Analisis Asumsi Normatif dan Asumsi Positif PPKn

PPKn SMP KK H 27 sosial-kultural, dan epistemologis pada domain akademik, dalam pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia. e. Bahwa sebagai wahana pendidikan demokrasi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berfungsi mewujudkan kesatuan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang koheren dari konsepsi pendidikan tentang demokrasi, pendidikan melalui demokrasi, pendidikan untuk membangun demokrasi. f. Bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menegah memiliki fungsi sebagai pendidikan untuk membangun karakter bangsa, yang secara substansial dirancang secara nasional, dan diwujudkan sebagai praksis pendidikan yang konsisten dan koheren dengan komitmen kebangsaan Indonesia pada tingkat satuan pendidikan. g. Bahwa pendidikan untuk kewarganegaraan Indonesia yang demokratis yang menjadi missi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, tidak bersifat chauvenistik, melainkan berwawasan kosmopolit guna menghasilkan warganegara Indonesia yang baik dan cerdas, dan sekaligus menjadi warga dunia yang toleran.

2. Analisis Substansi kebijakan Nasional

Bertolak dari ke 7 tujuh asumsi tersebut, ada beberapa substansi kebijakan nasional tentang kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut. a. Sebagai sumber ide dan norma inti dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, perlu kajian mendalam terhadap ide, dan nilai yang secara substantif terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, dalam konteks historis dan sosio-politis tumbuh dan berkembangnya komitmen nasional kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI merupakan bentuk final ketatanegaran RI. b. Sebagai instrumentasi dari ide dan norma inti Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, perlu kajian mendalam secara komprehensif terhadap tatanan kehidupan demokrasi Indonesia sebagai sistem kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang bersumber dari dasar negara Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. 28 c. Dalam rangka pembangunan demokrasi konstitusional Indonesia yang mengandung missi pembangunan ide, nilai, prinsip dan konsep demokrasi Pancasila, perlu kajian secara komprehensif terhadap visi dan missi nasional dari instrumentasi demokrasi dalam berbagai latar kehidupan dan aras pendidikan demokrasi bagi generasi muda sebagai pewaris bangsa di masa depan. d. Diperlukan reposisi dan rekonseptualisasi pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai wahana: psiko-pedagogis pada domain kurikuler, sosio-andragogis pada domain sosial-kultural, dan epistemologis pada domain akademik, dalam pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia. e. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan demokrasi, perlu difungsikan sebagai wahana pendidikan yang mampu mewujudkan kesatuan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak semua unsur bangsa Indonesia secara koheren dengan konsepsi pendidikan tentang demokrasi, pendidikan melalui demokrasi, pendidikan untuk membangun demokrasi. f. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi, perlu dirancang secara sistemik untuk membangun karakter bangsa, yang secara substansial-nasional dapat diwujudkan sebagai praksis pendidikan yang konsisten dan koheren dengan komitmen kebangsaan Indonesia pada tingkat satuan pendidikan. h. Perlu dilakukan antisipasi yang komprehensif agar pendidikan untuk kewarganegaraan Indonesia yang demokratis tidak bersifat chauvenistik,melainkan berwawasan kosmopolit dalam menghasilkan warganegara Indonesia yang baik dan cerdas, dan sekaligus menjadi warga dunia yang toleran.