Sila ke -1:“Ketuhanan Yang Maha Esa” meliputi dan menjiwai sila ke -2, ke-3, ke-4 dan ke-5.
36
menurut agama dan kepercayaannya masing-masing dengan toleransi. Sila I menjadi sumber pokok kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai, mendasari serta
membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara Republik Indonesia yang
berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
b. Sila ke- 2 “Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab” diliputi dan dijiwai Sila ke-1, meliputi dan menjiwai sila ke-3, ke-4, dan ke-5.
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang mempunyai potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi inilah manusia menduduki
martabat yang tinggi dengan akal budinya manusia menjadi berkebudayaandan menjaga kekayaan budaya, dengan budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai
dan norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang obyektif, tidak subyektif apalagi sewenang-
wenang. Beradab berasal dari kata adab, yang berarti budaya, berarti bahwa sikap hidup, keputusan dan tindakan selalu berdasarkan nilai budaya, terutama norma
kesopanan dan kesusilaan. Adab bearti tata kesopanan kesusilaan atau moral. Jadikemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi,
sesama manusia maupun terhadap alam dan hewan.
c. Sila ke-3 : “Persatuan Indonesia” diliputi dan dijiwai sila ke-1, dan ke-2, meliputi dan menjiwai sila ke-4 dan ke-5.
Hakekat sila Persatuan Indonesia bahwa bangsa yang mendiami wilayah Indonesia bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam
wadah Negara yang merdeka dan berdaulat. Dengan persatuan Indonesia bangsa Indonesia menggapai tujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi, sekaligus perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh sila I dan II.
Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa, sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa yang padu
PPKn SMP KK H
37
tidak terpecah belah oleh sebab apapun.
d. Sila ke-4 : “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” diliputi dan dijiwai sila ke-1,ke-2,ke-3,
meliputi dan menjiwai sila ke-5.
Hakekat sila IV bahwa “kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat”. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab. Permusyawaratan
adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga mencapai
keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau musyawarah mufakat Jadi sila ke IV adalah bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui
sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah dengan pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab baik kepada
Tuhan yang maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya.Coba anda cari dari sumber bacaan lainnya nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat
Pancasila.
e. Sila ke-5 : “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” diliputi dan dijiwai sila ke-1, ke-2, ke -3, dan ke -4.
Hakekat sila ke V adalah setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sila Keadilan sosial
adalah tujuan dari empat sila yang mendahuluinya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah tata masyarakat adil-
makmur berdasarkan Pancasila Hubungan antar sila-sila Pancasila dapat disimpulkan bahwa Ketuhanan yang
Maha Esa menjadi sumber pokok kehidupan bangsa Indonesia. Setelah meyakini hal tersebut manusia akan bisa melaksanakan kewajibannya dan akan tercipta
kemanusiaan yang adil dal beradab. Dengan dilaksanakannya kemanusiaan yang adil dal beradab maka manusia akan saling menghargai dan menghormati,
sehingga persatuan akan terwujud dan jadilah persatuan Indonesia. Setelah semua bersatu akan dipilih sosok pemimpin yang dapat menjalankan
38
pemerintahan secara demokrasi. Sehingga dapat tercipta kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dimana
rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah mufakat dengan
pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan yang maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya. Setelah semua itu ada tercapailah
tujuan akhir Pancasila yaitu keadian sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Gambar 5. Diagram Hierarkhis Piramidal Pancasila 2. Analisis Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu
Kesatuan Yang Bulat dan Utuh
Permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila yang ada di Indonesia dan upaya- upaya yang dilakukan untuk menjaga rasa persatuan bangsa, baik itu dari usaha
pemerintah maupun usaha setiap yang harus dilakukan oleh setiap individu dideskripsikan sebagai berikut.