah apa-apa saja yang kau perlukan’
b Makna Tak Tentu : 1 andigan ‘kapan’
→
andigan-andigan ‘kapan-kapan’ tak tentu Andigan-andigan sajo par ro ni halai tuson?
kapan-kapan saja partpar datang partni mereka kesini ‘Kapan-kapan saja ke datangan mereka kesini?’
2 dia ‘mana’ → dia-dia ‘mana-mana’ tak tentu
Dia-dia sajo do dikarejohon parjolo? mana-mana saja partdo dikerjakan duluaan
‘Mana-mana saja yang dikerjakan duluan?’
Proses D + R yang dibentuk dari kata tanya menghasilkan kata tanya. Misalnya, pada kalimat 1 kata ise ‘siapa’ berkelas kata tanya dibentuk menjadi ise-
ise ‘siapa-siapa’ berkelas kata tanya sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D + R.
e. Kata Bilangan Numeralia
Kata bilangan numeralia dalam bahasa Angkola Mandailing yang dapat atau dikenai melalui proses D + R adalah nama-nama bilangan bulat atau kardinal seperti
sada ‘satu’, dua ‘dua’, tolu ‘tiga’, dan seterusnya serta bilangan pecahan seperti satonga ‘setengah’, sapartolu ‘sepertiga’, saparopat ‘seperempat’, dan seterusnya,
mengandung makna ‘jumlah’. Contoh: 1 saparopat ‘seperempat’ →
saparopat-saparopat ‘seperempat-seperempat’ Satiop palastik saparopat-saparopat baen isina
setiap plastik seperempat-seperempat buat isinya ‘Setiap plastik isi seperempat-seperempat.’
2 satonga ‘setengah’ → setengah-satonga ‘setengah-setengah’
Muda karejo ulang satonga-satonga. kalau kerja jangan setengah-setengah
‘Kalau bekerja jangan setengah-setengah.’ 3 sada ‘satu’ →
sada-sada ‘satu-satu’ Tamu ni pesta i marmulakan sada-sada.
tamu partni pesta itu berpulangan satu-satu ‘Tamu pesta itu berpulangan satu per satu.’
Universitas Sumatera Utara
72
4 dua ’dua’ → dua-dua ‘dua-dua’
Dua-dua ubat i sakali inum. dua-dua obat itu sekali minum
‘Dua sekali minum obat itu.’
5 tolu ‘tiga’ → tolu-tolu ‘tiga-tiga’
Tolu-tolu motor i sakali ro. tiga-tiga mobil itu sekali datang
‘Mobil itu tiga sekali datang.’
Proses D + R yang dibentuk dari kata bilangan menghasilkan kata bilangan. Misalnya, pada kalimat 1 kata sada ‘satu’ berkelas kata bilangan dibentuk menjadi
sada-sada ‘satu-satu’ berkelas kata bilangan sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D + R.
4.2.1.2 Tipe R-2 yaitu Bentuk D + Rpf
Tipe R-2 yaitu D + Rpf termasuk dalam golongan reduplikasi perubahan
fonem. Pada tipe R-2 yaitu pengulangan bentuk dasar diikuti oleh perubahan fonem pada konstituen ulang. Fonem yang berubah dapat berupa vokal, konsonan atau
konsonan dan vokal.
a. Kata Benda Nomina
Pada umumnya kata benda nomina dalam bahasa Angkola Mandailing ditemukan yang dapat dikenai melalui proses D + R dan menghasilkan makna
‘macam’. Contoh: 1 dakan ‘masak’ →
dakan-duken ‘bermacam permainan’ paluhut dakan-duken i.
kumpulkan permainan itu ‘Kumpulkan permainan itu’
Bentuk ulang dakan-duken beralsal dari bentuk dasar dakan ‘masak’. Bentuk dakan berasal dari kata dahan ‘masak’ setelah diulang mengandung makna
‘bermacam-macam permainan masak memasak’
Universitas Sumatera Utara
73
2 huling ‘kulit’ → huling-kuling ‘bermacam kulit kerbaulembu’ Sude huling-kuling i dihiskis sampe ias.
semua kulit itu dikikis sampai bersih.’ ‘Semua kulit kerbaulembu itu dikikis sampai bersih.’
Bentuk ulang huling-kuling berasal dari bentuk dasar huling ‘kulit’. Bentuk huling berasal dari kata hulit ‘kulit’ setelah diulang mengandung makna ‘bagian dari
kulit kerbau dan lembu’. Proses D + R yang dibentuk dari kata benda menghasilkan kata benda. Misalnya, pada kalimat 1 kata dakan ‘permainan’ berkelas kata benda
dibentuk menjadi dakan-duken ‘permainan-anak-anak’ berkelas kata benda sehingga pembentukan tersebut tidak mengubah kelas kata dari proses reduplikasi D + R.
b. Kata Kerja Verba