Kecakapan Kewarganegaraan. Analisis Hakikat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PPKn SMP KK H 23 kemampuan berpikir kritis. Kecakapan intelektual lain adalah kemampuan mendeskripsikan yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan fungsi-fungsi dan proses-proses seperti sistem checks and balances atau judicial review menunjukkan adanya pemahaman. Melihat dengan jelas dan mendeskripsikan kecenderungan- kecenderungan seperti berpartisipasi dalam kehidupan kewarganegaraan, imigrasi, atau pekerjaan, membantu warga negara untuk selalu menyesuaikan diri dengan peristiwa-peristiwa yang sedang aktual dalam pola jangka waktu yang lama. Pendidikan untuk warganegara berusaha mengembangkan kompetensi dalam menjelaskan dan menganalisis. Bila warga negara dapat menjelaskan bagaimana sesuatu seharusnya berjalan, misalnya sistem pemerintahan presidensil, sistem checks and balances, dan sistem hukum, maka mereka akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mencari dan mengoreksi fungsi-fungsi yang tidak beres. Warga negara juga perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis hal-hal tertentu sebagai komponen-komponen dan konsekuensi cita-cita, proses-proses sosial, ekonomi, atau politik, dan lembaga-lembaga. Kemampuan dalam menganalisis ini akan memungkinkan seseorang untuk membedakan antara fakta dengan opini atau antara cara dengan tujuan. Hal ini juga membantu warga negara dalam mengklarifikasi berbagai macam tanggung jawab seperti misalnya antara tanggung jawab publik dan privat, atau antara tanggung jawab para pejabat – baik yang dipilih atau diangkat – dengan warga negara biasa. Warga negara dalam masyarakat yang otonom adalah pembuat keputusan. Oleh karena itu, mereka perlu mengembangkan dan terus mengasah kemampuan mengevaluasi, mengambil, dan mempertahankan pendapat. Kemampuan itu sangat penting jika nanti mereka diminta menilai isu-isu yang ada dalam agenda publik, dan mendiskusikan penilaian mereka dengan orang lain dalam masalah privat dan publik. Di samping mensyaratkan pengetahuan dan kemampuan intelektual, pendidikan untuk warga negara dan masyarakat demokratis harus difokuskan pada kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk partisipasi yang bertanggung jawab, efektif, dan ilmiah, dalam proses 24 politik dan dalam civil society. Di samping mensyaratkan pengetahuan dan kemampuan intelektual, pendidikan untuk warga negara dan masyarakat demokratis harus difokuskan pada kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk partisipasi yang bertanggung jawab, efektif, dan ilmiah, dalam proses politik dan dalam civil society.Adalah sangat penting untuk membangun kecakapan partisipatoris sejak awal sekolah dan terus berlanjut selama masa sekolah. Murid yang paling muda, dapat belajar dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok kecil dalam rangka mengumpulkan informasi, bertukar pikiran, dan menyusun rencana-rencana tindakan sesuai dengan taraf kedewasaan mereka. Mereka dapat belajar untuk menyimak dengan penuh perhatian, bertanya secara efektif, dan mengelola konflik melalui mediasi, kompromi, atau menjalin konsensus. Murid-murid yang lebih senior dapat dan seyogyanya mengembangkan kecakapan-kecakapan memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik. Mereka hendaknya belajar bagaimana meneliti isu-isu publik dengan menggunakan perangkat-perangkat elektronik, perpustakaan, telepon, kontak personal, dan media. Menghadiri pertemuan-pertemuan publik mulai dari tingkat organisasi siswa OSIS, komite sekolah, dewan pendidikan, dan dengar pendapat dengan anggota legislatif, sebaiknya juga menjadi bagian pengalaman pendidikan siswa tingkat sekolah menengah atas. Observasi ke pengadilan dan mempelajari tata kerja sistem peninjauan ulang hukum judicial review juga hendaknya merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan civic education mereka.

c. Watak Kewarganegaraan

Watak kewarganegaraan civic disposition mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-organisasi civil society. Pengalaman-pengalaman demikian hendaknya membangkitkan pemahaman bahwasanya demokrasi mensyaratkan adanya pemerintahan mandiri yang bertanggung jawab dari tiap PPKn SMP KK H 25 individu. Karakter privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib. Karakter publik juga tidak kalah penting. Kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main rule of law, berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi berjalan sukses Winataputra dan Budimansyah, 2012. Karakter publik dan privat tersebut adalah: 1 Menjadi anggota masyarakat yang independen; 2. Memenuhi tanggung jawab personal kewargaanegaraan di bidang ekonomi dan politik; 3.Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu; 4.Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana.5. Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.

d. Kompetensi Kewaganegaraan

Kompetensi kewarganegaraan yang meliputi 1 penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; 2 pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; 3 pengembangan karakter atau sikap mental tertentu, dan 4 komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip-prinsip fundamental demokrasi konstitusional.Kompeten merupakan perpaduan antara pengetahuan kewarganegaraan berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara dengan kecakapan kewarganegaraan. Dikatakan kompeten apabila seseorang itu 1 mampu melakukan tugas per tugas; 2 mampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan; 3 tanggap terhadap situasi dan kondisi; 4 mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan pencapaian kompetensi; 5 mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda situasi dan kondisi serta tempat yang baru. Untuk menjadi kompeten perlu melakukan 7 tujuh kunci yaitu 1 mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisa informasi; 2 menyampaikan ide dan informasi; 3 merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan; 4 bekerja sama dalam tim; 5 menggunakan ide dan teknik matematika; 6 memecahkan masalah; 7 menggunakan teknologi.